PERAN KOMUNIKASI ANTARA PETUGAS HAJI DAN JAMAAH HAJI
DI TRAVEL SAUDARAKU UMROH DAN HAJI
Wandi Tosan
NIM: 14310028
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
e-mail: wandimashum@gmail.com
Abstrak
Komunikasi adalah suatu proses yang memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat diadakan,
dipelihara, dan diubah, (dengan kata lain, komunikasi yaitu suatu proses).
peran komunikasi sangat penting di lingkungan masyarakat, begitu pula peran
komunikasi di perusahaan Travel haji dan umroh. jika komunikasi tidak terjalin
maka akan dengan mudah terjadinya misunderstanding antara petugas dan jamaahnya
baik sebelum keberangkatan ataupun setelah keberangkatan. Oleh karena itu
komunikasi antara petugas dan jamaah sangatlah penting guna kelancaran dan
kekhusuan ibadah haji atau umroh di tanah suci Makkah Al-Mukaromah.
Komunikasi sangatlah penting bagi setiap petugas dan jamaah, karena
komunikasi adalah salah satu unsur pokok yang harus diperketat demi kenyamanan
perjalan Haji atau Umroh mulai dari daftar, berangkat, dan pulangnya kembali ke
Indonesia .
Kata kunci : komunikasi,
petugas, jamaah, haji dan umroh, Perusahaan
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari hubungan,
kepentingan, atau bantuan manusia lainnya, dan semua aktivitas itu membutuhkan
komunikasi di dalamnya. Karena komunikasi, seperti halnya kebutuhan akan relasi
dengan manusia lainnya, merupakan kebutuhan dasar yang hampir setiap orang
merasakannya. Tidak ada satu manusiapun yang tidak membutuhkan komunikasi. Ia
merupakan penghubung maksud dari kehendak manusia lain, sehingga tercipta
relasi yang di maksud, baik itu di dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga,
di tempat kerja, di pasar, di kampus, di perpustakaan,di perusahaa, bahkan di
dalam berbangsa dan bernegara.
Semua studi tentang manusia dan kehidupannya, selalu berhubungan
dengan komunikasi. Banyak ahli yang membahas bidang sosial yang selalu
menyentuh bidang komunikasi, baik ia di tempatkan sebagai pusat kajian maupun
hanya sebagai salah satu aspek atau sudut pandang saja. Artinya, hampir semua
kajian sosial selalu melibatkan komunikasi sebagai salah satu komponennya.
Misalnya, komunikasi di bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, komunikasi
dakwah, informasi, lembaga perusahaan, manajemen, hukum, antropologi,
sosiologi, psikologi, dan semua bidang ilmu lainnya.
Dalam konteks perusahaan di travel SAUDARAKU Haji dan Umroh,
komunikasi adalah suatu keniscayaan yang tak terbantahkan, karena perusahaan
yang menjadi petugas untuk selalu menjalin komunikasi dengan jamaah haji atau
umroh dalm mengurusi semua keperluan jamaah mulai dari daftar, perizinan,
pemeriksaan kesehatan sampai keberangkatan dan sampai perpulangan kembali
ketanah Indonesia. Informasi yang disampaikan maupun yang di terima oleh Petugas dan jamaah yang terkait dengan
keberangkan Haji atau umroh tentu membutuhkan komunikasi yang efektif agar
setiap informasi yang ada maupun yang dibutuhkan oleh dua pihak antara petugas
dan jamaah dapat tersampaikan dan dapat diterima dengan baik. Di sinilah letak
urgensi komunikasi sebagai penghubung antara petugas (perusahaan) dengan Jamaah
haji atau umroh untuk membangun relasi ideal yang nantinya menghapus jurang
pemisah (seperti yang masih sering terjadi sampai saat ini) antara petugas
dengan jamaah. Bagaimanapun juga, peran petugas dalam menyampaikan setiap
informasi yang ada dan yang dibutuhkan jamaah sangatlah signifikan.
