Saturday, 8 February 2014

PENJELASAN AYAT AL-QUR'AN TENTANG RIYA ( INGIN DILIHAT ORANG )

RIYA
 ( INGIN DILIHAT OARANG )

(QS. 08/Al-Anfal: 47)
47. dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

wur
   #qçRqä3s?  tûïÏ%©!$%x. (#qã_tyz
 `ÏB NÏd̍»tƒÏŠ #\sÜt/
 uä!$sÍur Ĩ$¨Y9$# šcrÝÁtƒur `tã
 È@Î6y «!$# 4 ª!$#ur
 $yJÎ/ tbqè=yJ÷ètƒ ÔÝÏtèC

Dan janganlah:  

 Kalian menjadi:

seperti orang orang yang:

mereka keluar:

dari kampung mereka:

dengan rasa angkuh:

dan riya:

terhadap manusia:

serta menghalangi:

dari:

jalan Allah:

dan (ilmu) Allah:

dengan apa yang:

mereka kerjakan:

meliputi:


Setelah ayat-ayat lalu menuntun kaum muslimin bagaimana sikap yang seharusnya mereka ambil dalam peperangan, kini disebutkan sifat-sifat buruk yang mereka harus hindari, sekaligus mengisyaratkan sikap kaum musyrikin. Yaitu Dan janganlah kamu, wahai kaum mukminin, menjadi seperti orang-orang musyrik bahkan siapapun yang masing-masing keluar dari kampong halaman mereka yakni dari mekah bahkan dari manapun, dengan rasa angkuh lagi tidak mensyukuri ni’mat, dan dengan maksud riya berbangga-bangga terhadap manusia dengan berkata bahwa kita berperang agar orang tahu bahwa kita berani sehingga orang takut menghadapi kita serta menghalangi diri mereka sendiridemikian juga orang lain dari jalan Allah, mereka melakukan itu semua padahal Allah, dengan ilmu dan kekuasaan-Nya, meliputi apa yang mereka kerjakan dan atas dasar pengetahuan dan kekuasaan-Nya meliputi itu Dia memberi balasan yang adil.
Ayat ini menggambarkan sikap pasukan kaum musyrikin menjelang terjadinya perang,. Mereka sebenarnya keluar dari mekah dengan tujuan menyelamatkan kafilah mereka. Tetapi, dalam perjalanan dan ketika mereka sampai ke dekat badar, mereka mendafat informasi dari kurir Abu Sufyan bahwa kafilah telah berhasil menghindar dari incaran kaum muslimin. Ketika itu, sebagian anggota pasukan musyrik mengusulkan agar mereka kembali saja ke Mekkah karena tujuan telah tercapai tanpa perang,. Tetapi abu Jahal enggan, dengan angkuhnya, berkata: “ kita tidak akan kembali hingga kita sampai di Badar, minum khamr/ minuman keras, menyenbelih unta, serta ditabuhkan gendang oleh penyanyi-penyanyi wanita. Biar suku-suku sekitar mengetahui kehebatan kita”.
Apa yang di harapkan Abu Jahal itu terjadi dalam bentuk yang bertolak belakang. Mereka minum pahitnya kekalahan, mereka tidak di sambut dengan nyanyi tetapi dengan tangis, mereka tidak menyembelih unta tetapi justru leher tokoh-tokoh mereka yang di tebas oleh pasukan muslim. Demikian, buanh keangkuhan.
Ayat ini melarang kaum muslimin mengikuti jalan yang di tempuhorang-orang kafir itu. Maksudnya, janganlah kamu meninggalkan tempat menuju medan juang dalam keadaan angkuh serta berbangga-bangga dengan materi dan hiasa duniawi yang kamu miliki serta bertujuan membendung dan menghalangi dari jalan Allah melalui ucapan dan perilaku kamu yang bertolak belakang dengan ketakwaan karena itu semua memadamkan cahaya iman dalam kalbu kamu dan memperlemah kamu sehingga mengakibatkan kamu mengalami kekalahan dan kebinasaan; dan ketahuilah bahwa pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu.
Al-Biqa’i yang mengutip ibnu al-Qqyyim al-Jauziyah Menjadikan ayat 45 dan 46 sebagai nasihat untuk para pejuang dan tidak menyinggung ayat 47 sebagai bagian nasihat. Karena itu, mereka menilai bahwa ada lima sifat yang di sebut kedua ayat itu bila menyatu pada suatu pasukan pasti dengan bantuan Allah mereka akan meraih kemenangan dan puncaknya adalah kesabaran.
Thabathaba’i menggabung ayat 47 sebagai bagian dari nasihat karena itu ulama tersebut berpendapat bahwa ada enam kewajiban yang di bebankan Allah  atas orang-oarang beriman guna meraih kemenangan dalam peperangan yaitu: 1) Mantap, tidak beranjak dari tempat dan tidak ragu, 2) banyak berzikir, 3) Taat kepada Allah dan Rasul, 4) Bersatu tidak berbeda pendapat, 5) Tidak angkuh dan mencari muka, 6) Tidak membendung jalan Allah. Pendapt serupa di kemukakan oleh ulama Mesir bernama Muhammad al-Ghozali dalam buku Tafsir Maudhu’i-Nya.
Thahir Ibnu ‘Asyur menilai bahwa ayat 45 mengandung perintah yang bersifat khusus untuk masing-masing pribadi anggota pasukan yang bertujuan menyiapakan diri dan mental mereka, sedang perintah ayat 46 merupan perintah yangt bertujuan mengukuhkan barisan, yakni hubungan mereka satu sama lain. Karena, ayat ini memerintahkan mereka taat kepada Allah dan Rasul berkaitan dengan hukum-hukum yang di tetapkan-Nya, seperti pembagian ghanimah atau strategi perang, misalnya petunjuk kepada pasukan untuk bereda di posisi tertentu. Perintah taat ini tetap berlanjut walau rasul telah wafat dan kedudukan beliau sebagai komandan pasukan di limpahkan kepada komandan pasukan islam kapan dan di manapun.
Larangan berselisih mengandung makna upaya menghindar dari perselisihan, yakni perintah menjalin hubungan kasih sayang, melakukan diskusi dan musyawarah, serta tidak bersikap sewenang-wenag. Ini dapat di capai dengan melaksanakan perintah-Nya antara lain: “ Maka, rahmat dari Allah-lah engkau berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. ( QS. Ali Imran :159 ).

















