Nama buku: Terjemah Tuhfatul AthfalNama kitab asal: Tuhfatul Athfal (Tuhfah
Al-Athfal)Nama lain: Matan Al-JamzuriyahPengarang: Syaikh Sulaiman bin Hasan bin
Muhammad Al JamzuriyBidang studi: Ilmu Tajwid Al-Qur'an (ilmu
membaca Al-Quran dengan fasih, benar dan tartil). Daftar Isi
- Terjemah Tajwid
Biografi
Penulis: Nama dan kelahiran
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Husain bin
Muhammad bin Syalabi Al-Jamzuri, dikenal dengan julukan Al-Afandi. Sebutan
Al-Jamzuri diasosiasikan dengan Jamzur yaitu sebuah tempat dekat Thandata yang
saat ini disebut Thanta yang berjarak 4 mil. Jamzur adalah tempat ayahnya yang
masuk distrik Al-Manufiyah di Mesir. Al-Jamzuri adalah salah satu ulama abad
ke-12 hijriyah. Ia lahir pada bulan Rabiul Awal tahun 1100-an Hijrah.
Para Guru
Seluruh guru Al-Jamzuri adalah ulama bermadzhab
Syafi'i. Ia berguru pada banyak ulama yang paling masyhur adalah:
- Syaikh Nuruddin Ali bin Umar bin Hamad bin Umar
bin Naji bin Funaisy yang dikenal dengan sebutan Al-Mihi. Ia lulusan
Universitas Al-Azhar, lalu pindah ke Thandata (sekarang Thantha) dan mengajar
qiraah dan tajwid di sini. Al-Jamzuri belajar ilmu tajwid darinya.
- Syaikh Mujahid Al-Ahmadi. Namanya Muhammad Abun
Naja yang populer dengan julukan Sayyidi Mujahid. Ia termasuk ulama abad 12
Hijriah dan termasuk guru awal dari Ma'had Al-Ahmadi Al-Azhar. Beliau-lah yang
menjuluki Al-Jamzuri dengan Al-Afandi -- kata "Afandi" berasal dari
bahasa Turki -- dengan tujuan untuk memuliakan muridnya ini.
Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid dalam istilah ilmu Qiraah adalah
mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara
membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci
al-Quran maupun bukan dengan cara menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan
sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.
Masalah yang dikemukakan dalam ilmu tajwid adalah
makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan
huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang
dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan
bacaan), dan lain-lain.
المقدمة
يَقُــولُ
رَاجِـي رَحمةِ الْغَـفُـورِ * دَوْمَـاً سُلَـيْمَانُ هُـوَ الْجَمـْزُورِى
الْحَمْــدُ لِلَّــهِ مُصَـلّـِياً عَـلـى * مُـحَمَـــدٍ وآلِــهِ وَمَـنْ
تَـلاَ
|
وَبَعْـدُ
هـذَا النَّـظْـمُ لِلْـمُرِيــدِ * فــي النُـونِ والتَّـنْوِينِ وَالْمُدُودِ
سَــمَّيتُــهُ بِتُحفَـة الأَطْفَالِ * عَـنْ شَيْـخِنَا الْمِيـهِىِّ ذِي
الْكَمالِ
أَرْجُــو بِـه أَنْ يَنْـفَعَ الطُّـلاَّبَـا* وَالأَجْــرَ وَالْقَـبُـولَ
وَالثَّـوَابـا
|
Pendahuluan
Berkata Sulaiman Al Jamzury, orang yang
senantiasa mengharapkan rahmat sang Maha Pengampun..
Segala puji bagi Allah, Shalawat atas Muhammad
beserta keluarga dan orang yang mengikutinya..
Bait syair ini adalah untuk orang yang
menginginkan (pembahasan) pada masalah nun, tanwin, dan mad-mad..
Aku namakan dengan Tuhfatul Athfal.. dari
(riwayat) Syaikh kami, Al Mihiy yang memiliki kesempurnaan (ilmu)..
Aku berharap (kitab ini) bermanfaat untuk
penuntut ilmu.. dan Aku berharap amalan ini diterima, mendapatkan balasan dan
pahala..
النون الساكنة والتنوين
لِلـنُّــونِ إِنْ تَسْـكُنْ وَلِلتّـَنْوِينِ * أَرْبَـعُ
أَحْكَـامٍ فَخُـذْ تَبْـيِـيـنِـي
فَـالأَوَّلُ الإظْـهَارُ قَـبْـلَ أَحْـرُفِ * لِلْحَـلْـقِ سِـتٍ رُتِّبَتْ
فَلـتَـعْرِفِ
هَمْـزٌ فَـهَـاءٌ ثُـمَّ عَـيْـنٌ حَـاءُ * مُـهْمَلَـتَانِ ثُــمَّ غَيْـنٌ
خَــاءُ
والـثّـَانـي إِدْغَـامٌ بِسـتَّةٍ أَتَـتْ * فِـي يَـرْمَـلُـونَ عِنْدَهُمْ
قَدْ ثَبَتَتْ
لَـكِنَّهَا قِسْـمَانِ قِسْــمٌ يُـدْغَـمَا * فِـيهِ بِـغُـنّـَةٍ بِيَـنْـمُو
عُلِـمَـا
إِلاَّ إِذَا كَـانَـا بِـكــِلْمَـةٍ فَــلاَ * تُـدْغِـمْ كَدُنْـيَا ثُمَّ
صِـنْوَانٍ تَـلاَ
|
وَالثَّـانـي إِدْغَــامٌ بِغَيْــرِ غُـنَّةْ * فـي الـلاَّمِ
وَالـرَّا ثُـمَّ كَـرّرَنَّـهْ
وَّالثَـالـثُ الإِقْـلاَبُ عِنْـدَ الْبَـاءِ * مِيــماً بِغُـنَــةٍ مَـعَ
الإِخْـفَـاءِ
وَالرَّابِـعُ الإِخْـفَاءُ عِنْـدَ الْفاضِـلِ * مِـنَ الحُـرُوفِ وَاجِـبٌ
لِلْفَاضِـلِ
فـي خَمْسَـةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا * فِـي كِلْمِ هذَا
البَيْتِ قَـدْ ضَمَّنـْتُـهَا
صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا * دُمْ طَيّـَباً
زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا
|
Nun Sukun dan Tanwin
Nun Sukun dan Tanwin memiliki empat hukum, maka
perhatikanlah penjelasanku..
Pertama, Idzhar (jika ada nun sukun / tanwin)
sebelum enam huruf halqy (tenggorokan) yang tersusun maka ketahuilah..
Hamzah (أ)
, Ha besar (هـ), ‘Ain (ع), Ha kecil (ح),
kemudian Gha (غ), dan Kha (خ)..
Kedua, Idgham yang memiliki 6 huruf yang datang
kemudian, terhimpun dalam kata:
يَرْمُلُوْنَ (ي-ر-م-ل-و-ن)
Akan tetapi Idgham ada dua jenis; yang pertama
didengungkan (Idgham bighunnah) untuk huruf yang dikenal terangkum dalam kata:
يَنْمُوْ ( ي – ن – م – و )
Kecuali jika (nun sukun/tanwin bertemu huruf
ini) dalam satu kata, maka jangan didengungkan tetapi bacalah seperti “دُنْـيَا” dan “صِـنْوَانٍ”
Jenis yang kedua adalah idgham bilaa (bighairi)
ghunnah yaitu untuk huruf lam (ل) dan ra (ر) yang dibaca Takrir (bergetar)
Ketiga, Iqlab yaitu ketika (Nun sukun / tanwin
bertemu) huruf Ba (ب) maka dibaca mim yang
didengungkan serta disamarkan.
Keempat, Ikhfa yaitu untuk sisa huruf hijaiyah
yang wajib menurut Ulama Qirooah
Aku telah menyusun rumus 15 huruf ikhfa yang terangkum
dalam kalimat bait ini:
صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا دُمْ
طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا
الميم والنون المشددتين
وَغُـنَّ مِيـماً ثُـمَّ
نُونـاً شُــدِّدَا * وَسَــمِّ كُـلاً حَـرْفَ غُـنَّةٍ بَـدَا
|
Mim dan Nun yang bertasydid
Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid.. dan
namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah
وَالثّـَانـى إِدْغَـامٌ
بِمِـثْلِـهَا أَتَـى * وَسَـمِّ إدغـاماً صَـغـِيراً يَا فَـتَى
وَالثـَّالِـثُ الإِظْـهَارُ فِـى الْبَقِيَّـةْ * مِـنْ أَحْـرُفٍ وَسَـمِّـهَا
شَفْوِيَّـهْ
وَاحْـذَرْ لَدَى وَاوٍ وَفَـا أَنْ تَخْتَـفىِ* لِـقُـرْبِــهَا
وَلاتحادِ فَاعْـرِفِ
|
الميم الساكنة
وَالِميـمُ إِنْ تَسْـكُنْ تَجِى قَبْلَ الْهِجَا * لاَ أَلــفٍ لَيِّــنَةٍ
لِــذِى الْحِـجَا
أَحْـكَامُـهَا ثَـلاَثَـةٌ لِمَـنْ ضَبَـطْ * إِخْـفَاءٌ ادْغَـامٌ
وَإِظْـهَـارٌ فَقَــطْ
فَـالأَوَّلُ الإِخْـفَـاءُ عِنْـدَ الْبَــاءِ * وَسَـمِّـهِ الشَّفْــوِىَّ
لِلْـقُــرَّاءِ
|
Mim Sukun
Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf
hijaiyah selain alif layyinah (alif sukun) bagi orang yang berakata أ
Hukumnya ada tiga saja bagi yang menetapkannya..
yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar
Pertama, Ikhfa yaitu ketika huruf Ba (didahului
mim sukun).. Ahli Qiroah menyebutnya Ikhfa Syafawy
Kedua, Idgham (dengan huruf yang sama yaitu
bertemu mim juga) Namakanlah Idgham Shaghir (kecil)
wahai pemuda..
Ketiga, Idzhar, pada huruf-huruf sisanya.. dan
namakanlah Idzhar Syafawi
Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya
(dengan ba).. karena kedekatan (fa) dan kesamaan makhraj (wa) maka kenalilah..
لام آل ولام الفعل
لِلاَمِ أَلْ حَـالاَنِ قَـبْـلَ الأَحْــرُفِ * أُولاَهُــمَا إِظْـهَـارُهَا
فَلْتـَعْـرِف
قَبْلَ ارْبَـعٍ مَعْ عَشْرَةٍ خُـذْ عِلْمَـهُ * مِنَ ابْـغِ
حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ
ثَانِيـهِـمَا إِدْغَـامُـهَا فـى أَرْبَـعٍ * وَعَـشْـرَةٍ أَيْـضاً
وَرَمْـزَهَا فَـعِ
|
طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم * دَعْ سُـوءَ
ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم
وَاللاَّمَ الاُولَـى سَـمِّـهَا قَمْـرِيَّـهْ * وَالـلاَّمَ الاُخْـرىَ
سَمِّـهَا شَمْسِـيَّهْ
وأظْـهِـرَنَّ لاَمَ فِـعْــلٍ مُطْلَــقاً * فـى نَحْـوِ قُلْ نَعَمْ
وَقُلْـنَا وَالْتَقَـى
|
Lam Al (Alif lam Qomariyah & Syamsiyah) dan Lam fi’il
Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain
alif) itu ada dua; pertama dibaca idzhar (jelas) lam nya maka kenalilah..
keempat belas huruf yang dibaca jelas, maka
ambillah ilmunya dari kalimat berikut:
ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ
Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya
tidak dibaca, tetapi langsung dibaca hurufnya) yang juga 14 huruf dengan rumus:
طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم
دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم
Lam pertama disebut alif lam qomariyyah.. Lam
kedua disebut Alif lam Syamsiyyah
Adapun lam fi’il semuanya secara mutlak dibaca
jelas contohnya قُلْ dan َقُلْـنَا dan اِلْتَقَـى
مُـتْـقَارِبَـيْنِ أَوْ
يَكُــونَا اتَّفَـقَا * فِـي مَـخْرَجٍ دُونَ الصِّفَاتِ حُقِّـقَا
بِالْمُتَجَانِسَــيْنِ ثُــمَّ إِنْ سـَكَـنْ * أَوَّلُ كُـلٍّ فَالصَّـغِـيرَ
سَـمِّـيَـنْ
أَوْ حُـرِّكَ الحَـرْفَـانِ
فى كُلٍّ فَقُـلْ * كُـلٌّ كَبِــيرُ وافْهَمَـنْـهُ بِالْمُـثُلْ
|
المثلين والمتقاربين
والمتجانسين
إِنْ فِي الصِّفَاتِ وَالمَخَـارِجِ اتَّفَـقْ * حَـرْفَانِ
فَالْمِثْـلاَنِ فِـيهِـمَا أَحَـقْ
وَإِنْ يَكُـونَا مَخْـرَجـا ًتَـقَـارَبَـا * وَفـي الصِّـفَاتِ اخْتَـلَـفَا
يُلَقَّــبَا
|
Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain
Jika (pada dua huruf) Sifat dan Makhraj hurufnya
sama, maka ia disebut Mitslain (Mutamatsilain)
JIka makhrajnya (berdekatan) dan Sifat hurufnya
berbeda, maka ia disebut Mutaqoribain
Jika Makhrajnya sama, sifat huruf nya berbeda,
maka ia disebut sebagai Mutajanisain
Kemudian jika awal semua jenis ini (Mitslain,
Mutaqaribain, Mutajanisain) hurufnya sukun, maka disebut dengan Shaghir..
Dan jika kedua hurufnya berharokat pada semua
jenis (Mitslain, Mutaqariain, Mutajanisain) maka disebut dengan Kabir dan
fahamilah yang kabir itu dengan mengambil contoh (talaqqy)
أقسام المد
وَالمـَدُّ أَصْلِـىُّ وَ فَـرْعِــىٌّ لَـهُ * وَسَــمِّ أَوَّلاً
طَبِيـعِـيّاً وَهُـــو
مَـالاَ تَوَقُّـفٌ لَـهُ عَـلـى سَـبَبْ * وَلابِـدُونِهِ الحُـرُوفُ
تُجْـتَـلَـبْ
بلْ أَىُّ حَرْفٍ غَيْرُ هَمْزٍ أَوْ سُـكُونْ * جَا بَعْـدَ
مَـدٍّ فَالطَّبِــيِعىَّ يَكُـونْ
|
وَالآخَرُ الْفَرْعِـىُّ مَوْقُـوفٌ عَلـي * سَـبَبْ كَهَمْزٍ أَوْ
سُكُونٍ مُسْـجَـلاً
حُـرُوفُــهُ ثَـــلاَثَـةٌ فَعِـيـهَا * مِنْ لَفْـظِ وَاىٍ وَهْىَ فى
نُوحِـيـهَا
وَالكَسْرُ قَبْـلَ الْيَا وَقَبْلَ الْواوِ ضَـمْ * شَـرْطٌ
وَفَـتْحٌ قَبْـلَ أَلفٍ يُلْتَــزَمْ
وَاللِّـينُ مِنْـهَا الْيَا وَوَاوٌ سَـكَـنَا * إِنِ انْفِــتَاحٌ قَبْـلَ
كُـلٍّ أُعْـلِـنَا
|
Pembagian mad
Mad itu ada dua; Mad Ashly dan Mad Far’iy.. Mad
Ashly disebut juga Mad Thabi’iy
Mad Thabi’iy itu tidak tergantung kepada sebab
dan tidak pula ketiadaan huruf yang didapat
Setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang
setelah huruf mad (alif, waw,ya) maka ia adalah mad thabi’iy
Kedua Mad Far’iy yang terjadi karena adanya
sebab seperti adanya hamzah atau sukun secara mutlak.
Huruf mad ada tiga maka hafalkanlah.. dari lafaz
“وَاىٍ” contohnya نُوحِـيـهَا
Syarat nya harus senantiasa ada kasroh sebelum
ya, Dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif
Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum
huruf ya dan waw sukun
أحكام المد
لِلْمَــدِّ أَحْـكَـامٌ ثَـلاَثَـةٌ تَـدُومْ * وَهْـيَ الْوُجُوبُ
وَالْجَوَازُ وَاللُّـزُومْ
فَـوَاجِبٌ إِنْ جَـاءَ هَمْـزٌ بَعْدَ مَـدْ * فِـي كِلْمَــةٍ وَذَا
بِمُتَّصْــلٍ يُعَـدْ
وَجَـائـزٌ مَـدٌ وَقَصْـرٌ إِنْ فُصِـل * كُـلٌّ بِكِلْمَــةٍ وَهَذَا
المُـنْفَصِــلْ
|
وَمِثـْلُ ذَا إِنْ عَـرَضَ السُّـكُـونُ * وَقْـفَاً
كَتَعْـلَـمُـونَ نَسْـتَعِــينُ
أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَـلَـي المَـدِّ وَذَا * بَـدَلْ كَـآمَـنُوا
وَإِيَـماناً خُــذَا
وَلاَزِمٌ إِنِ السُّـكُـونُ أُصِّــــلاَ * وَصْلاَ وَوَقْـفاً بَعْـدَ مَـدٍّ
طُــوّلاَ
|
Hukum Mad
Hukum Mad selalu ada tiga, yaitu Mad Wajib, Mad
Jaiz, dan Mad Lazim
Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad
dalam satu kalimat yang bersambung (mad wajib muttashil)
Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad
wajib muttashil) boleh pula dibaca pendek (seperti mad thabi’iy) yaitu jika
(mad dan hamzah) masing-masing dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz
munfashil. .
Contoh ini (mad munfashil yang boleh dibaca
panjang atau pendek atau tawassuth/pertengahan) jika ada huruf yang disukunkan
karena waqaf seperti َتَعْـلَـمُـونَ
dan نَسْـتَعِــينُ (Mad ‘Aridh Lissukun)
Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad
badal contohnya آمَـنُوا dan إِيَـماناً
JIka sukun bersambung setelah mad baik secara
washal atau waqaf maka ini adalah mad lazim
أقسام المد اللازم
أَقْسَــامُ لاَزِمٍ لَـدَيهم أَرْبَـعَـةْ * وَتِـلْكَ كِـلْمِـيُّ
وَحَرْفِـيٌّ مَعَــهْ
كِـلاَهُـمَا مُـخَـفَّـفٌ مُـثَـقَّـلُ * فَـهَـــذِهِ أَرْبَـعَـةٌ
تُـفَصَّــلُ
فَـإِنْ بِـكِلْمَـةٍ سُـكُونٌ اجْـتَمَـعْ * مَـعْ حَرْفِ مَـدٍّ
فَهْوَ كِلْمِـيُّ وَقَـعْ
أَوْ فـي ثُـلاَثِـيِّ الحُرُوفِ وُجِـدَا * وَالمَـدُّ وَسْـطُهُ
فَحَـرْفِــيٌّ بَـدَا
كِـلاَهُـمَا مُثَـــقّـلٌ إِنْ أُدْغِـمَا * مَخَفَّـفٌ كُــلُّ إِذَا لَـمْ
يُـدْغَـمَا
|
وَالـلاَّزِمُ الْحَـرفِـيُّ أَوَّلَ السُّــوَرْ * وُجُـودُهُ
وَفِـي ثَمَـانٍ انحَصَــرْ
وَعَيْنُ ذُو وَجْهَـيْنِ والطُّولُ أَخَصْ * يَـجْمَعُـهَا
حُـرُوفُ كَمْ عَسَلْ نَقَصْ
وَمَا سِوَي الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ * فـَمُـدُّه مَـدّاً
طَبِيـعِـيَّا أُلِــفْ
وَذَاكَ أَيْضـاً فِـي فَـوَاتِحِ السُّـوَرْ * فِي لَفْظِ حَيٍّ طَـاهِرٍ قَـدِ
انْحَصَـرْ
وَيَجْمَـعُ الْفَوَاتِـحَ الأَرْبَـعْ عَشَـرْ * صِلْهُ سُحَيْراً
مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ
|
Jenis-jenis Mad Lazim
Mad Lazim menurut ulama qiroah ada empat jenis
yaitu mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy
Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa
mukhaffaf dan mutsaqqal maka ini adalah pembagian yang empat
jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam
satu kata, maka terjadilah mad lazim kilmy
apabila dijumpai ada tiga huruf dan ditengahnya
itu adalah mad maka itu merupakan mad lazim harfiy
Keduanya mutsaqqal jika di-idgham-kan dan
mukhaffaf jika tidak di-idgham-kan
Mad Lazim harfiy ada di awal surat dan hurufnya
terkumpul dalam delapan huruf
Huruf ‘ain memiliki dua jalan (mad dan
tawassuth) akan tetapi yang masyhur adalah memanjangkannya (mad).. Berkumpul
huruf (mad lazim harfy) dalam kalimat ” كَمْ عَسَلْ
نَقَصْ”..
Dan apa yang selain huruf (mad) yang tiga selain
alif, maka mad nya disebut mad thabi’iy..
Begitupula pada ayat pembuka surat-surat Al
Quran yang terkumpul dalam kalimat
” حَيٍّ طَـاهِرٍ
“
Berkumpul ke-empat belas huruf pembuka surat
dalam kalimat
” صِلْهُ
سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ “
الخاتمة
وَتَــمَّ ذَا النَّـظْمُ بِحَـمْدِ اللَّـــهِ * عَـلَـى تَمَامِـهِ بِـلاَ
تَــنَاهِـى
أَبْـيَاتُـهُ نَـدٌّ بَـداَ لِـذِى النُّـهَى * تَارِيخُهُ بُشْـرَى لِمَـنْ
يُـتْقِـنُـهَا
|
ثُـمَّ الصَّـلاَةُ وَالسَّــلاَمُ أَبَـــداَ * عِـلـى خِـتَامِ
الأَنْبِـيَاءِ أَحْـمَـدَا
وَالآلِ وَالصَّــحْبِ وَكُـلِّ تَـابِـعِ * وَكُــلِّ قَـارِئٍ وكُـلِّ
سَــامِـعِ
|
Penutup
Telah selesai nazham ini dengan memuji nama
Allah atas kesempurnaannya yang tak terbatas
Bait-baitnya tampak serasi bagi yang berakal…
Tanggal pembuatan (kitab ini) adalah “menggembirakan bagi orang yang
menguasainya”
Kemudian shalawat serta salam semoga selalu
tercurah atas penutup para nabi, Muhammad
Atas keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan
setiap pembaca dan pendengar Al Quran…