Bangunan relasi ideal inilah yang penulis harapkan dapat
menjembatani pesan, informasi, dan seputar keberangkatan Haji dan umroh
sehingga kecamanan, dan keamanan antara petugas dan jamaah dapat tercapai
dengan baik, lewat apaun media yang di gunakan intinya adalah komunikasi.
Pembahasan
- Pengertian-pengertian
Sebelum kita membahas peran penting
komunikasi didalam perusahaan Travel SAUDARAKU Haji dan umroh lebih jauh, maka
baiknya dijelaskan dulu apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri.
Secara etimologis komunikasi berasal
dari kata dasar communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata
sifat communis berarti umum atau bersama-sama. Jadi komunikasi dapat diartikan
sebagai proses pertukaran informasi yang melibatkan banyak orang.
Menurut Louis Forsdale (1981), ahli
komunikasi dan pendidikan, dalam Muhammad bahwa “communication is the precess
by which a system is establshed, maintained, and altered by means of shared
signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses
memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu
sistem dapat diadakan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga
dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa
verbal dan non verbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini
menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan
dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa
mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat.
Lebih lengkap lagi adalah definisi
yang diberikan oleh C.H. Cooley di dalam tulisannya yang berjudul The
Significance of Communication (dalam buku Reader In Public Opinion And
Communication di susun oleh Berelson and Janowitz) yang penulis kutip dari Ton
Kertapati adalah:
“Dengan komunikasi adalah dimaksud,
mekanisme melalui mana, hubungan-hubungan manusia terjadi dan berkembang.
Segala lambang pikiran beserta dengan alat-alat penyampaiannya dan cara
menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan
gestura, nada suara, kata-kata, tulisan, lukisan, kereta api, telegrap,
telepon, dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan
ruang dan waktu”.
Sementara menurut beberapa ahli yang
lainnnya, komunikasi dapat didefinisikan lebih beragam, seperti:
a.
Sarah
Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi adalah proses di
mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran /
media.
b.
Hoveland
(1948: 371) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana individu
mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
c.
Menurut
Gode (1969: 5) komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua
atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.
d.
Raymond
S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai proses menyortir, memilih,
dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimaksud oleh sang komunikator.
e.
Everett
M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981: 18) menyatakan komunikasi adalah suatu
proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian
yang mendalam.
f.
Harold
D. Lasswell sebagai mana dikutip oleh Sendjaja (1999: 7) mengatakan cara yang
baik untuk menggambarkan dengan menjawab pertanyaan: ”siapa mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa, dengan efek bagaimana?”
g.
Bernard
Berelson dan Garry A Steiner (1964: 527) mendefinisikan komunikasi sebagai
transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi
itulah yang biasanya disebut komunikasi.
h.
Shanon
dan Weaver (1949) menggambarkan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia
yang paling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak
terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.
Dengan definisi tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi mempunyai berbagai tujuan antara lain
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.
- Fungsi komunikasi
Kantor, lembaga maupun organisasi
pada dasarnya adalah sebagai kumpulan orang-orang yang membutuhkan saling
berhubungan, berinteraksi dan bekerja sama melaksanakan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Seperti perusahaan lainnya, perusahaan
Biro Umroh dan Haji juga mempekerjakan orang-orang yang berbeda watak,
kebiasaan dan budayanya yang dalam satu kondisi tertentu mau tidak mau harus
saling berinteraksi, berkomunikasi agar terjalin suatu keharmonisan hubungan
baik secara internal maupun eksternal.
Jadi, komunikasi sudah menjadi
sebagian besar kegiatan kita sehari-hari, mulai komunikasi antar teman/pribadi,
kelompok, organisasi atau massa. Secara ideal, komunikasi bertujuan untuk
menghasilkan kesepakatan bersama terhadap idea atau pesan yang disampaikan.