(QS.4/An-Nisa:38)
tûïÏ%©!$#ur šcqà)ÏÿYムöNßgs9ºuqøBr& uä!$sÍ Ĩ$¨Y9$# Ÿwur šcqãYÏB÷sム«!$$Î/ Ÿwur ÏQöquø9$$Î/ ̍ÅzFy$# 3 `tBur Ç`ä3tƒ ß`»sÜø¤±9$# ¼çms9 $YYƒÌs% uä!$|¡sù $YYƒÌs% ÇÌÑÈ  
38. dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
[297] Riya ialah melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji orang.

Dan orang-orang yang :

Mereka menafkahkan :

Harta-harta mereka :

Riya kepada manusia :

Dan tidak :

mereka beriman :

Kepada Allah :

Dan tidak :

Kepada hari :

Kiamat :

Dan barang siapa :

Menjadikan :

Syetan :

Baginya :

Teman :

Maka seburuk-buruk :

Teman :
tûïÏ%©!$#ur šcqà)ÏÿYムöNßgs9ºuqøBr& uä!$sÍ Ĩ$¨Y9$# Ÿwur šcqãYÏB÷sム«!$$Î/
 Ÿwur
 ÏQöquø9$$Î/ ÅzFy$# 3
 Ì`tBur
 Ç`ä3tƒ ß`»sÜø¤±9$# ¼çms9
 $YYƒÌs%
uä!$|¡sù
$YYƒÌs%

