PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara tentang kelahiran dan
perkembangan filsafat, pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu)
pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani).
Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang
hidup dilembah sungai Nil (Mesir) dan sungani Efrat, telah mengenal alat
pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.
Piramida yang merupakan salah satu
keajaiban dunia itu, yang ternyata pembuatnya menerapkan geometrid an
matematika, menunjukan cara berfikirnya sudah tinggi. Selain itu, mereka pun
sudah dapat mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang,
bulan, matahari sehingga dapat meramalkan gerhana baik gerhana bulan maupun
gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini disebut astronomi.
Di India dan Cina pada waktu itu telah
ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas (sebagai penunjuk arah).[1]
Setiap
pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri, dan biasanya selalu
terkait dengan pola kebudayaan yang melingkupinya. Sejarah awal munculnya
khazanah pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan
dan peradaban yunani.pasalnya, di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang
hingga mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Karenanya, tak heran
apabila banyak pihak yang mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban
yunani kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer seperti saat
ini.
Peradaban
Yunani bisa dikatakan sukses menginspirasi peradaban lain untuk merebut peran
perubahan ke arah gerakan pencerahan dan membangun peradaban yang agung dan
luhur. Namun demikian, bila kita telusuri jejak peradaban Yunani lebih dalam,
sebetulnya kesuksesan peradaban Yunani tersebut bukan tanpa kendala. Buktinya,
pada awal perkembanganya sebagian orang terus menggugat dan melontarkan
pertanyaan kritis meski kesanya biasa-biasa saja. Yakni, mengapa Filsafat
muncul di Yunani dan kenapa tidak lahir di daerah yang beradab lain seperti
Babilonia, Mesopotamia atau Mesir? Apalagi Mesir saat itu juga menjadi salah
satu peradaban yang tidak kecil, demikian juga peradaban Mesopotamia dan
Babilonia. Salah satu jawaban sederhana yang dapat diberikan adalah: berbeda
dengan daerah lainya, Yunani lebih di kenal sebagai negeri yang tidak
mempersoalkan perbedaan status social, seperti kasta pendeta,ketimbang lainya,
dan iklim itulah yang membuat perkembangan pemikiran begitu pesat.
Hambatan lain
jauh sebelum filsafat muncul, masyarakat Yunani masih menggantungkan diri pada
mitos, legenda, kepercayaan,dan agama untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi, sekitar abad ke-7 SM,
di Yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan
dibanding masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah
orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi,
termasuk beragam masalah mengenai alam semesta.[2]
Di atas telah disebutkan beberapa contoh
hasil perkembangan ilmu pengetahuan di
beberapa negara yang semua itu tidak terlepas dari pemikiran para filsuf yang
akan kami paparkan secara rinci di bab pembahasan. pada kesempatan kali ini
kami akan membahas sebuah tema yang berjudul “sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman yunani kuno dan pertengahan”, dimana pada zaman itu pemikiran
para filsuf berkembang terus-menerus sehingga patut kita ketahui dan pelajari
bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan para filsuf di zaman Yunani Kuno dan
pertengahan.
B.
Rumusan Masalah
1. Siapa sajakah tokoh-tokoh filsafat pada
zaman Yunani kuno dan abad pertengahan?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan
pada Zaman Yunani Kuno dan Pertengahan?
3. Bagaiman Karakteristik
pemikiran pada zaman Yunani kuno dan abad pertengahan?
C.
Tujuan
Mengetahui tokoh-tokoh, perkembangan ilmu
pengetahuan, serta konflik yang terjadi pada zaman Yunani kuno dan abad
pertengahan sehingga kita tidak salah pemahaman tentang ilmu Filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
TOKOH-TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO DAN PERTENGAHAN
A.
Tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno
Tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno, oleh para sejarawan, secara umum
dibagi menjadi tiga keolmpok, yaitu
tokoh-tokoh filsafat pra – Socrates, masa Socrates, dan pasca – aristoleles.
Tokoh-tokoh filsafat pra – Socrates sering pula disebut sebagai filsafat alam.
Ini dikarenakan para filsuf awal ini
ingin mengetahui rahasia alam semesta, berusaha mengungkap asal mula alam
semesta,atau ingin menemukan bahan dasar alam semesta melalui ketajaman akal
mereka. Focus pada kajian awal inilah yang membuat para sejarawan menjuluki
mereka sebagai filsuf alam.
Penting juga diketahui bahwa filsuf awal ini, dalam melihat alam,
tidak lagi berpatokan pada keterangan mitos-mitos, legenda-legenda, atau
agama-agama, tetapi murni kajian ilmiah dan rasional, sehingga terbuka untuk
didiskusikan. Para filsuf awal ini penting dikaji bukan karena hasil pemkiran
dan penelitian mereka yang cemerlang,
tetapi karena keberanian mereka menggunakan akal pikiran mereka yang
benar-benar berbeda dengan mitos-mitos dan agama-agama yang telahdiyakini
masyarakat pada saat itu yang lebih dulu membahas alam.
Filsafat pada masa socrotes dan setelah Aristoteles, kajiannya
tidak lagi focus pada alam, tetapi pada manusia itusendiri, yakni jiwa,
pikiran, logika, indra, etika, dan lain sebagainya. Dengan adanya focus kajian
inilah, tokoh-tokoh
filsafat Yunani kuno dibagi tiga, sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya.
1.
Pra-Socrates (Filsuf Alam)
a.
Thales
1.
Riwayat
hidup
Thales berasal dari Miletus, ia merupakan penduduk asli Miletus, tepatnya di Asia kecil,
Yunani Kuno. Tahun kelahiran dan kematiannya tidak pasti. Namun, banyak orang
yang mengira-ngira lahir sekitar 624 SM dan meninggal sekitar 546 SM. Thales
dikenal banyak orang melalui cerita-cerita rakyat atau cerita dari mulut ke
mulut. Sampai-sampai cerita mengenai dirinya tidak dapat dipercaya kebenarannya
karena bercampur dengan dongeng atau legenda-legenda rakyat. Begitu familiarnya
cerita mengenai Thales di mulut masyarakat, menjadi bukti bahwa
Thales dan pengaruhnya benar-benar mengakar kuat di masyarakat Yunani kuno.
Fakta akurat mengenai kehidupan tokoh filsafat ini diabadikan oleh sejarawan
Yunani kuno, Herodotus, dan filsuf kenamaan, Aristoteles dalam karya mereka.[3]
2.
Karya-karya
Thales tidak
meninggalkan karya satu pun. Bahwa cerita mengenai dirinya hanya melalui mulut
ke mulut. Sangat mungkin waktu ia menyampaikan pemikirannya hanya juga lewat
mulut, tidak dengan menuliskannya. Cerita tentang dirinya yang berseliweran
dimasyarakat baru kemudian di tulis, oleh sejarawan Herodotos (abad ke-5 SM) .
tetapi waktu Herodotos menulis tentang dirinya, ia tidak menyebutkan sebagai
filsuf. Pada abad ke-4, Aristoteles juga menulis tentang dirinya. Nah, baru
pada tulisan Aristoteles inilah, ia disebut sebagai filsuf. Melalui dua sumber
inilah (tulisan Herodotos dan Aristoteles), kehidupan dan hasil pemikiran
Thales di bidang filsafat menjadi terang.[4]
3.
Filsafat
Filosof alam
pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 M). ia
digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan
mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” pertanyaan ini
sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya. Namun yang terpenting adalah
pertanyaan ini dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan
mitos atau kepercayaan.[5]
Karena ia
adalah orang pertama yang memiliki keinginan untuk mengetahui bahan dasar alam
semesta melalui akalnya, sekaligus orang pertama yang mengajukan hipotesis
bahwa bahan dasar alam semesta ini adalah air, maka ia pantas mendapat gelar
bapak Filsafat. Walaupun jika dilihat dari kacamata sekarang antara pertanyaan
dan jawabannya lebih berbobot pertanyaannya ketimbang jawabannya. Sebab,
jawabannya sangat sederhana dan persoalannya belum tuntas. Belum tuntas karena
ia belum mengajukan pertanyaan susulan atas hipotesisnya, yaitu darimana
datangnya air dan terbuat dari apa air itu.[6]
Pemikiran
filsafat Thales yang lain adalah tentang dunia dan jiwa, ia menganggap magnet memiliki
jiwa karena dapat memgerakan besi. Selain itu ia berkesimpulan bahwa dunia
penuh dengan dewa-dewa.[7]
b.
Anaximander
1.
Riwayat
hidup
Sebagaimana Thales, Anaximander juga merupakan
penduduk Miletus. Ia adalah murid Thales. Ketidakjelasan kelahiran dan kematian
sang guru pun terjadi pada dirinya. Akan tetapi menurut perkiraan banyak orang,
ia hidup sekitar tahun 610-547 SM., lima belas tahun lebih muda dari pada
Thales. Sayangnya, ia meninggal dua tahun lebih dahulu dari Thales.[8]
Semasa hidupnya, Anaximander sering pula
disebut Anaximandros dikenal sebagai seorang yang sering melakuakan pengamatan
dan observasi terhadap segala sesuatu. Karena kegemarannya itulah , ia terkenal
sebagai orang yang suka berpikir ilm iah. Dan, terbukti, kesukaannya tersebut
telah mengantarkan dirinya menjadi orang pertama yang membuat peta bumi. Dengan
demikian, ia sangat berjasa dalam bidang geografi dan astronomi. Untuk
mengenang jasa-jasanya, konon kota Miletus menghormatinya dengan sebuang
patung.[9]
2.