Mengutip pendapat Gorden (1978)
bahwa komunikasi mempunyai fungsi untuk :
· Membangun Konsep Diri (Establising
Self Concept)
· Eksistensi Diri (Self Existence)
· Kelangsungan Hidup (Live
Continuity)
· Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining
Happiness)
· Terhindar dari Tekanan dan
ketegangan (Free From Pressure and Stress)
- Komponen – Komponen Dasar Komunikasi di
Perusahaan
Dalam buku ARNI Muhammad “Komunikasi Organisasi” ia
mengutarakan beberapa unsur (komponen) dasar dalam komunikasi. Menurutnya,
karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik, maka komponen
balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar
komunikasi ada lima yaitu: pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan, dan
balikan.
Masing-masing komponen tersebut akan
dijelaskan kembali dan penulis menganalisa unsur tersebut untuk digunakan dalam
komunikasi di perusahaan travel saudaraku haji dan umroh .
a.
Pengirim
pesan/komunikator (Petugas)
Pengirim pesan adalah individu atau
seseorang yang mengirim pesan. Dalam konteks perusahaan yang menjadi pengirim
pesan/komunikator adalah petugas atau pegawai.
Dalam perusahaan, informasi yang ada
dan yang dibutuhkan Jamaah wajib dilayankan secara maksimal demi terpenuhinya
kebutuhan Jamaah. Pada proeses ini, peran petugas sebagai koumunikor sangat
penting agar setiap informasi dapat diterima oleh Jamaah secara efektif,
efisien, dan tepat guna. Karena sesungguhnya yang lebih banyak berperan dalam
intraksi langsung maupun tidak langsung di perusahaan adalah petugas atau
pegawai itu sendiri.
Inilah yang kemudian membentuk
relasi (baik disadari atau tidak disadari) antara petugas dan Jamaah yang
apabila tidak terjalin dengan ideal (sesuai aturan, harapan, dan kebutuhan)
maka akan terjadi miss understanding (kesalahpahaman) antara petugas dan jamaah.
Apabila hal ini terjadi, maka secara otomatis pesan atau informasi yang ingin
disampaikan atau yang ingin didapatkan melalui komunikasi ini tidak dapat
diterima.
b.
Pesan (Informasi)
Pesan adalah informasi yang akan
dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal.
Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo,
dan sebagainya. sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap
muka, percakapan melalui telepon, radio, email, chatt, dan sebagainya. pesan
yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada
suara.
Semua bentuk pesan di atas baik yang
verbal maupun nonverbal dapat menjadi informasi yang sangat dibutuhkan oleh
setiap orang. Informasi yang dibutuhkan jamaah haji maupun umroh diharapkan
mampu diserap melalui pengirim informasi (petugas). petugas harus mampu mengirim
pesan tersebut melalui cara-cara yang dapat dimengerti jamaah sehingga tidak
terjadi penghapusan informasi secara sepihak.
Efektifitas penyampaian pesan
menyangkut bagaimana suatu pesan disajikan. Secara ringkas ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam penyajian pesan, yaitu cara penyajian pesan dan
struktur penyampaian pesan.
Cara penyajian pesan di perusahaan
Travel Haji dan Umroh lebih mengacu pada pemanfaatan lambang komunikasi, baik
verbal maupun non verbal pada saat kita berkomunikasi. Cara penyajian pesan
yang dilakukan oleh petugas yaitu dengan melakukan pemberian informasi yang
dibutuhkan oleh jamaah. Misalnya ada jamaah bertanya,”Apa ada promo untuk bulan
depan untuk umroh pak/Bu?”. Seorang petugas harus menjawab dengan kata-kata
halus dan ekspresi yang ramah. Cara penyajian pesan lebih lanjut menyangkut
bagaimana seorang petugas dapat memanfaatkan lambang-lambang komunikasi verbal
dan non verbal yang digunakan oleh petugas, serta membubuhkan kadar emosi ke
dalamnya. Di sini seorang petugas harus mampu menentukan keberhasilan
komunikasi dengan cara melakukan kecerdasan emosional.