Kelompok lain yang juaga tidak di senangi Allah, atu keburukan laindari orang-oarng yang membanggakan diri dan angkuh, di samping kikir, juga sekali-kali bila mereka bernafkah, mereka menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, yakni ingin dipuji dan di ketahui bahwa dia adalah dermawan, bukan karena ingin mendapat ganjaran Ilahi atau didorong oleh rasa perihmelihat penderitaan orang lain. Dan dengan demikian, pada hakikatnya mereka adalah orang - orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Mereka dengan perbuatanya telah mengangkat setan sebagai teman, dan barangsiapa yang mengambil setan sebagai temanya, padahal setan adalah teman yang nyata, maka setan adalah seburuk -  buruk teman.”
                Mereka yang menafkahkan harta karena pamrih biasanya tidak menafkahkanya  pada tempat yang yang sebenarnya. Dia boleh jadi memberi yang orang kaya yang tidak membutuhkan dan mengabaikan orang miskin yang membutuhkan bantuanya. Ini karena dia tidak mengharapkan sesuatu dari si miskin, tapi mengharap dari si kaya. Ini juga karena mereka tidak percaya bahwa pemberian kepada si miskin akan bermanfaat baginya di hari kemudian. Itu sebabnya Allah berfirman: “ tahukah engkou orang yang mendustakan hari kemudian. “dijawab bahwa: “dia adalah yang mehardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi pangan kepada orang – orang miskin” ( baca QS. Al-Ma’un [107]: 1-3 ). Ini karena yang menghardik anak yatimdan tidak memberi pangan orang-orang yang butuh bagaikan tidak percaya adanya hari kemudian, diamana setiap orang memeroleh balas dan ganjaran,
                 Kata ( شيطا ن ) ayaithan, bisa saja terambil dari akar kata ( شطن ) syathan yang berati jauh karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Bisa jadi juga terambil dari kata ( شا ط ) syatha, dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.dari segi makna, pakar bahasa, al-juhari (w. 1005 ). Menjelaskan bahwa semua yang membangkang baik jin, manusia, ataupun binatang, dinamai syaithan.
                Dalam karya penulis, yang tersembunyi, penulis kemukakan bahwa dari sekian ayat AL-Qur’an dan hadits, penulis memperoleh kesan bahwa kata setan tidak terbatas pada manusia dan jin tetapi juga dapat berarti pelaku buruk atau tidak menyenangkan, atau sesuatu yang butuk dan tercela. Al-Qur’an menamai alr setah, sebagaimana firman-Nya ketika menjelaskan suatu pohon di neraka, yakni ( طلعها كاْ نّه رؤوس ا لشّىا طىن ( thal’uha ka’annahu ru usu asy-syayathin/mayangnya seperti kepala setan-setan ( QS. Ash-shaffat [37]: 65 ).
                Mutawalli asy-sya-rawi, dalam bukunya yagn berjudul asy-syaithan wa al-insan,mengemukakan lebih kurang sebagai berikut : “ kita harus tahu bahwa ada setan-seta dari jenis jin dan dari jenis manusia, kedua jenis ini dihimpun oleh  sifat dan juga tugas yang sama yaitu menyebar luasakan kedurhakaan dan keruakaan di bumi. Setan-setan jin adalah mereka yang durhaka dari jenis jin yang membendung kepada kebenaran dan menajak kepada kekufuran. Setan-setan jenis manusia melaksanakan tugas yang sama. “apa yang dikemukakan ini berdasarkan firman Allah, “ demikian lah kami jadikan dari setiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikan perkataan-perkataan yang indah-indah kepada sebagian yanglain untuk menipu (manusia)” (QS. Al-An’am [6] :12).
                Kata ( قر ين )  qarin adalah sesuatu yang sellalu menyertai seseorang, ia bisa berupa manusia, setan, jin, atau bahkan malaikat, Qorin yang berupa setan akan menjerumuskan manusia, bahkan semu qarin akan mempengaruhi manusia, baik atau buruk, karena itu nabi berpesan pandai-pandai memilih teman. Baliau mengilustrasiakan teman yang buruk bagai tukang las, kalau bukan percikan api yang mengenai temannya maka paling tidak bau yang tidak sedap, sedangkan teman yang baik bagaikan tukang minyak wangi, kalau tidak memperoleh minyak yang harum maka palingtidak aromanya yang wangi.
                Setan oleh ayat di atas disebutkan sebagai seburuk-buruknya teman karena setan tidak puas kecuali dengan menjerumuskan manusia, dan tidak ada satu sisipun yang membuat darinya yang membawa akibat baik buat manusia, dia selalu membawa manusia kedalam keburukan dan menjaukanya dari kebajikan’
                Redaksi firman-Nya: menyangkut mereka, Allah maha mengetahui, yakni mendahulukan kata merek atas maha mengetahui, bertujuan untuk menenakan bahwa keadaan mereka diketahui Allah dalam segala perinciannya. Sedangkan, bila mendahulukan kata maha mengetahui, penekanan itu tertunjuk kepada pengetahuan Allah swt.