Karya
karya
Tidak seperti
gurunya Thales, Anaximander adalah seorang pemikir sekaligus penulis, sehingga
ia memiliki karya. Ia mengarang risalah dalam bentuk prosa. Sayangnya
karya-karyanya sudah banyak yang hilangseperti yang dikabarkan K. Bertens, karya
Anaximander tinggal satu fragmen saja.
3.
Filsafat
Buah
pemikiran filsafat Anaximander lebih menarik ketimbang gurunya, Thales.
Anaximander tidak sependapat dengan pemikiran Thales yang mengatakan bahwa
segala sesuatu berasal dari air. Ia berargumen jika substansi segala sesuatu
berasal dari air, atau salah satu unsur lain, maka substansi itu akan
mengalahkan unsur yang lain.[10]
Inilah pemikiran Anaximander tentang satu substansi yang tak terbatas.
Menurut
Anaximander, manusia muncul pertama kali ke dunia menyerupai ikan di lautan.[11]Ikan
itu tidak lain adalah hiu di Yunani yang dapat melindungi anak-anaknya di dalam
perutnya. Dari sinilah, bahwa manusia pertama lahir dari ikan hiu. Bila manusia
telah mampu memelihara hidupnya sendiri, mereka akan dilemparkan ke daratan.[12]
Di sini, terlihat bahwa Anaximander merupakan orang pertama yang menjelaskan
evolusi manusia secara ilmiah.
Pemikiran
filsafat yang lainnya adalah tentang bumi, menurutnya bumi iru berbentuk
silinder yang lebarnya tiga kali lebih panjang dari tingginya, dan bumi tidak
jatuh karena berada di pusat jagat raya, dengan jarak yang sama dengan
benda-benda dunia yang lain. Pendapat ini tentu lebih maji daripada gurunya
yang mengatakan bumi mengapung di atas air. Bahkan, pendapatnya ini mendekati
penemuan ilmuan modern bahwa bumi dikatakan bulat.[13]
c.
Anaximenes
1.
Riwayat
hidup
Sama dengan pendahulunya,
bahwa kelahiran dan kematian Anaximenes tidak jelas dan tidak pasti. Akan
tetapi, banyak juga yang memberi perkiraan jika ia hidup sekitar tahun 538-480
SM. Dan yang tidak diragukan ia lebih muda dari Anaximander. Sebagaimana
pendahulunya, ia juga sama dari penduduk kota Miletus. Ia menjadi penutup
filsuf yang hidup disana, karena setelah masa hidupnya Miletus di serbu dan di
taklukan oleh Persia pada tahun 494 SM. Usai penaklukan itu, Filsafat kemudian
berkembang di kota-kota lain di Yunani kuno.
Proyek Filsafat
Anaximenes tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yakni mencari ache (asas,
prinsip, bahan dasar alam semesta, atau asal usul), karena itulah, tritunggal
filsuf dari Miletus tersebut belakangan terkenal menjadi salah satu mahdzab di
awal lahirnya filsafat. Dengan nama madhzab Milesian. Nama madhzab itu diambil
dari nama tempat tinggal mereka yaitu Miletus.[14]
2.
Karya-karya
Anaximenes
menulis sebuah buku, tetapi sebagaimana yang terjadi pada Anaximander, yang
tersimpan hanya satu fregmen. Kelangkaan buku-buku karya mereka barang kali
karena adanya perang yang dapat merusak segalanya, termasuk dokumentasi hasil
pemikiran seseorang.[15]
3.
Filsafat
Anaximenes
menganggap substansi yang paling dasar adalah udara, bukan air, seperti yang dikatakan
Thales. Bukan pula sesuatu yang tak terbatas, seperti yang dikatakan
Anaximander. Anggapan Anaximenes ini seolah mengalami kemunduran, lantaran ia
mengungkapkan pemikiran setelah Anaximander mengeluarkan pendapatnya yang tidak
setuju jika dikatakan substansi alam semesta berasal dari unsur-unsur yang
dapat diindra.
Di bidang
astronomi, Anaximenes berpendapat bahwa bumi seperti meja bundar atau berbentuk
cakram. Mengapa bumi tidak jauh atau bercerai-berai? Terhadap pertanyaan itu
Anaximenes menjawab karena udara yang menyatukannya dan membuatnya diam. Udara
meliputi segalanya, sehingga bumi diam di dalam udara, atau udaralah yang
menopang bumi. Kondisi bumi yang demikian, menurutnya, laksana jiwa yang
menjamin kesatuan tubuh kita.[16]
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa jiwa tak lain daripada udara.
d.
Pythagoras
1.
Riwayat
hidup
Tahun kelahiran
Pythagoras tidak pasti, namun ia diperkirakan sudah dewasa pada tahun 534 SM.
Ia berasal dari pulau Samos, Yunani kuno. Ayahnya bernama Mnesarchos, orang terkemuka pada masanya.
Tetapi, ia dimitoskan bahwa dirinya adalah anak dewa Apollo. Mitos anak dewa
ini tentu tidak lepas dari jasanya dalam mendirikan tarekat keagamaan.
Riwayat
hidup Pythagoras sangan unik dan menarik. Antara mitos dan kenyataan, kebenaran
dan kekeliruan terajut dengan sempurna dalam rangkaian perjalanan hidupnya.
Sebagaimana tokoh-tokoh agama yang suka
mengembara atau hijrah, kehidupannya berpindah-pindah dari satu kota ke kota
yang lain.[17]
2.
Karya-karya
Pythagoras,
sebagaimana Thales, tidak meninggalkan satu karya pun. Sehingga , para
sejarawan harus sudah merasa puas dengan kesaksian-kesaksian apar murid atau
filsuf-filsuf sesudahnya yang menyinggung namanya. Ketika murid atau para
filsuf mengutip pendapat Pythagoras mereka langsung menyebutkan madzhabnya
yaitu Pythagoranianisme.[18]
3.
Filsafat
Pythagoras memiliki pemikiran filsafat yang
menarik dan unik, lantaran ia adalah orang pertama yang menggunakan matematika
sebagai dasar untuk memulai filsafatnya. Ia memikirkan tangga nada dalam musik
dengan analisis matematika. Setelah meneliti itu, ia selanjutnya meneliti alam
semesta dengan matematika juga. Todak hanya itu, pemikiran agama pun sarat
menggunakan matematika.[19]
Pythagoras dan murid-muridnya menganggap bahwa
dalam segala sesuatu itu terdapat bilangan, sehingga segala sesuatu dapat dipahami
dengan bilangan. Pythagoras dan murid-muridnya juga memiliki
keyakinan bahwa bilangan adalah segala sesuatu yang mistik dan keramat. Saking
keramatnya, mereka sampai bersumpah demi bilangan.
Selain pemikiran diatas pytaghoras juga berfilsafat
tentang jiwa yang abadi dan alam semesta. Mengenai jiwa, pythagoras dan
murid-muridnya mempercayai bahwa jiwa tidak pernah mati atau hidup selamanya.
Sedangkan pandangan pythagoras dan murid-muridnya tentang alam semesta
sangat menarik untuk di simak. Kaum pythagoras sepakat bahwa bukan bumi yang menjadi
pusat alam semesta, melainkan api.[20]
e.
Xenophanes
1.
Riwayat
hidup
Xenophanes berasal dari kota Kolophon, Asia kescil. Ia
diperkirakan memiliki usia panjang, yaitu lebih dari 100 tahun. Ia lahir
sekitar tahun 570 SM dan meninggal kira-kira tahun 480 SM. Ia terkenal sebagai
seorang sastrawan, filsuf, dan penyanyi.[21]
Dikabarkan, Xenophanes kabur dari kota asalnya ketika
kota asalnya itu diserang oleh tentara Persia. Setelah itu, ia itu melakukan
pengembaraan dari satu kota ke kota lainnya di negeri Yunani Kuno ketimbang
menetap disuatu kota. Pengembaraannya mencapai puncak di kota Elea, Italia
Selatan.
2.
Karya-karya
Xenophanes mengarang sebuah syair untuk Elea yang baru
didirikan tahun 540 SM. Syair tersebut ditulis untuk mengabadikan peristiwa
bersejarah, yakni berdirinya kota Elea sebagai kota baru di Yunani. Sebagai
orang yang terkenal dengan sebutan penyair, ia menuliskan pemikirannya dalam
bentuk puisi, sehingga seluruh karyanya adalah puisi. Oleh karena itu, ia tidak
seperti seorang filsuf yang menulis dengan sistematis dan ilmiah. Walaupun
demikian puisi-puisinya bersifat kritis. Ia mengkaji dan mengkritisi segala
sesuatu dengan puisi. Pemikirannya yang paling kritis adalah tentang agama yang
berkembang pada waktu itu. Dan kini karyanya hanya tersimpan dalam beberpa
fragmen.[22]
3. Filsafat
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Xenophanes
terkenal karena mengungkapkan kritik tarhadap cara pandang orang Yunani
mengenai agama mereka, dimana orang yunani percaya pada dewa-dewa. Dia
mengkritik dengan bahasanya yang modern, sehingga mudah dipahami, sehingga
kritik itu disebut dengan kritik agama.