Pada struktur penyampaian pesan,
seorang petugas harus mampu menyusun struktur penyajian pesan yang akan
disampaikan. Seorang petugas harus mampu menyampaikan tataran-tataran informasi
yang disampaikan sesuai dengan urutan-urutannya, jangan sampai acak dan lari
dari topik. Hal ini bisa mengaburkan dan bahkan menghilangkan isi dari pesan
yang disampaikan.
c.
Saluran/media
Saluran adalah jalan yang dilalui
pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi
adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat dilihat dan didengar. Dalam bahasa
lainnnya adalah alat yang digunakan oleh pengirim pesan untuk menyampaikan
pesan tersebut kepada si penerima. Dalam dunia perusahaan, petugas bisa
menyampaikan pesan informasi tersebut berupa buku-buku, internet, majalah,
radio, film, CD, VCD, dan lain-lain. Akan tetapi saluran pokoknya adalah
gelombang suara dan cahaya.
d.
Penerima
pesan (komunikan) – (Jamaah haji atau umroh)
Penerima pesan adalah yang
menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. Dalam konteks
perusahaa, petugas sebagai komunikator atau pengirim pesan perlu memperhatikan
siapa audience atau penerima pesan yang dihadapi. Hal ini perlu, karena
penerima pesan ini berbeda dalam banyak hal misalnya, pengalamannya,
kebudayaanya, pengetahuannya, usianya, dan keadaan fisiknya. Petugas tentu
tidak akan sama memperlakukan jamaah anak kecil dan dewasa, atau kepada jamaah
yang secara fisik tidak memiliki cacat dengan jamaah yang memiliki cacat
seperti difabel. Jadi, dalam komunikasi di perusahaan travel ini, petugas perlu
dan bahkan wajib memperhatikan siapa yang diajak komunikasi. hal ini akan
terkait dengan simbol-simbol yang digunakan ataupun ekspresi-ekspresi yang
dipakai dalam komunikasi tersebut. Idealnya, petugas itu harus mampu
menyesuaikan simbol-simbol yang digunakan sesuai latarbelakang jamaah haji atau
umroh.
e.
Balikan/efek
Balikan adalah respons terhadap
pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan
diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui
apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim
diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi efektif.
Seringkali dalam konteks komunikasi
di perusahaan travel ini, respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan.
Misalnya, setelah melakukan pendidikan pemakai, jamaah ternyata masih banyak
yang salah dalam cara memanfaatkan pakaian ihram, atau petugas bingung bagaimana
cara memberikan contoh memakai kain ihram tersebut kepada jamaah. Hal ini bisa
jadi disebabkan oleh adanya faktor-faktor dalam diri si penerima, bisa pula
faktor si pengirim (komunikator), dan bisa pula faktor alat seperti system
otomasi yang error, lambat, dan salah tempat.
Di sinilah letak pentingnya
membangun relasi yang ideal untuk segera mengurangi (kalau bisa menghapus)
segala bentuk kesalahan atau kesalahpahaman petugas dan jamaah haji lewat
komunikasi yang baik dan efektif.
Di atas telah dijelaskan unsur-unsur
komunikasi dengan harapan unsur-unsur tersebut dapat menjadi pijakan dalam
membangun komunikasi efektif di perusahaan demi terwujudnya relasi ideal di
antara keduanya.
Tahapan-tahapan proses komunikasi,
seperti fact finding, planning, communicating, dan evaluation adalah tahap yang
perlu dilaksanakan agar komunikasi dapat efektif.
- Peranan komunikasi dalam perusahaan
Komunikasi sangat berperan aktif
dalam kehidupan sehari-hari,begitu pula di perusahaan travel haji dan umroh,
komunikasi sangat dibutuhkan. Lewat komunikasi manusia dapat menyampaikan
keinginan cita-cita, perencanaan pada orang lain. Makin jelas dan efektif
berlangsungnya komunikasi makin banyak pula informasi yang dibutuhkan. Oleh
karena itu keberadaan giro haji dan umroh atau travel sebagai unit pengelola
informasi sangat penting untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif di
masyarakat demi mencapai rukun islam yang terakhir.
Komunikasi memainkan peranan yang
sangat penting sebagai sarana hubungan antar- individu dan kelompok masyarakat
untuk mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarmanusia yang lebih
baik.
Kemajuan pada bidang informasi dan
komunikasi tidak hanya disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan teknologi baru,
namun juga disebabkan oleh semakin tumbuhnya kesadaran orang atau individu dan
bangsa akan adanya kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan
kebudayaan, termasuk kebutuhan akan adanya informasi.
Jadi dapat dikatakan bahwa informasi
merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi proses komunikasi tidak akan
bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka kehadiran perusahaan travel
haji dan umroh sebagai pengelola informasi seputar haji atau umroh menjadi
pendukung dan pelancar proses komunikasi. Demikian pula sebaliknya bahwa perusahaan
tersebut sebagai organisasi membutuhkan bentuk komunikasi yang efektif dan
efisien untuk berjalannya organisasi perusahaan tersebut dengan baik.
- Ruang lingkup Komunikasi Peusahaan travel
haji dan umroh
Komunikasi perusahaan ini meliputi
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Perusahaan sebagai suatu
organisasi tentu mempunyai kerangka atau struktur yang menunjukkan adanya
pembagian kerja dan hubungan kerja diantara orang-orang atau kelompok pemegang
posisi untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
a.
Jadi
yang dimaksud komunikasi Internal
adalah Komunikasi atau pertukaran gagasan diantara orang-orang dalam
satu kelompok maupun antara orang-orang dari kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain dalam satu organisasi perusahaan.
Komunikasi internal dibedakan 3 macam yaitu :
-
Komunikasi
vertikal,
adalah komunikasi dari atas ke
bawah, dan dari bawah ke atas secara timbal balik dan biasanya bersifat formal.
-
Komunikasi
horizontal,
adalah komunikasi secara mendatar
antara sesama staf, sesama karyawan, sesama petugas dan sebagainya dan
seringkali berlangsung tidak formal.
-
Komunikasi
diagonal atau komunikasi silang
Yaitu komunikasi antara pimpinan
satu bagian dengan pegawai bagian lain.
Komunikasi internal meliputi dua
jenis komunikasi yaitu : komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok.
1)
Komunikasi
antar personal
adalah komunikasi antara dua orang
dan dapat berlangsung dengan tatap muka atau melalui media (menggunakan alat)
contoh : komunikasi antara 2 orang petugas.
2)
Komunikasi
kelompok
adalah komunikasi antara seseorang
dengan sekelompok orang dalam satu atau beberapa orang dari kelompok memberikan
tanggapan secara verbal. Jadi dalam komunikasi kelompok seseorang yang
bertindak sebagai komunikator dapat bertindak sebagai komunikator dapat
melakukan komunikasi antar personal dengan orang per orang yang memberikan
tanggapan.
Contoh : kumunikasi antara
koordinator petugas dengan para petugas.
b.
Komunikasi
Eksternal
Komunikasi eksternal adalah
komunikasi antara personal perusahaan dengan perseorangan atau kelompok
masyarakat di luar perusahaan. Komunikasi ini terdiri dua jalur secara timbal
balik yaitu komunikasi dari perusahaan kepada masyarakat (Jamaah) dan dari
masyarakat kepada perusahaan.