Pendapat-pendapat:
1.       M. Krisna G P
Riya adalah orang yang ingin di lihat orang lain manusia yang tidak dapat merendah kan dirinya Yang ingin selalu di pandang orang lain sedangkan diriya ingin menjadi orang yang lebih dari diri orang lain contoh nya jika diri orang itu mempuyai harta yang berlimpah dan mempuyai niat ingin dilihat oleh orang lain siapa saya dan siapa diri saya orang yang riya itu biasanya melihat kan hartanya masing – masing seperti emas cincin kalung gelang biasanya hal ini terjadi pada seorang wanita atau ibu – ibu yang dari bidang ekonominya lebih dan ingin dipuji oleh orang lain .
Biasanya riya itu selalu berada diri kita mungkin dengan cara yang tidak sadar maupun sedang sadar misalnya di diri kita masing – masing pasti ada rasa ingin di lihat atau di puji oleh orang lain namun hal ini bisa kita cegah oleh kita walaupun sedikit- sedikit kita hilangkan dari diri kita tapi disaat kita dengan keadaan sikon yang tepat untuk kepada seseorang mmisalnya ada suatu orang kapir yang ingin merendahkan umat islam disaat itu lah umat islam harus menunjukan atau melihat kepada orang kapir itu bahwa umat islam itu tidak rendah dan menunjukan sesuatu kepada orang kapir itu tidak selalu di bawah pendirian orang kapir .
Di saat itulah kita diperlukan untuk riya kepada umat kapir itu tetapi sesama umat islam itu tidak boleh saling riya koita harus selalu rendah hati kepada umat islam jika suatu umat islam yang riya kepada suatu umat islam maka sesungguh nya allah itu maha melihat lagi maha pendengar barang siapa yang riya ssesungguhnya ajab dan siksa allah itu sangat pedih
Manusia yang hidupnya di dunia hanya ingin riya atau dilihat oleh orang lain baik itu dalam suatu pekerjaaan maupun dalam gelimbang harta baik dalam suatu fisik yang mereka miliki biasanya mereka adalah orang – orang yang hidup ya kurang bersyukur kepada allah swt yang ingin ya selalu lebih dari orang lain  dan ingin selalu di pandang oleh orang lain siapa saya .
Maka sesungguhnya allah swt tidak suka kepada orang yang riya yang mengerjakan segala sesuatu yang dengan tidak ikhlas tapi hanya ingin dilihat oleh seseorang
Dalam suatu setiap riya itu ada negatif nya dan ada positif nya, antara lain :
a.       Perbuatan riya yg negatif dalam ke hidupan di dunia
1.        Jika seorng wanita itu sedang berjalan – jalan dio suatu tempat dengan keadaan membawa barang–barang berharga mungkin ingin dilihat oleh orang lain seperti bawa cincin emas kalung emas gelang emas sampe jam tanganya emas hanya ingin dilihat  oleh orang lain namun tidak lama kemudian jika seorang wanita itu tidak bertobat maka allah akan memberi sebuah cobaan kepada wanita itu dengan menghilangkan suat barang berharganya maupiun hartanya sampai wanita itu perekonomian nya semakin menipis dan tidak bisa menikmati lagi kekanyaan nya itu .
2.       Riya jika seorang oitu terlalu berlabihan riya kepada orang lain akan timbulnya kecemburuan saosial dari bidang ekonomi maupun itu harta barang yang berharga dll sekalipun itu dalm suatu fisik yang sempurna maka akan ada suatu musibah  akn di benci oleh orang lain maupun oleh allah swt dan akan menjauhinya hanya karena perbuatan nya itu .
3.       Dan juga orang riya itu di akhirat nya akan di balas oleh perbuatan nyaitu karena allah swt tidak suka orang-orang yang riya.