Kriktik agamanya di tujukan terutama kepada Homeros dan
Hesiodos yang menceritakan tentang dewa-dewa dengan bermacam-macam tingkah laku
yang buruk. Penggambaran sifat-sifat dewa seperti itu jelas tidak jauh beda dengan
penjelmaan sifat manusia. Oleh karena itu, ia tidak setuju dengan penggambaran
sifat dan tingkah laku para dewa yang disamakan dengan manusia. Menurutnya
Tuhan itu sedikitpun tidak ada kesamaan dengan semua makhluknya, tapi manusia
memang diberi kekuasaan untuk memikirkan-Nya.
f. Herakleitos
1. Riwayat hidup
Herakleitos adalah warga Ephesos, Asia kecil. Ia hidup
sekitar tahun 535-480 SM. Ia terlahir dari keluarga terhormat. Filsuf yang
sezaman dengan dirinya, antara lain Pythagoras, Xenophanes, dan permeides, Usia
Herakleitos lebih muda dari Pythagoras dan Xenophanes, namun diperkirakan lebih
tua dari Parmeides, dengan alasan pemikirannya dikritik oleh Parmeides.
Ia memilki sifat sombong, tapi ia mempunyai pemikiran
cemerlang dan mampu mempengaruhi filsuf-filsuf lain sesudahnya. Itulah mengapa
ia dianggap penting dan termasuk dalam deretan nama filsuf yang mempengaruhi
dunia.[23]
2. Karya-karya
Herakleitos menulis sebuah buku namun hilang. Meski
demikian, ada beberpa tulisannya berbentuk fragmen atau kata-kata pendek yang
terselamatkan sehingga dapat dibaca sampai sekarang. Tulisan-tulisannya yang terkenal
sangat sulit dipahami. Sebab, tulisannya banyak ditulis dalam bentuk
simbol-simbol.
3. Filsafat
Pokok pikiran filsafat Herakleitos yang sangat terkenal adalah
mengenai perubahan atau menjadi. Ia menganggap bahwa segala sesuatu tidak ada
diam atau tetap, semuanya mengalir atau berubah. Dan, segala sesuatu berubah,
maka perubahan itu identik dengan sesuatu yang baru, sehingga yang permanen
atau abadi ditolak.
Jelas, logika akan
menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang berubah adalah menjadi baru, misalnya,
dingin berubah menjadi panas, maka dingin menjadi baru, yaitu panas. Dan panas
pun akan mengalami perubahan lagi, baik dingin lagi ataupun yang lainnya.
Demikian seterusnya.[24]
g. Parmenides
1. Riwayat hidup
Permenides adalah warga kota Elea, Italia Selatan. Tahun
kelahiran dan meninggalnya sama seperti filsuf-filsuf pada masanya, tidak
jelas. Nmaun masa hidupnya diperkirakan berkisar antara tahun 540-470 SM, ia
terklahir dari keluarga terpandang.
Ditanah kelahirannya, ia
terkenal sebagai orang terhormat dan ahli di bidang politik. Ia termasuk
anggota yang menyusun undang-undang untuk kota Elea, bahkan dikatakan ia pernah
memangku jabatan pemerintahan disana. Para filsuf dari kota Elea belakang
dicirikan telah membentuk madzhab tersendiri karena pemikirannya yang sam,
salah satu penganut itu yang terkenal adalah Permenides.
2. Karya-karya
Parmenides memiliki karya dalam bentuk puisi. Puisinya
terdiri dari prakata dan dua bagian, masing-masing berjudul jalan kebenaran
dan jalan pendapat. Di dalam prakata jalan kebenaran terdapat 111 ayat,
sedangkan di dalam dan jalan pendapat hanya terdapat 42 ayat. Karena
itu, karyanya yang paling lengkap terdapat di dalam prakata dan jalan
kebenaran. Sementara, di jalan pendapat yang hanya terdiri dari 42
ayat tersebut, hanyalah sisa dari karyanya yang terselamatkan.[25]
3. Filsafat
Pemikiran filsafat Parmenides yang paling terkenal adalah
pandangannya tentang “yang ada” . tentu, sesorang tidak perlu pusing mendengar
kata “yang ada” . secara sederhana, “yang ada” dapat diartikan sebagai “segala
sesuatu yang adapat dipikirkan dan segala sesuatu yang adapat diindra”. Mislnya
kursi ada, komputer ada, dan sebagainya.
h. Zeno
1. Riwayat hidup
Tempat kelahiran Zeno sama dengan kelahiran Parmenides, yaitu Elea, Italia
selatan. Zeno merupakan murid setia Parmenides. Ia sering diajak berjalan
bersama oleh Parmenides. Ia pernah diajak kunjungan ke Athena. Ia lahir sekitar
tahun 490 SM dan meninggal sekitar tehun 430 SM. Ia juga termasuk anggota
Madzhab Elea yang terkenal. [26]
2. Karya-karya
Sebenarnya, Zeno mengarang beberapa buku tetapi semuanya
hilang. Menutut Plato, bukunya yang paling terkenal dikarang pada usia muda.
Bukunya berisi pembelaan terhadap pandangan gurunya, Parmenides. Buah
pikirannya sangat terkenal, karena berisi argumen-argumen logis yang
paradoksal. [27]
3. Filsafat
Pada umumnya, dalam penyampaian pemikiran filsafatnya,
Zeno memposisikan diri untuk mempertahankan pandangan gurunya, Parmenides.
Dengan kata lain ia menjaga konsep-konsep yang diajarkan gurunya, tapi tidak
hanya mengulang-ulang kata gurunya.
i.
Melissos
1.
Riwayat hidup
Melissos berasal dari pulau Smaos. Selain terkenal
sebagai pemikir, ia juga sebagai ahli dibidang militer. Dikisahkan, pada tahun
441 SM ia menjadi panglimaarmada laut Samos untuk melakukan penyerangan ke
armada laut Athena. Kemudian ia mendapatkan kemenangan dalam penyerangan
tersebut. Ketika Athena menyerang balik, maka giliran Athenalah yang menang.
Melissos berguru kepada Parmenides, tidak heran jika
pemikirannya meneruskan pemikiran gurunya. Tetapi ia tidak seperti Zeno, yang
hidup sezaman dengan dirinya yang selalu membela argumen gurunya, Melissos juga
membela cuman sedikit memodifikasi terhadap pandangan gurunya. Dengan pandangn
yang membela gurunya, sebagaimana Zeno, ia oleh para sejarawan dimasukan ke
dalam golongan Madzhab Elea.[28]
2.
Karya-karya
Melissos menulis buku dalam bentuk prosa, tetapi yang
masih ada tinggal bebrapa fragmen saja. Isi memikirannya dalam bebrapa fragmen
tersebur mirip dengan gurunya, Parmenides.[29]
3.
Filsafat
Menurut Melissos, “yang ada” selalu ada dan akan tetap
ada. “yang ada “ itu kekal, mana mungkin “yang ada” muncul dari “yang tidak
ada”.[30]pemikiran
Melissos ini mirip dengan pemikiran gurunya, namun ia lebih menekankan kata
“yang ada” sebagai “yang satu”. Oleh karena itu ia sering menyebutkan “yang
ada” dengan kata “yang satu”.[31]
j.
Empedokles
1.
Riwayat
hidup
Empedokles berasal dari Akragas, Pulau Sisilia. Ia lahir
pada abad ke -5 SM,, sekitar tahun 495-435 SM. Ia sezaman dengan Parmenides,
namun lebih muda. Ia lahir dikalangan bangsawan. Selama hidupnya, ia terkenal
sebagai orang yang memiliki banyak peran, diantaranya filsuf, ilmuan, penyair,
agamawan, politikus, dukun atau dokter, ahli pidato, dan orang yang dipercaya
memiliki kesktian. Berdasarkan
keterangan Aristoteles, ia meinggal pada usia 60 tahun.
Sebenarnya, masih banyak kisah tentang riwayat hidup
Empedokles. Akan tetapi, kabar tentang dirinya sudah tidak jelas kebenarannya. Hal
ini disebabkan cerita tentang dirinya sudah bercampur dengan legenda-legenda
dan cerita rakyat. [32]
2. Karya-karya
Sbagaimana Parmenides, Empedokles menulis buku dalam
bentuk puisi. Ada dua buah buku yang ditulisnya, yaitu tenntang alam dan
Penyucian-penyucian. Dalam karya pertama terdapat 350 ayat, sedangkan
dalam karya kedua terdapat 100 ayat. Sebenarnta, dalam kedua ayat tersebut
terdapat 5.000 ayat, namun sebagian besar telah hilang.[33]
3. Filsafat
Empedokles seperti seorang wasit yang mencoba mendamaikan
dua pendapat yang berlawanan, yaitu Parmenides dan Herakleitos, yaitu tentang
perubahan dan keabadian. Ia menerima pendapat dari kedua filsuf tersebut.
Beberapa pemikiran filsafat yang lainnya yaitu, tentang Cinta dan Benci,
tentang Epistemologi; yang sama mengenal yang sama, dan tentang jiwa. Iyu
pemikiran filsafat yang dilahirkan.[34]
k. Anaxagoras
1. Riwayat hidup
Anaxagoras berasal dari kota Klazomenai, Ionia, Asia
Kecil. Ia diperkirakan lahir sekitar tahun 500 SM dan meninggal pada usia 72 tahun,
yitu sekitar tahun 428 SM. Pada usia menginjak 50 tahun, ia meninggalkan kota
asalnya menuju ke Athena. Dikota barunya ini, ia diperkirakan tinggal selama
tiga puluh tahun. Dengan demikian, ia tercatat sebagai filsuf pertama yang
berkarir di Athena, yang nantinya kota ini menjadi puncak kejayaan filsafat
Yunani Kuno.
Anaxagoras difitnah tidak mematuhi ajaran agama, karena
ia menganggap matahari dan bulan adalah benda-benda material semata. Padahal,
pada saat itu agam masih percaya bahwa matahari dan bulan adalah dewa. Dan
akhirnya dia dipenjara, akan tetapi dengan pertolongan Pericles, ia dilepaskan
dari penjara dan melarikan diri ke kota Lampsako. Ia hidup dikota barunya itu
sampai meninggal.
2. Karya-karya
Anaxagoras mengarang sebuah buku dalam benyuk prosa. Akan
tetapi, sebagian besar isi bukunya telah hilang, dan yang gtersisa hanya
beberapa fragmen dari bagian pertama buku itu. Dikabarkan, bukunya itu di tulis
selelah Empedokles menulis buku tentang alam lantaran diketahui isi bukunya
terdapat penetapan pendapat Empedokles.
3. Filsafat
Sebagaimana Empedokles, Anaxagoras tidak setuju dengan
pendapat Parmenides yang mengatakan bahwa semua realitas bersifat satu.
Demikian juga, Anaxagoras sependapat dengan
Empedokles. Akan tetapi, ia tidak setuju dengan Empedokles yang
mengatakan bahwa alam semesta tersusu dar empat unsur. Baginya, jumlah unsur
alam semesta tidak terhingga.
Pemikiran filsafat yang
lainnya, yaitu tentang Nous, tentang Pengenalan, dan tentang Kosmologi. Itulah
pemikiran yang dihasilkan dari berfildafatnya.
l.
Democritus
1. Riwayat hidup
Democritus berasal dari kota Abdera, Thrake, Yunani
Utara. Ia hidup sekitar tahun 460- 370 SM. Orang yang pernah berguru ke
Anaxagoras ini merupakan keturunan dari
keluarga kaya raya. Konon, kekayaan keluarganya yang diwariskan kepadanya ia
memanfaatkan untuk pergi melancong dan memenuhi kesenangannya ke beberapa
negeri yang di anggap maju, seperti Persia, Mesir, dan negeri-negeri timur
lainnya.
2. Karya-karya
Democritus dikenal memiliki banyak karya dan mrnguasai banyak
bidang ilmu. Karyanya dikelompokan menjadi beberapa tema, di antaranya
matematika, astronomi, etika, logika, puisi, musik, dan lain-lain. Akan tetapi,
semua karya iru diperkirakan bukan hasil Demoscritus sepenuhnya, melainkan
pemikiran madzhad Abdera pada umumnya. Terbukti, salah satu dari daftar karya
tersebut diatasnamakan Leucippus. Dan, sayangnya , dari sekian banyaknya karya
itu, yang tersimpan hanya sekitar 300 fragmen. Sebagian besar fragmen tersebut
berisi tentang etika.[35]
3. Filsafat
Democritus memiliki pandangan yang berbeda dari para
filsuf sebelumnya mengenai prinsip dasar alam semesta. Pokok pandangannya
adalah sebagai berikut, “prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan
kekosongan”. Kata atom bersal dari bahasa Yunani, yaitu atomos (a: tidak,
tamos: terbagi). Jadi, atom-atom adalah suatu unsur sederhana yang tidak dapat
dibagi-bagi atau dipotong-potong lagi.
Pemikiran filsafat yang lainnya, yaitu tentang Jiwa yang
terbentuk dari Atom-Atom, dan tentang Etika. Mengenai etika, ia berpendapat
bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai kesemournaan batin (euthymia).
Hal ini akan didapat tetkala manusia hidup dalam keseimbangan antara berbagi
faktor, kesenangan dan kesusahan, serta kenikmatan dan pantangan. keseimbangan
ini perlu diusahakan, dan yang bertugas mengusahakan keseimbangan adalah rasio.
Pendapatnya ini tentang etika telah membuat dirinya tercatat sebagai filsuf
pertama yang menaruh perhatian pada tingkah laku manusia.[36]
2.
Masa Socrates
dan sesudahnya
a.
Protagoras
1. Riwayat hidup
Protagoras lahir di kota Abdera yang terletak di pantai
utaralaut Aegea. Diperkirakan, ia hidup sekitar tahun 490-420 SM. Ia senang
berkelana untuk menambah pengalaman dan pengetahuannya. Ia terkenal diseluruh
kota Yunani lantaran dalam setiap kunjungannya ke seluruh kota yunani, ia
diminta untuk berceramah dan menjadi guru. Ia sangat menikmati pekerjaan ini,
karena dari pekerjaan inilah, ia bisa mendapatkan uang.
Protagoras merupakan kaum
sofis yang paling terkenal. Apa yang dimaksud dengan kaum “sofis”? dalam
sejarahnya kata “sofis” memiliki makna yang terus berubah. Di awal
kemunculannya, bebelum abad ke-5 SM. Kata “sofis” memiliki arti “seorang
bijaksana” atau “seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”.
Sebagai filsuf dan salah
satu tokoh kaum sofis, protagoras dikenal sebagai orang yang pandai berdebat
dan orator ulung yang memiliki banyak murid. Hal ini tidak mengherankan, karena
pada umumnya, kaum sofis memeng terkenal sebagai orang yang memiliki beberapa
kepamdaian tersebut. Jika seseorang tidak memiliki kemampuan itu, maka ia tidak
tergolong kaum sofis.
2. Karya-karya
Protagoras banyak mengarang buku, namun hanya beberapa
fragmen yang tersimpan. Namun buku-bukunya dibakar didepan umum. Walaupun
demikian, isi pemikirannya masih banyak diketahui lantaran telah banyak
dibicarakan dan dipersoalkan oleh filsuf sesudahnya. Plato merupakan sumber
utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul Theaitetos dan Protagoras.
3. Filsafat
Pemikiran filsafat Protagoras terletak pada kata-katanya
yang legendaris, “Manusia adalah ukuran bagi segalanya: untuk hal-hal yang ada
sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada”.[37]
Selain pemikiran filsafat
diatas, protagoras juga berfilsafat tentang Negara yang di Ciptakan. Mengenai
negara, Protagoras berpendapat bahwa negara di ciptakan oleh manusia. Negara
diciptakan manusia untuk menjaga keamanan dirinya dan melepaskan dirinya dari
kesulitan hidup dialam yang ganas. Untuk mewujudkan sebuah negara, manusia harus menjalin hubungan antara
sesamanya. Tanpa adanya hubungan antarmanusia, negara tidak akan terbentuk.
b.
Socrates
1.
Riwayat
hidup
Filsuf pertama yang lahir di Athena adalah Socrates. Ia Lahir
sekitar tahun 470 SM dan meninggal sekitar tahun 399 SM. Ayahnya, Sophroniskos,
bekerja sebagai pemahat. Sementara Ibunya, Phainarete, berprofesi sebagai
bidan. Profesi ibunyalah yang sangat berpengaruh terhadap cara berfikir
filsafat yang dibangunnya.
Sewaktu muda, Socrates
pernah menjadi tentara di Athena, namun akhirnya ia keluar dari profesinya
karena lebih mengutamakan keaktifan sebagai pemikir atau filsuf. Ia kemudian
menikah denga wanita bernama Xanippe ya
ng terkenl keras keepala. Dan dari pernikahannya ini, ia dikaruniai tiga anak laki-laki.
Yang paling menggetarkan
hati dalam kehidupannya adalah kisah dramatis di penghujung hidupnya. Ketika ia
berumur 70 tahun, ia dipanggil penguasa negara yang dicintainya yang dituntut
dan diadili dengan hukuman mati, kerena ia telah merusak moral anak-anak dengan
filsafatnya dan ia juga tidak meyakini dewa yang diakui negara.
Ketika diadili, banyak
yang membela dari pihak hakim dengan argumen Socrates yang jumlahnya 500 orang,
yang berpihak pada Socrates hanya 220 orang, sedangkan yang 280 tidak memihak
padanya dia kalah poin 60 poin.
Ketika dalam penjara
menunggu waktu hukuman mati, teman-temannya banyak yang usul supaya Socrates
kabur dari penjara, ia tetap tidak mau, bukan Socrates namanya kalau kabur.
Socrates tetap mematuhi keputusan negara yang dicintainya, sekalipun argumennya
benar.
Akhirnya, diwaktu senja,
Plato menggambarkan bagaimana Socrates secara tenang meminum cawan berisi racun
dengan dikelilingi sahabat-sahabatnya.[38] Ia
meninggal dengan meminum racun sebagai hukuman mati yang ditimpakan negaranya.
2. Karya-karya
Socrates tidak menulis sebaris kalimat pun, oleh karena
itu ia dikatakan tidak memiliki karya. Filsafatnya, sebagaimana Thales dan
Pytaghoras diajarkan dari mulut ke mulut. Namu, ia beruntung karena tindakan
dan pemikirannya dibukukan oleh sahabat-sahabat dan murid-muridnya.[39]
3. Filsafat
Socrates membangun metode tersendiri dalam berfilsafat,
yang disebut dengan dialektika (bercakap-cakap, tanya-jawab, atau berdialog).
Metode uni sangat praktis lantaran dapat dijalankan dalan setiap percakapan
sehari-hari. Sebagai contoh, ketika Socrates bertemu dengan Hakim, ia
menanyakan tentang keadilan. Tatkala bertemu dengan seseorang yang dianggap
berani, ia bertanya tentang keberanian. Ketika bertemu dengan seorang seniman,
ia menanyakan tentang keindahan. Dan seterusnya.
Pemikiran filsafat yang lainnya yang dikemukakan Socrates
yaitu tentang Objek baru dalam penelitian Filsafat, tantang Etika dan Jiwa, dan
tentang Negara. Pemikiran filsafat berbeda dengan para filsuf alam atau filsuf
sebelum dirinya. Ia tidak lagi menjadikan alam semesta sebagai objek pemikiran
filsafatnya. Yang menjadi oblek filsafatnya ialah manusia, baik sebagai manusia
yang berfikir maupun manusia yang bertingkah lakunya sendiri dan manusia yang
hidup dalam masyarakat.[40]
c. Plato
1. Riwayat hidup
Salah satu filsuf besar sepanjang masa adalah Plato. Ia
hidup sekitar tahun 427-347 SM. Nama Plato sebenarnya adalah nama julukannya.
Nama aslinya ialah Aristocles. Ia disebut Plato karena memilki dahi dan bahu
yang lebar. Nama Plato sangat cepat menyebar, ketimbang nama aslinya, sehingga
yang paling terkenal adalah nama julukannya.
Ayah Plato bernama Ariston
dan Ibunya bernama Periktione. Setelah ayahnya meninggal, ibunya dinikahi
pamannya yang bernama Pyrilampes, seorang politikus. Sejak itulah, ia mendapat
asuhan didalam keluarga pamannya sekaligus ayah tirinya tersebut. Dari keluarga
barunya ini, ia banyak belajar politik. Ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh
politik di Athena.
Plato merupaka filsuf kedua yang lahir di Athena setelah
Socrates. Ia berguru kepada Socrates selam delapan tahun dan bersahabat
dengannya sejak kecil. Ia sangat setia mendampingi dan belajar kepada gurunya
tersebut. Setelah gurunya meninggal, berkelana meninggalkan Athena untuk
menambah pengalaman dan pengetahuannya.
Pada umur 40 tahun ia kembali ke Athena dan mendirikan
sekolah yang diberi nama Akademia. Nama sekolah ini di ambil dari pahlawan
legendaris Athena yang bernama Akademos. Ia menjadikan sekolahnya sebagai pusat
pengetahuan. Kalau jaman sekarang bisa kita sebut Universitas.Plato tercatat
sebagai orang pertama yang mendirikan perguruan tinggi. Ia mengepalai perguruan
tinggi yang didirikannya ini sampai meninggal.[41]
2. Karya-karya
Plato banyak menulis buku. Sistematika penulisannya
berbentuk dialog, sehingga nyaris seperti karya sastra yang filosofis. Karena
itulah, selain terkenal sebagai filsuf, ia juga terkenal sabagai sastrawan. Isi
bukunya meliputi berbagai maacam persoalan, antara lain tentang metafisika,
etika, politik, agama, jiwa, musik, pendidikan, sosial, cinta, keluarga,
lelaki, dan wanita. Dan sebagainya.
Buku-bukunya, antara lain
berjudul Apologia, Kirton, Eutypron, Lakes, Kharmides, Lysis, Hippias, Minor,
Menon, Georgias, Protagoras, Eutydemos, Kratylos, Phaidon, Symposion, Politeia,
Phaidros, Parmenides, Theaitetos, Sophistes, Politikos, Philebos, Timaios,
Kritias, dan Nomoi.[42]
3. Filsafat
Mengingat begitu luasnya lahan pemikiran Plato, disini
saya akan menuliskan beberapa pemikiran filsafatnya yang barangkali paling
terkenal diantara pemikiran-pemikirannya.
Filsafatnya tentang dunia ide-ide, dari sinilah titik
pemikiran filsafat plato dan gagasannya tentang dunia ide-ide. Dunia ide-ide
ini dikembangkan dari gurunya, Socrates. Selain pemikiran filsafat tadi ada
beberapa lagi yang terkenal yaitu tentang dua dunia, tentang Analogi Gua,
tentang Manusia, dan tentang negara ideal.[43]
d. Aristoteles
1. Riwayat hidup
Aristoteles adalah filsuf terakhir dari tiga filsuf
paling terkenal yang tinggal di Athena setelah Socrates dan Plato. Ia belajar kepada Plata kurang lebih selam 20
tahun, yaitu sejak usia 17 tahun sampai 37 tahun. Sebagai guru. Plato sangat
mengaguminya, sehingga menjulukinya sebagai si akal karena kecerdasannya
yang luar biasa, dan si kutu buku karena kerajinanya dalm membaca.
Sekitar tahun 342, Raja Phillipos, anak Anymtas II dari
Macedonia, mengundang Aristoteles untuk menjadi tutor anaknya, Alexander, yang
kala itu berusia 13 tahun. Kelak, Alexander inilah, setelah menggantikan
ayahnya menjadi raja, menjadi tokoh dan pahlawan legendaris yang mendunia, yang
terkenal dengan sebutan Alexander Agung.
Dikisahkan, Aristoteles
melarikan diri dengan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Athena berdosa
terhadap filsafat kedua kalinya (maksudnya tidak ingin terjadi lagi seperti
yang dialami Socrates). Di tempat pelariannya inilah, pada tahun berikutnya,
Aristoteles jatuh sakit dan kemudian meninggal sekitar umur 62 tahun. [44]
2. Karya-karya
Aristoteles merupakan pengarang yang produktif, ia
memiliki banyak karya. Berbeda dengan gurunya, Plato, yang yang tulisannya
sangat kental nuansa sastranya, tulisan Aristoteles terkenal sangat ketat,
seperti karya ilmiah atau ensiklopedia. Ia termasuk peneliti berbagai macam
ilmu, sehingga karya-karyanya dikelompokkan menjadi beberapa tema, yaitu yang
berkaitan tentang logika, kosmologi, psikologi, biologi, metafisika, etika,
politik dan ekonomi, serta retorika dan poetika.
3. Filsafat
Aristoteles adalah seorang organisatoris ulung. Ia
mengklasifikasikan berbagai ilmu dan mendirikan beberapa ilmu. Salah satu contohnya
ia mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan
praktis yang didalamnya berisi etika dan politik, ilmu pengetahuan produktif
yang di dalamnya terdapat teknik dan kesenian, serta ilmu pengetahuan teoritis
yang didalamnya terdiri dari fisika, matematika, dan filsafat pertama atau
metafisika.
Pemikiran filsafat yang lainnya yaitu tentang Logika,
tentang Kritik terhadap ide-ide Plato, tentang Metafisika, tentang empat
Penyebab, tentang Fisika, tentang Allah, tentang Etika, dan tentang Negara.
Begitu banyak dan tertata ilmu-ilmu yang dihasilkan dari pemikirannya.[45]
3. Filsafat
Setelah Aristoteles (Pasca-Aristoteles)
a. Epikuros
1.
Riwayat hidup
Epikuros berasal dari Samaos. Ia lahir sekitar tahun 341
SM dan diperkiraan meninggal pada tahun 271 SM. Ayahnya berasal dari Athena,
namun berpindah jadi warga Samos dan hidup miskin.[46] Ia
mulai belajar filsafat pada umur empat belas tahun. Ketika umur delapan belas tahun, ia datang ke
Athena untuk mengesahkan kewarganegaraannya. Naun, di Samos telah terjadi
pengusiran terhadap warga Athena yang tinggal disana, sehingga ia pun ikut diusir
bersama ayahnya dan menjadi pengungsi di Asia Kecil.
Kemudian ia pergi ke Taos.
Di sana, ia belajar filsafat kepada Nausiphanes, seorang pengikut democritus.
Tapi dia tidak suka kepada Nausiphanes dan lebih suka kepada ajaran Democritus.
Tak heran jika dalam filsafatnya ia sangat dipengaruhi oleh Democritus. Semasa hidupnya ia sering mengalami sakit,
tapi walaupun begitu ia bisa menjalani hidupnya dengan bahagia, karena hidupnya
sesuai dengan filsafatnya yang mengutamakan kebahagiaan.
Setelah itu, ia banyak
mendirikan sekolah ditempat daerah tinggalya walaupun cuman beberapa tahun, ia
menghabiskan hidupnya di Athena sampat wafat (271 SM).
2. Karya-karya
Beberapa karya yang dikira dikarang oleh Epikuros, antara
lain To Herodotus, To Menvecus, dan To Pythocies.
3. Filsafat
Efikuros terkenal sebagai pendiri aliran Epikurianisme,
yang diambil dari namanya. Pemikirannya tidak jauh beda dengan filsuf yang
hidup di zamannya, diaman kala itu ia lebih cenderung berfikir mengutamakan
etika dan kebahagiaan hidup. Filsafatnya yaitu tentang “Pentingnya Kenikmatan”,
hal ini pepengaruhi karena negara-bangsa selalu dihantui dengan pertikaian dan
perang. Orang-rang pengen bebas dari kesengsaraan hidup yang sering kali
menimpanya. Dalam situasi demikian, muncul dari tangan para filsuf untuk
memberikan ketenangan dan ketentraman batin pada semua orang.[47]
Selain pemikiran filsafat di atas, pemikiran yang lainnya
yaitu tentang Dua Penghalang Kenikmatan. Menurut Epikuros, ada dua penghalang
yang dapat merintangi seseorang untuk meraih kenikmatan yang sempurna, yaitu
rsa takut kepada dewa dan rasa takut pada kematian. Baginya, dua rasa takut itu
sangat tidak masuk akal. Karena dewa tidak ada sangkut pautnya dengan punggung
kehidupan manusia, menurutnya dewa itu tinggal abadi disurga dengan segala
kebijaksanaannya. Begitu pun dengan kematian, selama masih bisa merasakan
sesuatu, termasuk rasa takut terhadap kematian, ia tidak akan pernah mati.
b. Zeno
1. Riwayat hidup
Zeno berasal dari Citium, Cyprus. Ia lahir pada tahun 366
SM dan meninggal pada tahun 264 SM. Ia adalah pendiri aliran stoa atau
stoisisme yang mengajarkan tentang meraih kebahagiaan hidup, sebagaimana yang
dilakukan oleh aliran Epikulareanisme. Untuk membedakan dengan Zeno yang lahir
di Elea, seorang filsuf pra –Socrates, namanya juga kerap disebut Zeno Stoic.
Keluarga zeno dikabarhan beprofesi sebagai pedagang. Dengan bermaksud ingin
berbisnis, ia datang ke Athena. Namu setelah di Athena, ia tertarik untuk
belajar filsafat.[48]ia
menyukai ajaran-ajaran Socrates.
2.
Karya-karya
Karya-karya Zeno hanya tinggal beberpa Fragmen saja, dan
itupun ditulis oleh murid-muridnya.
3.
Filsafat
Zeno berfilsafat tentang Hukum Alam (Takdir). Menurutnya,
tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Maksudnya, alam semesta itu diciptakan.
Disini, ia tidak setuju dengan anggapan kaum Epikurean yang menganggap segala
peristiwa yang terjadi di alam semesta ini secara kebetulan. Menurutnya alam
semesta yang tampak teratur dan tidak teratur itu sudah ditetapkann oleh sang
penciptanya. Hal itu tidak perlu disesali, akan tetapi diterima dengan senang
hati.[49]
c.
Pyrrho
1.
Riwayat
hidup
Pyrrho terkenal sebagai orang pertama yang mengajarkan
skeptisisme di zaman Hellenisme. Ia lahir di kota Elis pada tahun 360 SM. Ia
pernah menjadi tentara dalam barisan pasukan Alexander Agung. Ia pernah
ditugaskan sampai ke India. Dalam peperangan ia tidak hanya berpengalaman
strategi perang atau penaklukan saja, melainkan pengalaman tentang kebudayaan
dan pengetahuan yang berbeda antar bangsa. Pengalaman itu sangat berharga dalam
hidupnya. Ia menghabiskan masa hidupnya di tanah kelahirannya sampai meninggal
sekitar tahun 270 SM.[50]
2. Karya-karya
Karena begitu pintarnya dalam retorika dan didukung pula
oleh pemikiran yang skeptis, ia tidak menuliskan satupun buku di mengajarkannya
dari nulut ke mulut.
3. Filsafat
Pyrrho mengajarkan tentang skeptisisme, yaitu pandangan yang
meragukan bahwa manusia akan mencapai kebenaran terakhir, atau kesimpulan yang
mutlak benar.[51]Skeptisisme
pada pengamatan indrawi telah menjadi persoalan para filsuf sebelum dirinya,
misalnya pada permenides dan Plato yang lebih mempercayai duania substansi
daripada dunia indrawi.
Ajaran skeptisisme tersebut menimbulkan daya tarik
tersendiri terhadap beberapa orang yang malas untuk berfikir keras mencari
kebenaran. Apalagi, melihat madhzab-madhzab yang banyak berdiri pada saat itu
yang satu sama lain saling berbantahan sangat tajam.[52]
d. Plotinus
1. Riwayat hidup
Filsafat Yunani kuno mencapai puncaknya pada masa
Plontinus.[53]
Plontinis lahir di mesir pada tahun 204. Ia tertarik pada filsafat, karena itu
ia datang ke Alexandria untuk menemui seorang yang terkenl ahli dalam filsafat,
khususnya filsafat Plato. Orang yang ia datangi yaitu Animonius Sacces. Selama
kurang lebih sebelas tahun, ia belajar filsafat kepadanya.[54]
Ketika di Roma, dia
menjadi seorang pemikir yang terkenal. Ia meninggal pada tahun 270 di
Minturnae, Campania, Italia.
2. Karya-karya
Salah satu murid Plotinus yang bernama Porphyry telah
berusaha mengumpulkan karyanya. Porpyry mendapatkan karya plotinus yang terdiri
dari 54 tema, yang kemudian ia kelompokan menjadi enam jilid. Masing-masing jilid terdiri dari sembilan
tema. Dan karya yang sudah di jilid
tersebut di berei judul Ennead.[55]
3. Filsafat
Plotinus berfilsafat tentang Yng Esa ( The One). Ia
terkenal sebagai pendiri neoplotanisme. Yang dikatakan ia terinspirasi dari
filsafat Plato. Selain dari Plato ia juga terinspirasi dari pemikiran filsafat
Timur ( Mesir, Persia, dan India), sehingga dalam filsafatnya terlihat
menyintesiskan berbagai aliran filsafat yang ia ketahia pada masanya.
Titik tolak filsafat Plotinus pemikirannya mengenai yang
Esa( Yunani, to hen; iinggris; the one). Yang Esa terkadang ia sebuat sebagai yang baik. Selain itu, yang
esa sering ditafsirkan oleh beberapa pembacanya sebagai “Tuhan”, “Allah”,
“keilahian Tertinggi”, dan “Maha Tinggi”.[56]
B.
Tokoh-tokoh filsafat abad pertengahan
Abad pertengahan dimulai sekitar abad ke-5 sampai awal abad ke-17
M. abad pertengahan berarti zaman tengah atau zaman menengahi dua zaman penting
, yaitu zaman kuno (Yunani-Romawi) dan zaman modern.
Peralihan dalam
suatu zaman dalam filsafat lazimnya ditandai dengan perbedaan dalam semangat
atau proyek berfikir para filsuf abad pertengahan berbeda dengan semangat berfikir para filsuf sebelum
maupun sesudahnya. Perbedaan inilah yang menjadikan para sejarawan membedakan
antara zaman yang satu dengan zaman yang lainnya. Dengan kata lain perbedaan
semua itu membuat para sejarawan berkesimpulan bahwa telah terjadi peralihan
zaman.
Semangat
para filsuf abad pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara
filafat dan agama, yang sebelumnya tidak terjadi hal seperti itu. Oleh karena
itu, telah terjadin perbedaan proyek berfikir dan dan karakter berfikir.
Lantas, mengapa para fiksuf memiliki hubungan erat dengan agam pada abad
pertengahan ini? Sebab, para filsup pada abab ini hampir semuanya menganut
agama kristen lantaran mereka berasal dari golongan rohaniwan dan biarawan,
seperti rahib, uskup, imam, dan pimpinan biara.
Abad
pertegahan sering disebut pula abad kegelapan. Hal ini terjadi sejak kaisar
Justinianus, tepatnya pada tahun 529, mengeluarkan undang-undang yang melarang
ajaran filsafat apapun di Athena.[57]dengan
dikeluarkannya undang-undang tersebut, sekolah-sekolah filsafat ditutup,
termasuk akademia Plato. Tujuan di keluarkannya undang-undang tersebut tentu
saja untuk melindungi ajaran kristen dari serangan orang-oarng yang percaya
bahwa filsafat Yunani lebih bagus daripada ajaran kristen. Dengan ditutupnya
sekolah filsafat, kebebasan berfikir dan pengembangan pengetahuan objektif
dilarang. Berfikir atau berfilsafat dibolehkan asal sejauh pemikiran yang
mendukung agama kristen. Jadi, di abad pertengahan, filsafat di Barat hanya
dijadikan alat untuk melegitimasi agama Kristen.
Ada
bebrapa pemikir yang otoritas menjaga kemurnian agama kristen. Karena itulah,
abad pertengahan atau kegelapan tidak sepenuhnya gelap. Bahkan, si akhir-akhir
masanya menjadi benih-benih yang akan melahirkan zaman baru yang amat
dirindukan, yaitu zaman modern.
Abad
pertengahan lazimnya dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman patristik (dari abad
ke - 2 M sampai abad ke – 7 M) dan zaman skolastik (dimulai abad ke- 9 M). Kata
“partistik” berasal dari bahasa latin, Patres, yang berarti bapak gereja. Zaman
ini dicirikan oleh usaha-usaha para pembesar gereja dalam melindungi ajaran
kristen, salah satunya dengan cara mengkristenkan filsafat Yunani yang dianggap
berbahaya jika tidak di kristenkan, atau filsafat Yunani dijadikan tidak
bertentangan dengan ajaran Kristen.
Sedangkan,
kata “skolastik” berarti sekolah (berasal dari kata Schola, bahasa Latin).
Dikatakan pada zaman ini banyak didirikan sekolah-sekolah dan filsafat mulai
dipelajari lagi di sana, khususnya sekolah-sekolah yang didirikan oleh
ordo-ordo biarawan. Pada zaman ini kebudayaan Islam yang telah maju ke daratan
Kristen juga sangat berpengaruh terhadap pemikiran para filsuf yang hidup di
zaman ini. Zaman skolastik melanjutkan zaman partistik, yaitu membuat ajaran kristen
tidak bertentangan dengan filsafat secara lebih luas, sebagaimana juga terjadi
dalam agama Islam.
Selain
dua zama yang telah dijelaskan di atas. Kami menambahi satu zaman lagi yaitu
zaman peralihan[58]
menuju abad modern. Banyak sekalo tokoh-tokoh filsafat pada abad pertengahan
ini. Namun, kami akan menjelasakan beberapa tokoh saja dalam pembahasan kali
ini, yaitu: Augustinus, Anselmus, dan Thomas Aquinas.[59]
a.
Augustinus
1.
Riwayat
hidup
Agustinus yang memiliki nama panjang Markus Aulerus
Agustinus. Ia lahir di Tagasta, Numidia, (sekarang Algeria), Aprika Utara, pada
tahun 354. Ayahnya, Patricius, yang dianggap kafir karena tidak memeluk agama
kristen hingga kematiannya, adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi.
Sedangkan ibunya Monica, adalah penganut Kristen yang sangat saleh.
Pada usia 16 tahun, dia
pergi ke Cartago. Disana ia belajar filsafat Yunani Kuno. Ketika menjadi
mahasiswa disana, ia tinggal bersama seorang wanita diluar nikah. Ada yang
menggambarkan wanita itu adalah gurunya. Dari hubungannya dengan wanita itu, ia
memiliki anak bernama Adeodatus.
Awalnya, Ia menganut ajaran manikeisme, yang diambil dari nama
pendirinya yaitu Mani. Manikeisme mengajarkan dua prinsip dasar yang
bertentangan , yaitu yang baik dan yang jahat. Akan tetapi ia belum menemukan
kedamaian dalam ajaran ini. Dan akhirnya ia keluar dari ajaran itu, kemudian ia
menganut ajaran skeptisisme yang mengajarkan bahwa tidak mungkin manusia
mencapai kebenaran.
Pada tahun 430, ia
meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan, karena seluruh hartanya
diwariskan pada kepentingan ajaran kristen dan umat. jasanya ialah merumuskan
filsafat Kristen dan sangat berpengaruh terhadap pemikiran filsuf –filsuf
sesudahnya di abad pertengahan.
2.
Karya-karya
Agustinus menulis beberapa buku. Di antara buku-bukunya,
dua karya yang barangkali paling terkenal adalah sebagai berikut:[60]
a. Confession
(pengakuan sekaligus puji-pujian kepada Allah)
b. De Civitate Dei
(The City of God, tentang komunitas Allah)[61]
3.
Filsafat
Tentang menolak skeptisisme, Seperti telah disinggung
sebelumnya, ia pernah menganut skeptisisme namun akhirnya meninggalkannya.
Lantas, apa dasar penolakannya twrhadap paham tersebut? Ia percaya bahwa
dirinya dapat menyangsikan segala sesuatu di luar dirinya. Atau sebaliknya.
Akan tetapi, akan tetapi ketika dia dapat menyangsikan segala sesuatu, ada yang
tidak dapat dia sangsikan, yaitu kepastian bahwa dia sedang menyangsikan segala
sesuatu. Kerena itu, menurutnya harus ada yang di terima bahwa pasti ada dirinya
yang menyangsikan atau ragu-ragu.
Pikiran filsafat yang lainnya adalah tentang sumber
pengetahuan, tentang penciptaan alam semesta, dan tentang negara. Yang mana
filsafat tersebut sangat berepengaruh bagi agama Kristen pada masanya.
b. Anselmus
1. Riwayat hidup
Anselmus lahir pada tahun 1033 dan meninggal pada tahun
1109. Ia berasal dari keluarga bangsawan di Aosta, Italia. Pada tahun 1056, ia
masuk golongan pendeta di Bec, Normadia (Prancis), kemudian menjadi kepala
biara. Pada tahun 1093, ia diangkat menjadi uskup agung Canterbury, Inggris.
Jabatan terakhir ini dijalaninya hingga wafat.[62]
Seluruh kehidupan Anselmus
dipenuhi oleh kepatuhan kepada gereja. Ia berusaha untuk meningkatkan kondisi
etika atau moral orang-orang agar menjadi suci. Masalah keimanan menjadi titik
tolak pemikirannya. Oleh beberapa sejarawan, pemikirannya aianggap memiliki
ciri utama di abad pertengahan.[63]
2. Karya-karya
Anselmus menulis beberapa buku antara lain:
a. Proslogion
(berisi pembahasan tentang dalil-dalil Tuhan),
b. Monologium (membicarakan
keadaan Tuhan)
c. Cur Deus Homo
(Why God Became Man, berisi ajaran mengenai taubat dan petunjuk tentang cara
penyelamatan melalui kristus).
3. Filsafat
Sebagaimana telah dikatakan bahwa iman meenjadi titik
tolak pemikiran Anselmus. Dari masalah iman inilah, ia kemudian mengembangkan
pemikirannya ke ranah pengetahuan yang lain.perkataannya tang terkenal mengenai
iman adalah “Credo ut intelligam” yang artinya kurang lebih “Aku percaya untuk
mengerti”. Dengan kata lain percayalah terlebih dahulu agar memahami.
Tetapi, apa yang harus dipercayainya terlebih dahulu?
Bagi Anselmus, yang harus dipercayai terlebih dahulu adalah Tuhan dalam ajaran
Kristen atau lebih tepatnya, wahyu harus kita terima dahulu sebelum lita mulai
berfikir. Disini sangat jelas bahwa Anselmus lebih mendahulukan Iman daripada
Akal, atau kata lain akal hanya alat untuk membantu memahami apa yang kita
yakini.
Pemikiran filsafat yang lainnya adalah tentang pembuktian
adanya Tuhan. Dia membuktikan adanya tuhan dengan menggunakan argumen
ontologis. Sebenarnya, sebutan ontologis belum dipakai oleh Anselmus kala itu.
Namun berkat Kant, argumen yang dipakainya untuk membuktikan adanya Tuhan
kemudian terkenal sebagai argumen ontologis mengenai eksistensi Tuhan.[64] dan
Anselmus adalah orang pertama yang menggunakan argumen tersebut.[65]
Adapun argumen ontologis tersebut, yaitu Tuhan adalah “pengada yang
tidak dapat dipikirkan sesuatu yang lebis besar daripadanya”.Maksudnya tidak
ada yang lebih tinggi, agung, besar, dan sama dengan Tuhan. Sbesar apapun yang dipikirkan
seseorang, pasti Tuhan lebih besar dari yang dipikirkan oleh orang itu.[66]
c. Thomas Aquinas
1. Riwayat hidup
Filsuf terbesar di zaman skolastik adalah Thomas Aquinas.
Filsafatnya dipelajari disemua intuisi pendidikan katolik, lantaran sistem
filsafatnya sangat bersesuaian serta mendukung ajaran agama Kristen. Dan, semua
ini telah dibakukan oleh Leo XIII pada
tahun 1879.[67]
Thomas Aquinas lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225 dan
meninggal di Lyonz pada tahun 1274. Ia adalah putra dari pangeran Aquino. Jadi,
ia lahir dari kalangan bangsawan terkemuka. Selama tahun 1239-1244, ia belajar
di Universitas Frederick II Napoli. Di sana, ia menjadi anggota Dominican
kemudian pergi ke Cologne untuk menjadi murid Albertus Magnus yang terkenal
sebagai ahli Aristotelian.
Selanjutnya, ia meneruskan
studinya di Universitas Paris, setelah selesai ia kembali ke Italia. Dan dia
menjadi dosen di Universitas Paris dan Italia. Ia menghabiskan sisa hidupnya di
Italia.
2. Karya-karya
Karya-karya Thomas aquinas yang terkenal, amtara lain:
a. De Ente et
Essentia (berisi tentang “pengada” dan Hakikat)
b. Summa Contra
Gentiles (berisi tentang ikhtisar melawan orang-orang kafir), dan
c. Summa
Theologiae (berisi tentang ikhtisar teologi)
3. Filsafat
Thomas Aquinas memadukan antara Iman dan akal dalam
pemikiran filsafatnya. Baginya antara wahyu yang diimani dan filsafat sebagai
hasil berfikir manusia tidak mungkin bertentangan. Dengan alasan wahyu dan
filsafat atau iman dan akal, keduanya berasal dari Tuhan, maka baik pengetahuan
yang dipahami lewat wahyu maupun yang diperoleh lewat berfikir pada akhirnya
akan sampai pada kebenaran yang sejati.
Beberapa pemikiran filsafatnya yang
lain ialah tentang Metafisika, tentang Teologi Naturalis, dan tentang
membicarakan sifat-sifat tuhan. Seperti telah di jelaskna sebelumnya Semua
pemikiran filsafatnya sangat terkenal dan sampai sekarang filsafatnya selalu di
pelajari khususnya di kalangan agama kristen karena pemikirannya yang sesuai
dengan ajaran tersebut.[68]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pada
zaman Yunai Kuno dan pertengahan sangat beragam dan banyak macamnya, itu semua
dilahirkan oleh para tokoh filsuf yang dimulai oleh seorang Thales yang pada
awalnya berpikir masalah alam semesta, yang telah dijelaskan pada bab II yaitu
ada filsuf alam (Pra-Socrates), ada filsuf masa Socrates, dan ada filsuf masa
Pasca-Aristoteles. dari tiga pembagian masa pada zaman yunani kuno kita sudah
dapat mengetahui begitu banyaknya tokoh-tokoh yang terkenal dengan berbagai
filsafatnya. Yang paling terkenal sepanjang zaman
di dunia pada zaman yunani kuno ini adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles. yang barangkali kita baru menyadari bahwa
darisanalah awal mula segala bidang ilmu pengetahuan dilahirkan.
Ditambah pada zaman selanjutnya yaitu pada
abad pertengahan, dimana pada abad ini banyak sekali konflik dan perubahan yang
menyebabkan pemikiran filsafat mulai merosot dan banyak yang mengatakan bahwa
zaman abad pertengahan ini adalah zaman kegelapan, kenapa bisa begitu? Karena pada masa itu pemikiran-pemikiran sangat dibatasi oleh
munculnya agama, terutama agama Kristen. Sehingga pada masa itu orang-orang
sangat dangkal tentang ilmu pengetahuan. Namun, tidak selamanya gelap, karena
seiringnya waktu berjalan, muncul para tokoh filsafat yang sangat berpengaruh
yaitu Augustinus, Anselmus, dan Thomas Aquinas. Merekalah yang mencerahkan
kembali manusia tentang pengetahuan yang hingga akhirnya zaman tersebut sangat
dirindukan dan didamba-dambakan oleh semua orang karena perjuangan tokoh-tokoh
pada masa tersebut.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan ternyata bukan dilahirkan
dari orang-orang biasa, melainkan mereka semua adalah orang-oarang yang
bercita-cita ingin mencerahkan pandangan masyarakat yang awam terhadap
pengetahuan. Sehingga mereka para tokoh filsuf sangat dikenang oleh para
sejarawan, yaitu karena pemikirannya yang cemerlang serta keberaniannya
berpendapat di hadapan publik, sampai-sampai mereka para filsuf rela mati demi cerahnya
pemikiran manusia didunia ini tentang ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rahman, Masykur. 2013. Buku Pintar; Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta:
DIVA Pres.
A.Hanafi. 1983. Filsafat Skolastik. Jakarta:
Pustaka Alhusna.
Simon Petrus, L. Thadjadi. 2004. Petualangan
Intelektual; Konfrontasi dengan para Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Zaman
Modern. Yogyakarta: Kanisius.
Franz Magnis-Suseno. 2006. Menalar Tuahan.
Yogyakarta: Kanisius.
Bertrand Russell. 2007. Sejarah filsafat
Barat dan kaitannya dengan sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Achmadi, Asmoro.2010. Filsafat Umum.
Jakarta: Rajawali Press.
Ahmad Tafsir. 2009. Filsafat Umum; Akal dan
Hati Sejak Thales dan Capra. Bandung: RemajaRosdakarya.
Loren Bagus. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta:
Gramedia.
K. Bertens. 1999. Sejarah Filsafat Yunani.
Yogyakarta: Kanisius.
Hector Hawton. 2003. Filsafat
yng Menghibur; penjelajahan memasuki ide-ide Besar. Yogyakarta:
Ikon Teralitera.
Jerome R. Ravertz.2007. Filsafat Ilmu; Sejarah
dan Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhammad Hatta, Alam pikiran Yunani
(Jakarta: UI-Press, 2006)
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Umum (Jakarta:
Rajawali pres, 2012)
[1]
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), hlm.
22-23.
[2] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 1990), 5-18.
Komparasi kandengan Sudarsono,
Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka Cipta, 1993).
[3]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 68.
[4]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 71-72.
[5]
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Umum (Jakarta: Rajawali pres, 2012), hlm. 23.
[7]
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu; Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. III , hlm. 7.
[8]
Muhammad Hatta, Alam pikiran Yunani (Jakarta: UI-Press, 2006), hlm. 9.
[9]
Bertens, op. cit. hlm. 36.
[10]
Bertrand Russell, Seajarah Filsafat Barat dan kaitannya dengan kondisi
sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), cet. III, hlm. 35.
[11]
Bertrand Russell, Seajarah Filsafat Barat dan kaitannya dengan kondisi
sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), cet. III, hlm. 35.
[12]
Hector Hawton, Filsafat yng Menghibur; penjelajahan memasuki ide-ide Besar
(Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003), hlm. 17.
[13]
Arif Rahman, Masyuri, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:
DIVA Pres, 2013), hlm. 79.
[14]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 80.
[15]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 81.
[16]
K, Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm 39
[17]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 84.
[18]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 86.
[19]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 88.
[20]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 89.
[21]
K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani
(Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 48.
[22]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 91.
[23]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 97.
[24]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 99.
[25]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 103
[26]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 107
[27]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 108
[28]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 111.
[29]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 112.
[30]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran
Yunani (Jakarta: UI-Press, 2006), hlm. 27.
[31]
K. Bertens, Sejarah Filsafat
Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 65.
[32]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 113-114.
[33]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 114.
[34]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 119.
[35]
K, Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm 75.
[36]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 129-130.
[37]
Simon Petrus L. Tjahjadi,
Petualangan Intelektual (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 36.
[38]
K. Bertens, Sejarah Filsafat
Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 101.
[39]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 139.
[40]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 140-148.
[41]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 149-150.
[42]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 151
[43]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 151-160.
[44]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 162-165.
[45]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 167-180.
[46]
Bertrand Russell, Sejarah filsafat
Barat dan kaitannya dengan sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. III, hlm. 329.
[47]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 184-185.
[48]
Bertrand Russell, Sejarah
filsafat Barat dan kaitannya dengan sosio-politik dari zaman kuno hingga
sekarang ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. III, hlm. 345.
[49]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 186.
[50]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 189-190.
[51]
Loren Bagus, Kamus Filsafat
(Jakarta: Gramedia, 2005), cet. IV, hlm. 1017.
[52]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 192.
[53]
Bagi pemula biasanya namanya sering
tertukar dengan nama plato. Jadi. Kita harus cermat dalam membedakannya.
Apalagi, salah satu pemikirannya memang terinspirasi dari Plato.
[54]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 193.
[55]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 194.
[56]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 195.
[57]
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal
dan Hati Sejak Thales dan Capra ( Bandung: RemajaRosdakarya, 2009), cet. XVII,
hlm.77.
[58]
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum (Jakarta:
Rajawali Press, 2010), hlm. 82.
[59]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 200.
[60]
A. Hanafi, Filsafat Skolastik (Jakarta:
Pustaka Alhusna, 1983), cet. II, hlm. 91
[61]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 203.
[62]
A. Hanafi, Filsafat Skolastik (Jakarta:
Pustaka Alhusna, 1983), cet. II, hlm. 148.
[63]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 208.
[64]
Simon Petrus, L. Thadjadi, Petualangan
Intelektual; Konfrontasi dengan para Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Zaman
Modern (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 124.
[65]
Franz Magnis-Suseno, Menalar
Tuahan (Yogyakarta: Kanisius, 2006), cet. III, hlm. 126.
[66]
Arif Rahman, Masykur, Buku
Pintar; Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), hlm. 210.
[67]
Bertrand Russell, Sejarah
filsafat Barat dan kaitannya dengan sosio-politik dari zaman kuno hingga
sekarang ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. III, hlm. 598.
[68]
Arif Rahman, Masyuri, Buku Pintar; Sejarah Filsafat Barat
(Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm. 213-219.