Komunikasi dari perusahahaan kepada
masyarakat bisa terbentuk
· Komunikasi antar personal
Contoh :
- Komunikasi dengan Jamaah haji atau
pengunjung
- Komunikasi ketika memberi
konsultasi kehajian atau seputar haji dan umroh
- Komunikasi sebagai pemandu pameran
· Komunikasi kelompok
Contoh :
- Membimbing, melatih para jamaah dalam
manasik haji
- Penyajian dalam seminar, pameran
Komunikasi massa
Contoh :
- Surat Kabar
- Radio
- Televisi
- pamphlet
· Komunikasi dengan media
Contoh :
- Surat,
- Telepon
- Pamflet, brosur, spanduk, poster
dll
Komunikasi dari masyarakat kepada
perusahaan merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Umpan balik bisa berupa saran atau bahkan opini
public masalah haji atau umroh yang bisa berdampak positif atau negative.
- Proses Komunikasi di Perusahaan travel
haji dan umroh
Dapat dipastikan bahwa di dalam
aktivitas perpustakaan mutlak harus ada proses atau kegiatan komunikasi.
Kegiatan komunikasi yang berlangsung di perusahaan ini dapat dilihat dari
adanya kontak dan hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara
petugas dan jamaah haji , adanya pesan yang disampaikan dan diterima, dan
adanya efek yang terjadi akibat diterimanya pesan melalui komunikasi tersebut.
Aktivitas pelayanan informasi antara petugas dan jamaah adalah salah satu
bentuk kegiatan komunikasi di perusahaan tersebut.
TEORI LASSWELL
Untuk menjelaskan mengenai proses komunikasi di perusahaan, dapat
diterapkan model yang diberikan oleh Harold D. Lasswell. Model komunikasi ini
merupakan model yang sudah tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan
tertentu. Ia adalah seorang ahli ilmu politik dari Yale university.
Ia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanya dan dijawab dalam
melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in
which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what
effect atau apa efeknya
Dalam proses komunikasi di perusahaan yang bertindak sebagai
pembicara adalah petugas, yaitu yang bertindak menyampaikan pesan-pesan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pesan yang disampaikan oleh petugas
tersebut berupa informasi mengenai berbagai ilmu pengetahuan dan informasi
lainnya.
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut adalah
segala koleksi perusahaan yang membuat jamaah tertarik, baik dalam bentuk
tercetak seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan sebagainya, maupun
dalam bentuk media elektronik seperti komputer, film, slide, mikrofis, rekaman
suara, dan koleksi audio visual lainnya. Audien yang menjadi sasaran informasi
adalah masyarakat yang berniat dan mampu untuk pergi ketanah suci mekkah.
Adapun efek yang ingin dicapai oleh komunikator dengan pemberian informasi
tersebut adalah agar pengetahuan, sikap, maupun prilaku audien (komunikan) yang
dalam hal ini adalah jamaah dapat berubah.
- Etika dalam layanan perusahaan haji dan
umroh
Dalam etika layanan perusahaan,
komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Hampir semua aktivitas
pelayanan dan kerja di lingkungan perusahaan yang terjadi dalam keseharian
tidak terlepas dari interaksi / komunikasi dalam berbagai cara; baik secara
verbal, tulisan, gestural, ataupun bentuk komunikasi lainnya. Namun, ada banyak
pengertian atau pemahaman tentang komunikasi itu sendiri, sehingga perlu adanya
kesatuan persepsi.
Pelayanan perusahaan saat ini, tidak
terbatas layanan informasi yang secara fisik ada di kantor perusahaa. Perubahan
/ perkembangan teknologi yang begitu cepat, membuat layanan perpusahaan travel
haji dan umroh juga berkembang. Hal ini juga mempengaruhi interaksi /
komunikasi antara puetugas dan pengunjung atau jamaah. Kita perlu mengenal
sasaran / jamaah haji dan umroh; baik yang berkunjung ke perusahaan secara
langsung maupun jamaah haji atau umroh yang mengakses informasi melalui
internet / fasilitas elektronik.
Media komunikasi yang tersedia harus
dikuasai; sehingga petugas haji dan umroh dapat mempromosikan informasi yang
tersedia. Petugas perlu mengadakan pengkajian tujuan pesan komunikasi; agar
dapat memberdayakan informasi secara lebih optimal. Setelah itu perlu menyadari
peran komunikator dalam komunikasi, sebagai daya tarik sumber dan kredibilitas
sumber. Interaksi petugas pada jamaahnya
paling kelihatan adalah dalam pelayanan costumer service. Tugas ini sangat
berat dan penuh tantangan serta kesabaran khusus. Berbagai jenis sifat manusia,
budaya, dan latar belakang sosial bersatu, ingin mendapatkan layanan yang
terbaik dari petugas. Sekalipun
fasilitas yang tersedia di perusahaan belumlah ideal, petugas tidak boleh
semakin merendahkan citra perusahaan yang tidak begitu bagus. Justru dengan
interaksi yang menyentuh hati, kita dapat menciptakan citra yang berbeda.
Memang harus kerja ekstra keras, tapi itu yang harus kita lakukan bila kita
ingin dihargai.
- Pentingnya Komunikasi bagi petugas haji
dan umroh
Komunikasi sangatlah penting bagi
karir seorang petugas di perusahaan, karena komunikasi itu salah satu unsur
apakah petugas itu bekerja profesional atau tidak.
Dalam tugasnya, petugas harus
memiliki:
1. Empati : Kemauan untuk mengerti orang
lain
2. Percaya Diri
3. Ketulusan untuk berhubungan dengan orang
lain
4. Keramahan, rasa simpati, dan sikap
hormat.
White and Blackley memberikan kiat
yang dapat kita pakai dalam pelayanan di perusahaan. P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y
P
- Pleasetness, good manner, smile
are natural assets
Sikap yang gembir, sopan santun, dan
senyum senantiasa harus menjadi penampilan petugas setiap saat dalam melayani jamaah.
Hal ini adalah aset yang tidak ada habisnya bagi industri jasa.
E
- Eagerness to help other, with a
liking for people ang willingness to serve them
Bersemangat / berkeinginan yang kuat
untuk membantu dan menyukai orang lain, bergaul dan rela / bersedia melayani
orang lain. Memuaskan orang merupakan kebahagiaan kita.
R
- Respect for other people,
courtesy costs nothing
Menghormati dan menghargai orang
lain, memberikan respon yang sama terhadap setiap orang yang datang.
S
- Sense of responsibility is
realization that what one does says is important
Rasa tanggungjawab yang besar
merupakan realisasi apa yang kita katakan kepada pengguna adalah penting.
O
- Orderly mind is essential for
methodical and accurate work
Petugas layanan harus mempunyai cara
berpikir yang teratur dan terorganisasi untuk melakukan pekerjaan dengan metode
yang baik dan tingkat ketepatan tinggi.
N
- Neatness indicates pride in
self and job
Kerapian merupakan bukti bahwa kita
bangga dengan diri kita sendiri dan pekerjaan kita. Penampilan akan tampak
bercahaya.
A
- Accuracy in everything done is
paramount important
Ketepatan / ketelitian dalam tiap
hal yang dikerjakan merupakan nilai yang sangat penting. Sikap tersebut akan
memberikan kepuasan dan peningkatan penghargaan.
L
- Loyalty to both management and
colleaques make good teamwork
Bersikap setia pada manajemen dan
rekan kerja merupakan kunci keberhasilan dari kerjasama tim.
I
- Intellegence use of common
sense at all times
Menggunakan akal sehat dan
intelektual dalam memahami orang lain akan mengasah perasaan dan intuisi kita
terhadap apa yang tersirat dalam benak pihak lain saat berinteraksi.
T
- Tact saying and doing the right
thing at the right time
Bicara dengan bijaksana dan
melakukan yang benar pada waktu yang tepat merupakan ciri kepribadian yang kuat.
Y
- Yearning to be a good service
clerk and love of work is essential
Bersedia memberi yang terbaik dan
berkeinginan yang kuat untuk menjadi pelayan yang baik, serta mencintai
pekerjaan.
Dengan kiat-kiat yang telah di
sebutkan di atas, diharapkan petugas mampu
menerapkannya dalam sisten pelayanan di perusahaan.
Kesimpulan
Dari pembahasan – pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa
komunikasi itu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam
masyarakat, organisasi bahkan di dalam perpustakaan, perusahaan, komunikasi sangatlah penting agar tidak
terjadi kesalahpahaman yang nantinya dapat menimbulkan masyarakat tersebut
terpecah belah.
Untuk mengembangkan
layanan perusahaan dituntut
adanya sikap profesional dari petugas perusahaan. Tanpa sikap profesional
bagaimanapun modern, lengkap dan canggihnya perusahaan tersebut akan kurang
berarti. Sehingga perlu dikembangkan dengan baik upaya-upaya peningkatan
profesionalitas petugas dalam rangka peningkatan layanan pereusahaan.
Seorang petugas diharapkan
dapat Menguasai susumber informasi,
Berinteraksi dengan baik – bahasa sederhana, jelas, dapat / mudah
dipahami, Memahami pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara profesional, Bersikap hormat, sopan, penuh
perhatian, sabar, Perhatikan bahasa tubuh, tanda-tanda komunikasi non-verbal,
tatap matanya, Hindari istilah-istilah yang tidak dimengerti, Senyum, sambutan
yang ramah dan hangat, Ciptakan kesan positif
yang menyentuh hati. Semua itu
perlu petugas lakukan agar tercipta hubungan yang harmonis antara petugas dan
jamaah.
Relasi ideal antara petugas dan jamaah dalam kaitannya dengan
keberlangsungan fungsi dan tujuan perusahaan memang masih belum terbangun
secara penuh. Masih kerap terjadi gap
atau jurang pemisah antara petugas dan jamaah
yang menyebabkan aktivitas perusahaan menjadi kurang maksimal. Komunikasi yang baik, sikap saling
pengertian, dan sikap saling kenal mengenal antara petugas dan jamaah bisa
menjadi modal dasar dalam membangun relasi ideal yang diharapkan. Sehingga kedepannya,
informasi baik itu dalam tercetak maupun elektronik dapat diterima dengan baik
oleh jamaah, dan begitu pula perusahaan dapat mewujudkan fungsinya sebagai
penggerak dalam merubah masyarakat Indonesia. Karena komunikasi
adalah suatu proses terus menerus yang bisa berubah-ubah dan bisa mengubah
(keadaan tentunya).
Daftar Pustaka
Arni, Muhammad.
2007. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara.
Hinani, asma. “Komunikasi
efektif dan perannya di perusahaan”
dalam
http://ephemera-asma-nani.blogspot.com/2009/06/komunikasi-efektif-dan-peranannya-di.html.
diunduh pada hari rabu 26 Juni 2013 jam 18:35.
Kertatapati,
Ton. 1986. .Dasar-dasar Publistik dalam Perkembangannya di Indonesia menjadi
Ilmu Komunikasi, Jakarta: Bina Aksara.
Murniaty.(2006),
“Proses Komunikasi di Perusahaan” ,dalam Http://komunikasi di perusahaan/2006/proses-komunikasi-di-perusahaan.html. diunduh pada hari rabu 26 Juni2013 jam 20:10.
Pawit M.
Yusup.2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan jamaah, Jakarta: Bumi
Aksara.
Rohana,
SIP. “KOMUNIKASI DI PERUSAHAAN: UPAYA
MEMBANGUN RELASI IDEAL ANTARA PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA”, dalam
http://hanalibrary.blogspot.com/2012/11/komunikasi-di-perusahaan-upaya.html. di unduh
pada hari rabu 26 Juni 2013 jam 18:23
Sulistyo-Basuki.
1993. Pengantar Ilmu Perusahaan, Jakarta: Gramedia Utama.
Tim TI Badan arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa
Tengah, “KOMUNIKASI DALAM LAYANAN PERUSAHAAN”,