b.      Perbuatan riya yg positif dalam ke hidupan di dunia

Jika seorang itu berbuat riya dengan keadaaan sikon yang tepat misalnya orang kafir yang melecehka umat muslim maka suatu kaum umat islam harus menunjukan atau melihat kepada umat kafir itu bahwa umat islam itu tak segampang untuk di lecehkan oleh orang kafir maka umat muslim ini sama saja sudah membela agamanya sendiri umat islam ini akan mendapat suatu pahalaa yang berlimpah karena perbuatan nya itu .

2.       Sandi Maulana :
Riya adalah perbuatan yang menghalangi diri dari Allah, Riya juga dapat menghapus amal sama halnya dengan syirik, akan tetapi persamaan syirik disini ialah syirik yang kecil. Dan orang yang suka berbuat syirik ia adalah temannya setan.

3.       Wandi Tosan :
Riya adalah perbuatan yang ingin dilihat orang dan ingin mendapatkan pujian, Sehingga timbulah dalam hati perasaan bangga dan masuklah semua itu kedalam cabang-cabang sombong, jadi riya adalah perbuatan sombong dan Allah tidak suka orang yang berbuat sombong dan akan di masukan ke Neraka. Riya juga sama halnya dengan syirik karena dapat menghapus amal, perbuatan apapun yang kita kerjakan namun ada perasaan riya maka semua itu percuma dan sia-sia, maka dari itu jauhilah sifat-sifat penyakit hati yang diantaranya ialah perbuatan riya tadi.

4.       Ahmad gunawan A K
Riya adalah bagian cabang-cabang sombong yang pertama, maka riya merupakan kesombongan atau sikap sombong yang yang terdapat dalam diri manusia karena perbuatan yang ingin dilihat oleh orang lain atau apapun itu, riya juga sikap yang ingin dilihat orang lain karena melaksanakan kebaikan sekaligus ingin mendapatkan apresiasi atau perhatian orang lain serta pujian kepadanya.


5.       Abdul Rohman
Riya adalah suatu perbuatan dan perkataan yang ingin dilihat juga di nilai oleh orang lain, missal riya perkataan, bersumpah dari selain nama Allah . Dan riya perbuatan, senang dilihat, contoh belajar dengan tujuan ingin dilihat oleh pacar, maka, dinamakan riya perbuatan. Namun dampaknya terhadap diri sendiri ialah Allah menghapus semua amal-amal baiknya dan kita akan sia-sia.












AL-HADITS
الّرِّ ياَءَ يُحْبِطُ الْعَمَلَ كَمَا يُحْبِطُ اْلشِرْكُ ( الربيع )

“Riya itu menghapus amal sebagaimana juga syirik”.
(HR. Ar-Ruba’i ).

اِنَّ الرِّيَاءَ الشِّرْكُ الْاَصْغَرُ( رواه احمد والحا كم )

“Sesungguhnya riya itu adalah syirik kecil”.
( HR. Ahmad dan Hakim ).

لِلْمُرَائِ ثَلَاثُ عَلَمَاتٍ: يَنْشَطُ اِذَا كَانَ مَعَ النَّاسِ, يَتَكَاسَلُ اِذَا كَانَ وَحْدَهُ, وَيُحِبُّ اَنْ يُحْمَدُ فِي جَمِيْعِ اُمُوْرِهِ.وَلِلْمُنَافِقِ ثَلَاثُ عَلَمَاتٍ: اِذَا حَدَثَ كَذَبَ, وَاِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ, وَاِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.
( ابن با بويه)

“ Tanda-tanda orang yang riya ada tiga: Ketika ada manusia, rajin/giat, ketika sendiri, malas dan suka disanjung (puji) dalam setiap urusannya. Dan orang munafik tandanya ada tiga: Apabila berkata bohong, apabila berjanji menyalahi dan apabila di percaya khianat.”
( HR. Ibnu Babawaih ).

No comments: