Lafadz-lafadz Shalawat dan
Penjelasannya
Dalam berbagai sumber, baik hadis maupun keterangan para ulama
yang termuat dalam kitab-kitab kuning (istilah santri bagi kitab yang kertasnya
berwama kuning) banyak sekali lafazh-lafazh shalawat. Seperti yang terhimpun
dalam kitab Muktashar
fî Ma’ânî Asmâ Allâh al-Husnâ, dalam bâb Ash-Shalâh ‘alâ al-Nabi, karangan Al-Ustâdz
Mahmûd al-Sâmî, dan kitab Afdhalu
al-Shalawâti ‘alâ Sayyidi al-Sâdâti, karangan Yûsuf bin Ismâ’îl
al-Nabhânî. Untuk itu dibawah ini adalah sebagian lafazh-lafazh shalawat
tersebut baik yang bersumber dari hadis maupun kitab-kitab, berikut
penjelasannya.
Artinya:
“Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang tidak
pandai menulis dan membaca. Dan muliakan pulalah kiranya akan isterinya, ibu
segala orang yang mukmin, akan keturunannya dan segala ahli rumahnya,
sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarga Ibrahim diserata alam.
Bahwasanya Engkau, wahai Tuhanku, sangat terpuzi dan sangat mulia.” (HR.
Muslim dan Abû Dâud dari Abû Hurairah).
Artinya:
“Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya
sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada
Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim,
bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia diserata alam.”
(HR.Muslim dan Abî Mas’ûd).
Artinya: “Ya
Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya,
sebagaimana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim bahwasanya Engkau sangat
terpuji dan sangat mulia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat oleh-Mu akan
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada
Ibrahim; bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia.” (HR.
Bukhârî dari Abû Sa’îd, Ka’ab Ibn ‘Ujrah).
Artinya: “Ya
Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu,
Sebagaimana Engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat oleh-Mu kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada
Ibrahim dan keluarga Ibrahim.” (HR. Al-Bukhârî dan Abû Sa’îd).
Artinya: “Ya
Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, isteri-isterinya dan
keturunannya, sebagajmana Engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim. Dan beri
berkatlah oleh-Mu kepadq Muhammad dan isteri-isterinya serta
keturunan-keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada
keluarga Ibrahim: bahwasanya Engkau sungguh sangat terpuji dan amat mulia.”
(HR. Al-Bukhârî dari Abû Hamîd Al-Sa’îdi).
Berkata Al-Nawâwî dalam Al-Adzkâr: “lafazh sha-lawat yang paling
utama dibaca, ialah lafazh shalawat yang lengkap ini.
Artinya: “Ya
Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad hamba-Mu dan
pesuruh-Mu, Nabi yang ummi dan muliakanlah oleh-Mu akan keluarga Muhammad,
jsleri-isterjnya dan keturunannya sebagajmana Engkau telah memuliakan Ibrahim
dan keluarganya; dan berilah berkat oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang ummi dan
akan keluarganya, isteri-isterinya dan keturunannya, se-bagaimana Engkau telah
memberikan berkat kepada Ibrahim dan keluarganya, diserata alam, hanya engkau
sajalah yang sangat terpuji dan sangat mulia.”
Lafazh-lafazh shalawat yang ringkas, ialah lafazh-lafazh yang
diriwayatkan oleh Abû Dâud dan Al-Nasâ’i, yaitu :
Artinya: “Ya
Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya.”
(HR. Al-Nasâ’i dari Zaid ibn Kharijah).
Artinya: “Ya
Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad Nabi yang ummi dan akan
keluarganya.” (HR. Abû Dâud dari ‘Uqbah bin ‘Amir).
Artinya: “Wahai
Tuhanku, limpahkanlah kiranya shalawat-shalawat-Mu dan rahmat-Mu serta
berkat-Mu atas peng-hulu segala Rasul, ikutan segala orang yang taqwa, pe-nutup
semua Nabi, yaitu: Muhammad, hamba-Mu dan rasul-Mu, imam segala kebajikan,
pemimpin kebaikan dan utusan pembawa rahmat. Wahai Tuhanku, tempatkanlah dia
pada suatu maqam yang dirindukannya oleh orang yang dahulu.” (HR.
Ibnu Mâjah dari ‘Abdullah Ibn Mas’ûd).
Berkata Al-Sayuthî dalam Al-Hirz al-Ma’ânî: “Saya telah membaca
keterangan Al-Subkî yang diterimanya dari ayahnya di dalam Al-Thabaqat,
katanya: Sebaik-baiknya shalawat untuk dibaca dalam bershalawat, ialah bunyi
shalawat yang dibaca di dalam tasyahhud (yang diriwayat-kan oleh Bukhârî dan
Muslim). Maka barangsiapa mem-bacanya, dipandanglah ia telah bershalawat dengan
sem-purna, dan barangsiapa membaca selainnya, maka mereka tetap berada dalam
keraguan, karena bunyi lafazh-lafazh yang diriwayatkan oleh Bukhârî Muslim itu,
adalah lafazh shalawat yang sering diajar oleh Nabi sendiri dan yang sering
disuruh supaya kita membacanya.”
Dalam tasyahud akhir, Imam Syâfi’i r.a. menganggap shalawat atas
Nabi Saw. sebagai salah satu dari rukun salat. Beliau biasa memakai shalawat
sebagai berikut:
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada jun-junan kami, Muhammad, dan kepada
keluarga junjunan kami, Muhammad, sebagaimana Engkaau telah melimpahkan
shalawat kepada junjunan kami Ibrahim dan keluarga Ibrahim, berkatilah pula
junjunan kami Muhammad, dan keluarga junjunan kami, Muhammad, sebagai-mana
Engkau telah memberkati junjunan kami, Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Selain itu, beliau juga suka memakai sighat shalawat lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam kitab Al-Muwattha’. Shalawat di atas juga diriwayatkan oleh Abû Dâud, Al-Turmudzî, Al-Nasâ’i, dan Al-Bayhaqi dari Ibn Mas’ûd, dengan ditambah lafal Sayyidinâ untuk Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.
Tambahan lafal sayyidina boleh jadi sebagai adab dari beliau atau
mungkin pula mengikuti ucapan Rasulullah Saw. dalam salah satu sabdanya yang
mengatakan:
Artinya: “Berdirilah
kalain untuk menyebut sayyid (penghulu) kalian! ”
Rasulullah Saw. juga bersabda, ditunjukan kepada Sa’ad bin Mu’adz:
Artinya: “Aku
adalah sayyid (penghulu) manusia dan tidak sombong”.
Dalam hal ini Imam Syâfi’î r.a., telah mengamalkan shalawat yang
dianggap oleh beliau paling sahih sanadnya.
Artinya: “Semoga
Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada Muhammad “
Penjelasan
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
“Barangsiapa yang membaca shalawat ini, berarti ia telah
membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah
kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.”
Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang meng-hadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda.”
Rasulullah menjawab, “Bawa dia kemari!”
Orang itu berkata, “la buta, tidak bisa melihat.”
Rasulullah lalu bersabda, “Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallâhu ‘alâ Muhammdin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku.”
Anjuran Rasulullah itu ditruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari beliau.
Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang meng-hadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda.”
Rasulullah menjawab, “Bawa dia kemari!”
Orang itu berkata, “la buta, tidak bisa melihat.”
Rasulullah lalu bersabda, “Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallâhu ‘alâ Muhammdin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku.”
Anjuran Rasulullah itu ditruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari beliau.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan Keluarganya.”
Penjelasan
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang meng-ucapkan Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa Sallim ketika ia berdiri, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika duduk, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri. “
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang meng-ucapkan Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa Sallim ketika ia berdiri, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika duduk, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri. “
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi.”
Penjelasan
Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”
Kemudian ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”
Rasulullah menjawab, ‘Allâhumma shalli ‘alâ Muhamadin ‘abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî.”
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setip malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar.
Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”
Kemudian ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”
Rasulullah menjawab, ‘Allâhumma shalli ‘alâ Muhamadin ‘abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî.”
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setip malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah sealawat atas Muham-mad dan kelurga Muuhammad sehingga
tidak tersisa lagi satu shalawat pun; sayangilah Muhammad dan keluarga Muhammad
sehingga tidak lagi tersisa satu rahmatpun; berkatilah Muhammad dan keluarga
Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu berkahpun; dan limpahkanlah
kese-jahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi
tersisa satu kesejahteraan pun.”
Penjelasan
Al-Fasi berkata, “Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibn ‘Umar r.a. Disebutkannya pula keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapakannya dihadapan nabi Saw.”
Al-Fasi berkata, “Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibn ‘Umar r.a. Disebutkannya pula keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapakannya dihadapan nabi Saw.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad, dan tempatkanlah ia ditempat yang
dekat dengan-Mu di Hari Kiamat.”
Penjelasan
Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Thabrânî, Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibn ‘Ashim dari sahabat Ruwayfi bin Tsabit al-Anshari. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini, berarti ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Thabrânî, Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibn ‘Ashim dari sahabat Ruwayfi bin Tsabit al-Anshari. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini, berarti ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di alam ruh, kepada jasadnya
di alam jasad, dan kepada kuburnya di alam kubur.”
Penjelasan
Imam Al-Sya’rânî menutrkan bahwa Nabi Saw. telah ber-sabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, ia akan melihatku di alam mimpi. Barangsiapa yang me-lihatku di alam mimpinya, ia akan melihatku di Hari Kiamat. Baranggiapa yang melihatku di Hari Kiamat, aku akan memberinya syafaat. Barangsiapa yang aku beri syafaat, niscaya ia akan minum dari telagaku dan di-haramkan jasadnya oleh Allah dari neraka.
Imam Al-Sya’rânî menutrkan bahwa Nabi Saw. telah ber-sabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, ia akan melihatku di alam mimpi. Barangsiapa yang me-lihatku di alam mimpinya, ia akan melihatku di Hari Kiamat. Baranggiapa yang melihatku di Hari Kiamat, aku akan memberinya syafaat. Barangsiapa yang aku beri syafaat, niscaya ia akan minum dari telagaku dan di-haramkan jasadnya oleh Allah dari neraka.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dan kepada keluarga Muhammad, di kalangan orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya, serta di alam arwah sampai Hari Kiamat.”
Penjelasan
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah Saw. ketika beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata, Assalâmu ‘alaykum, wahai ahli kemuliaan!”
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah Saw. ketika beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata, Assalâmu ‘alaykum, wahai ahli kemuliaan!”
Orang itu lalu didudukkan oleh Nabi Saw di tengah-tengah. yaitu
antara beliau dan Abu Bakar r.a. Orang-orang yang hadir ketika itu menjadi
heran menyaksikan hal itu hingga Nabi Saw. menjelaskan. “Jibril a.s. telah
datang kepadaku memberitahukan bahwa orang ini telah memberi shalawat kepadaku
dengan shalawat yang belum pemah dibaca oleh seorang pun sebelumnya.”
Lalu Abu Bakar bertanya. “Bagaimana shalawatnya ya Rasulullah?
Kemudian Rasulullah Saw. menyebutkan sha-lawat tersebut di atas.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad-hamba-Mu, Nabi-Mu, dan
Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga atas keluarganya, isteri-isterinya, dan
ketu-runannya, sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, hiasan Arsy-Mu,
dan tinta kalimat-Mu.”
Penjelasan
Al-Hafizh Al-Sakhâwî menuturkan, seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.
Pen-syarah kitab Dalâ’il mengatakan, bahwa lafal shalawat ini diambil dari hadis Ummul Mukminin. Juwairiyah.
Al-Hafizh Al-Sakhâwî menuturkan, seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.
Pen-syarah kitab Dalâ’il mengatakan, bahwa lafal shalawat ini diambil dari hadis Ummul Mukminin. Juwairiyah.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkilnlah shalawat atas junjunan kami, Muhammad, dengan suatu
shalawat yang menye-babkan kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka,
yang menyebabkan Engkau menunaikan semua hajat kami, yang menyebabkan Engkau
me-nyucikan kami dari semua kejahatan, yang menyebabkan Engkau mengangkat kami
ke derajat yang tinggi di sisi-Mu, dan yang menyebabkan Engkau menyampaian
semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebakan dunia dan akhirat.”
Penjelasan
Shalawat di atas disebutkan di dalam kitab Dalâ’il. Dalam syarah kitab tersebut disebutkan riwayat dari Hasan bin ‘Ali Al-Aswânî. Ia berkata, “Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalarn setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya.”
Shalawat di atas disebutkan di dalam kitab Dalâ’il. Dalam syarah kitab tersebut disebutkan riwayat dari Hasan bin ‘Ali Al-Aswânî. Ia berkata, “Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalarn setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya.”
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat atas junjunan kami, Muhammad– samudera cahaya-Mu, tambang ra-hasia-Mu, singgasana kerajaan-Mu, imam hadrat-Mu, bingkai kerajaan-Mu, perbendaharaan rahmat-Mu, dan jalan syariat-Mu,yang mendapat kelezatan dengan tauhid-Mu, insan yang menjadi sebab segala yang maujud, penghulu para makhluk-Mu, yang memperoleh pancaran sinar cahaya-Mu- dengan shalawat yang kekal sekekal diri-Mu, yang tetap sebagaimana tetap-Mu, dan yang tidak ada akhir di balik ilmu-Mu; juga dengan shalawat, yang meridhakan-Mu dan meridhakannya serta meridhakan kami dengannya, duhai Tuhan semesta alam.”
Penjelasan
Shalawat ini dinamakan shalawat ‘Cahaya Kiamat’. Sha-lawat ini disebut demikian karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya pada Hari Kiamat kelak.”
Shalawat ini dinamakan shalawat ‘Cahaya Kiamat’. Sha-lawat ini disebut demikian karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya pada Hari Kiamat kelak.”
Sayyid Ahmad Al-Shâwî dan yang lainnya mengatakan, shalawat ini
saya dapatkan tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrati.
Di dalam syarah atas kitab Dalâ’il disebutkan, sebagian pemuka para wali mengatakan, bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat lainnya.
Di dalam syarah atas kitab Dalâ’il disebutkan, sebagian pemuka para wali mengatakan, bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat lainnya.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang
bershalawat kepadanya,limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah
orang yang tidak bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad
sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan kepadanya, lim-pahkanlah shalawat
kepada Muhammad sebagaimana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya, dan
lim-pahkanlah pula shalawat kepada Muahammd sebagaimana seharusnya shalawat
atasnya.”
Shalawat di atas dinamakan Al-Shalât al-’Adâdiyyah.
Artinya: “Ya
Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Muhammad, selama orang-orang yang
ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu ”
Penjelasan
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.17) adalah dua sighat shalawat dari Imam Al-Syâfi’i r.a.
Berkaitan dengan shalawat pertama (no.17) telah dice-ritakan di dalam syarah atas kitab Dalâ’il, bahwa Imam Al-Syâfi’i pernah bermimpi bertemu seseorang, lalu dikatakan kepadanya, “Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?”
Imam Al-Syâfi’i menjawab, Allah telah mengampuni diriku.” “Dengan amal apa?” orang itu bertanya lagi.
“Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.,” Jawab Imam Al-Syafi’i.
“Bagaimana bunyinya?”
Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.
Sedangkan berkaitan dengan shalawat kedua (no.18 ), Al- Mazânî bertutur sebagai berikut:
Saya bermimpi melihat Imam Al-Syâfi’i. Lalu saya bertanya pada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?”
Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risâlah, yaitu: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzâkirûna wa Shalli ‘alâ Muhammadin kullamâ ghafala ‘an dzikrik al-Ghâfilûna.”
Sementara itu, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ menuturkan hal berkut:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.17) adalah dua sighat shalawat dari Imam Al-Syâfi’i r.a.
Berkaitan dengan shalawat pertama (no.17) telah dice-ritakan di dalam syarah atas kitab Dalâ’il, bahwa Imam Al-Syâfi’i pernah bermimpi bertemu seseorang, lalu dikatakan kepadanya, “Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?”
Imam Al-Syâfi’i menjawab, Allah telah mengampuni diriku.” “Dengan amal apa?” orang itu bertanya lagi.
“Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.,” Jawab Imam Al-Syafi’i.
“Bagaimana bunyinya?”
Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.
Sedangkan berkaitan dengan shalawat kedua (no.18 ), Al- Mazânî bertutur sebagai berikut:
Saya bermimpi melihat Imam Al-Syâfi’i. Lalu saya bertanya pada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?”
Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risâlah, yaitu: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzâkirûna wa Shalli ‘alâ Muhammadin kullamâ ghafala ‘an dzikrik al-Ghâfilûna.”
Sementara itu, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ menuturkan hal berkut:
Abu Al-Hasan Al-Syâfi’i menuturkan, “Saya telah bermimpi melihat
Rasulullah Saw., lalu saya bertanya, “Ya Rasulullah, dengan apa Al-Syâfi’i
diberi pahala dari sebab ucapannya dalam kitab Al-Risâlah: Washallallâhu ‘alâ muhammaddin kullamâ
dzakara al-Dzdâkirûn waghafala ‘an dzikrik al-ghâfilûn?’ Rasulullah
meniawab: ‘la tidak ditahan untuk dihisab.”‘
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat atas cahaya di antara segala cahaya, rahsia di
antara segala rahasia, pe-nawar duka, dan pembuka pintu kemudahan, yakni
Say-yidina Muhammad, manusia pilihan, juga kepada ke-luarganya yang suci dan
sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karunia-Nya.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Badawi r.a., Sayyid Ahmad Ruslan mengomentari shalawat ini, “Sha-lawat ini sangat mujarab untuk menunaikan hajat, mengusir kesusahan, menolak bencana, dan memperoleh ca-haya; bahkan sangat manjur untuk segala keperluan.”
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Badawi r.a., Sayyid Ahmad Ruslan mengomentari shalawat ini, “Sha-lawat ini sangat mujarab untuk menunaikan hajat, mengusir kesusahan, menolak bencana, dan memperoleh ca-haya; bahkan sangat manjur untuk segala keperluan.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad, Nabi yang ummi; juga
kepada keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah apa Yang Engkau ketahui,
seindah apa Yang Engkau ketahui, dan sepenuh apa Yang Engkau ketahui.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Syamsuddin Muham-mad Al-Hanafi r.a. (Sultan Hanafi). la termasuk salah seorang keturunan Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. la telah menjabat kedudukan sebagai kutub para wali (quthb awliya) selama 46 tahun 3 bulan dan beberapa hari. Selama masa jabatannya itu, ia merupakan quthb ghawts mufrad jam’i.
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Syamsuddin Muham-mad Al-Hanafi r.a. (Sultan Hanafi). la termasuk salah seorang keturunan Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. la telah menjabat kedudukan sebagai kutub para wali (quthb awliya) selama 46 tahun 3 bulan dan beberapa hari. Selama masa jabatannya itu, ia merupakan quthb ghawts mufrad jam’i.
Banyak sekali cerita-cerita berkenaan dengan riwayat hidup dan
karamahnya: Di antaranya ia tidak pernah ber-diri satu kali pun bila menyambut
kedatangan para raja. Bahkan, jika ada salah searang di antara raja-raja itu
datang kepadanya, raja tersebut merendahkan diri di hadapannya, duduk dengan
sopan tanpa menaleh ke kiri dan ke kanan selama berada di hadapan beliau.
Artinya: “Ya
Allah limpahkan shalawat, salam, dan berkah, kepada Muhammad– cahaya zat dan
rahasia yang berjalan di malam hari–di dalam seluruh asma dan sifat.”
Penjelasan
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratusribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratusribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah atas Sayyidina
Muuammad–pembuka hal-hal yang terkunci; penutup perkara-perkara yang sudah
berlalu; penolong kebenaran dengan kebenaran; dan penunjuk jalan kepada
jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah senan-tiasa melimpahkan shalawat kepadanya,
juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sesuai dengan derajat dan
kedudukannya yang tinggi.”
Penjelasan
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu–shalawat lainnya.
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu–shalawat lainnya.
Barangsiapa yang men-dawam-kan
(membiasakan secara rutin) membacanya selama empat puluh hari, Allah akan
mengampuninya dari segala dosanya. Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu
kali pada malam Kamis, Jumat atau Senin, ia akan berkumpul dengan Nabi Saw.
Akan tetapi, sebelumnya hendaklah ia melakukan salat sunnah empat rakaat: Pada
rakaat pertama ia membaca Surah Al-Fâtihah dan Al-Qadr. Pada rakaat kedua
sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Zalzalah. Pada rakaat ketiga sesudah
Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Kafirun. Pada rakaat keempat sesudah Al-Fâtihah
ia membaca Surah Al-Mu’awwidzatayn (surah Al-Falaq dan Al-Nâs). Hendaklah ia
membakar kemenyan Arab ketika membaca shalawat tersebut.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak apa yang ada
di dalam pe-ngetahuan Allah, dengan shalawat yang kekal seba-gaimana kekalnya
kerajaan Allah.”
Penjelasan
Sayyid Ahmad Al-Sakhâwî, dengan menukil dari ulama lainnya mengatakan bahwa shalawat tersebut di atas me-nyamai 600,000 shalawat lainnya. Shalawat ini dikenal dengan sebutan, “Shalawat Kebahagiaan”.
Sayyid Ahmad Al-Sakhâwî, dengan menukil dari ulama lainnya mengatakan bahwa shalawat tersebut di atas me-nyamai 600,000 shalawat lainnya. Shalawat ini dikenal dengan sebutan, “Shalawat Kebahagiaan”.
Sedangkan Syaikh Dahlan memberikan komentamya, “Shalawat ini
merupakan sighat shalawat yang sempurna. Orang yang membacanya secara rutin
tiap-tiap hari Jumat sebanyak seribu kali akan menjadi orang yang bahagia di
dunia dan akhirat.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah, kepada sayyidina Muhamamd dan
keluarganya; sebanyak kesempurnaan Allah dan segala yang sesuai dengan sesuai
dengan kesempurnaan-Nya itu.”
Penjelasan
Shalawat ini dikenal di kalangan ahli tarekat sebagai shalawat “Kamaliyah”. Mereka telah memilih shalawat tersebut sebagai wirid karena pahalanya yang tidak terhingga.
Shalawat ini dikenal di kalangan ahli tarekat sebagai shalawat “Kamaliyah”. Mereka telah memilih shalawat tersebut sebagai wirid karena pahalanya yang tidak terhingga.
Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000 shalawat
lainnya.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada penghulu kami,
Muhammad-Nabi yang ummi, yang terkasih, yang tinggi kedudukannya, dan yang
besar wibawanya; juga kepada keluarga dan para sahabatnya.”
Penjelasan
Tentang shalawat ini, ada yang mengatakan bahwa Nabi Saw. bershalawat atas dirinya dengan shalawat tersebut.
Tentang shalawat ini, ada yang mengatakan bahwa Nabi Saw. bershalawat atas dirinya dengan shalawat tersebut.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muuhammad dan keluarga
Sayyidina Muhammad, di dalam setiap kejapan mata dan tarikan napas, serta
sebanyak jumlah ilmu yang Engkau miliki.”
Penjelasan
Shalawat ini diterima oleh Maulana Syaikh Al-Hindi dari Nabi Saw. Di antara keistimewaannya adalah: jika Anda membacanya secara rutin, Anda akan memperoleh ilmu dan rahasia langsung dari Nabi Saw.
Shalawat ini diterima oleh Maulana Syaikh Al-Hindi dari Nabi Saw. Di antara keistimewaannya adalah: jika Anda membacanya secara rutin, Anda akan memperoleh ilmu dan rahasia langsung dari Nabi Saw.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna
kepada junjunan kami, Muhammad, yang dengan perantaraan beliau itu dilepaskan
semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, di-tunaikan segenap kebutuhan,
diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, dan diberi minum dari awan
berkat wajahnya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam
setiap kejapan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau
miliki.”
Penjelasan
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”. Tentang shalawat ini, Imam Al-Qurthubi me-nuturkan bahwa, barangangsiapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahan-nya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudah-kan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rezeki-nya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain.
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”. Tentang shalawat ini, Imam Al-Qurthubi me-nuturkan bahwa, barangangsiapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahan-nya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudah-kan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rezeki-nya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad-hamba dan Rasul-Mu serta Nabi
yang ummi; atas keluarga Muhammad dan para isterinya, ibu kaum Mukmin, serta
atas keturunan dan keluarganya-sebagai-mana Engkau telah melimpahkan shalawat
itu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini se-sungguhnya Engkau
Maha terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah berkatilah Muhammad–hamba dan
rasul-Mu serta Nabi yang ummi; jugakeluarga dan para isterinya, ibu kaum Mukmin
serta keturunan dan Ahli Baitnya– se-bagaimana Engkautelah memberkati Ibrahim
dan keluarga Ibrahim, Di alam raya ini sesungnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari hadis yang sahih.
Shalawat ini bersumber dari hadis yang sahih.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, berkah, dan rahmat-Mu kepada Muuhammad-hamba,
Nabi, dan utusan-Mu; Nabi yang ummi, penghulu para rasul, imam orang-orang yang
bertakwa, dan penutup para Nabi; Imam kebaikan dan panglima kebaikan, serta
rasul rahmat, juga kepada isteri-isterinya, ibu kaum beriman, dan kepada
keturunan dan Ahli Baitnya; kepada keluarga dan para sahabatnya, para penolong
dan para pe-ngikutnya, serta umat dan para pencintanya-sebagaimana Engkau telah
melimpahkan shalawat, berkah, rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di
alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Limpahkanlah pula shalawat, berkah,
dan rahmat atas kami bersama mereka, dengan shalauwat-Mu yang paling utama dan
berkah-Mu yang paling suci; selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Mu dan
orang-orang yang lalai melupakan-Mu; sebanyak jumlah yang genap dan yang
ganjil; sebanyak jumlah kalimat-Mu yang sem-purna dan diberkahi; dan sebanyak
jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, perhiasan arsy-Mu, dan tintakalimat-Mu–shalawat
yang kekal sekekal diri-Mu.
Ya Allah, bangkitkanlah dia pada Hari
Kiamat kelak pada derajat kedudukan yang terpuji, yang diinginkan oleh
orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya; tem-patkanlah dia pada tempat
yang dekat dengan-Mu pada Hari Kiamat; perkenankanlah syafaatnya yang besar;
angkatlah derajatnya yang tinggi; dan berikanlah ke-padanya semua permintaannya
di akhirat dan di dunia, sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada Ibrahim
dan Musa.
Ya Allah, jadikanlah kecintaannya di dalam kalangan mereka yang disucikan, kasih-sayangnya di kalangan mereka yang didekatkan, dan sebutannya di dalam ka-langan mereka yang ditinggikan. Berikanlah pahala yang setimpal kepadanya dari kami sesuai dengan haknya, dengan sebaik-baik pahala yang Engkau berikan kepada para Nabi dan umatnya. Berikanlah kebaikan kepada semua nabi. Shalawat dari Allah dan kaum Mukmin senantiasa terlimpah kepada Muhammad, Nabi yang ummi. Salam sejahtera tercurah atasmu, duhai Baginda Nabi, serta rahmat Allah, berkah-Nya, ampunan-Nya, dan keridhaan-Nya.
Ya Allah, sampaikanlah salam kami kepadanya, balaslah salam kami olehnya, tetapkanlah pada umat dan ke-turunannya amal perbuatan yang akan menyenangkan hatinya. Duhai Tuhan semesta alam.”
Ya Allah, jadikanlah kecintaannya di dalam kalangan mereka yang disucikan, kasih-sayangnya di kalangan mereka yang didekatkan, dan sebutannya di dalam ka-langan mereka yang ditinggikan. Berikanlah pahala yang setimpal kepadanya dari kami sesuai dengan haknya, dengan sebaik-baik pahala yang Engkau berikan kepada para Nabi dan umatnya. Berikanlah kebaikan kepada semua nabi. Shalawat dari Allah dan kaum Mukmin senantiasa terlimpah kepada Muhammad, Nabi yang ummi. Salam sejahtera tercurah atasmu, duhai Baginda Nabi, serta rahmat Allah, berkah-Nya, ampunan-Nya, dan keridhaan-Nya.
Ya Allah, sampaikanlah salam kami kepadanya, balaslah salam kami olehnya, tetapkanlah pada umat dan ke-turunannya amal perbuatan yang akan menyenangkan hatinya. Duhai Tuhan semesta alam.”
Penjelasan
Shalawat ini adalah shalawat yang dikumpulkan oleh Al-Hâfizh Al-Sakhâwî di dalam kitab Al-Qawl al-Badî’. Disebutkan pula oleh Ibn Al-Hajar di dalam Al-Durr al-Mandhûdh bahwa ia menghim pun segala lafal yang diriwayatkan.
Shalawat ini adalah shalawat yang dikumpulkan oleh Al-Hâfizh Al-Sakhâwî di dalam kitab Al-Qawl al-Badî’. Disebutkan pula oleh Ibn Al-Hajar di dalam Al-Durr al-Mandhûdh bahwa ia menghim pun segala lafal yang diriwayatkan.
Artinya: “Ya
Allah limpahkanlah shalawat dan salam atas junjunann kami Muhammad, Nabi yang
ummi; juga kepada keluarga dan para sahabatnya, selama orang-orang yang ingat
menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu sebanyak apa yang diliputi
oleh ilmu Allah, dituliskan oleh qalam Allah, diterapkan dalam hukum Allah, dan
seluas ilmu Allah; sebanyak jumlah segala sesuatu, berlipat gandanya segala
sesuatu, dan sepenuh segala sesuatu; serta sebanyak makhluk Allah, perhiasan
arsy Allah, keridhaan Allah, tinta kalimat Allah; seerta semua yang telah terjadi,
yang akan terjadi, dan semua yang ada di dalam ilmu Allah dengan shalawat yang
menghabiskan seluruh bilangan dan meliputi seluruh batasan; juga dengan
shalawat yang berkesinambungan dengan kekalnya kerajaan Allah dan abadi dengan
keabadian Allah.”
Penjelasan
Shalawat ini disebutkan oleh Syaikh Al-Dayrabi di dalam Mujarrabat-nya. Ia termasuk sighat yang sangat bagus sekali untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.
Ada yang berpendapat bahwa orang yang membacanya secara rutin selama sepuluh malam, tiap-tiap malam sebanyak seratus kali, pada saat hendak berbaring tidur di tempat tidurnya, sambil menghadap kiblat dan dalam keadaan suci yang sempurna, akan bermimpi melihat Nabi Saw.
Shalawat ini disebutkan oleh Syaikh Al-Dayrabi di dalam Mujarrabat-nya. Ia termasuk sighat yang sangat bagus sekali untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.
Ada yang berpendapat bahwa orang yang membacanya secara rutin selama sepuluh malam, tiap-tiap malam sebanyak seratus kali, pada saat hendak berbaring tidur di tempat tidurnya, sambil menghadap kiblat dan dalam keadaan suci yang sempurna, akan bermimpi melihat Nabi Saw.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, serta
keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah huruf yang digariskan oleh
qalam.”
Penjelasan
Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif ‘Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi.
Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khâtimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan salat maghrib ia mengucapkan, “Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî,” kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.
Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif ‘Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi.
Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khâtimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan salat maghrib ia mengucapkan, “Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî,” kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami, Muhammad-hamba,
Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga Muhammad, dengan
shalawat yang menjadikan kerelaan bagi kami dan penunaian bagi haknya.
Berikanlah ke-padanya wasilah dan maqam yang terpuji yang telah Engkau
janjikan. Balaslah ia dari kami dengan balasan yang sepantasnya; dan balaslah
ia dengan balasan yang paling baik daripada balasan yang telah Engkau berikan
kepada seorang nabi dari umatnya. Limpahkanlah pula shalawat-Mu atas semua
saudara-saudaranya dari go-longan para nabi, shiddiqun, syuhada, dan
orang-orang salih.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada
Muhammad di kalangan umat terdahulu, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad
sampai Hari Kiamat.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.”
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.”
Penjelasan
Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-’Ârif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, ‘Awârif al-Ma’ârif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawâti ‘an-Sayyidi al-Sâdâti, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.
Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-’Ârif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, ‘Awârif al-Ma’ârif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawâti ‘an-Sayyidi al-Sâdâti, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.
Diriwayatkan dari Al-Faqih Al-Shâlih ‘Umar bin Sa’id bahwa
Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat tersebut
setiap hari 33 kali, Allah akan membukakan baginya (pintu) antara kuburnya dan
kuburku.”
Artinya: “Shalawat
Allah, malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya, semoga senantiasa
tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, atasnya serta atas mereka
tercurah salam, rahmat, dan berkah Allah.”
Penjelasan
Shalawat di atas bersumber dari Imam ‘Alî bin Abî Thalib k.w., kemudian diwartakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
Shalawat di atas bersumber dari Imam ‘Alî bin Abî Thalib k.w., kemudian diwartakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang ruhnya menjadi mihrab arwah, malaikat, dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi imam para nabi dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi pemimpin penduduk surga, yaitu hamba-hamba Allah yang beriman.”
Penjelasan
Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra’. Pengarang kitab Al-Ibrîz, Sayyid ‘Abdul ‘Azîz Al-Dabbâgh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.
Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra’. Pengarang kitab Al-Ibrîz, Sayyid ‘Abdul ‘Azîz Al-Dabbâgh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.
Artinya: “Ya
Allah, Tuhan yang selalu memberikan karunia kepada manusia Tuhan yang selalu
membukakan tangan-Nya lebar-lebar dengan pemberian; Tuhan yang mempunyai
pemberian-pemberian yang mulia limpah-kanlah shalawat atas Muhmmad, sebaik-baik
manusia, dengan penghormatan; ampunilah pula kami, duhai Tuhan Yang Maha Tinggi
di sore ini.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas r.a. Dan dikemukakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
Shalawat ini bersumber dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas r.a. Dan dikemukakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
Artinya: “Ya
Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya,
sahabat-sahabatnya, anak-anaknya, isteri-isterinya, keturunannya, Ahli Baitnya,
para penolongnya, para pengikutnya, para pencintanya, dan umatnya; dan
jadikanlah kami bersama mereka semua duhai Tuhan Yang paling penyayang di
antara semua penyayang.”
Penjelasan
Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifâ’ dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah Saw., hendaklah ia membaca shalawat itu.”
Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifâ’ dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah Saw., hendaklah ia membaca shalawat itu.”
Artinya: “Semoga
Allah melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, selama orang-orang yang
ingat menyebut nama-Nya dan selama orang-orang yang lalai melupakan-Nya, Semoga
Dia melimpahkan shalawat ke-padanya di kalangan orang-orang terdahulu dan
setelahnya, dengan shalawat yang paling utama, paling banyak, dan paling baik
daripada shalawat yang dilim-pahkan-Nya kepada salah seorang dari ummatnya
dengan shalawatnya kepadanya. Salam sejahtera atasnya, teriring rahmat Allah
dan berkah-Nya. Semoga Allah membalasnya dari kami dengan balasan yang lebih
baik daripada balasan-nya kepada rasul dari orang-orang yang diutus kepadanya.
Sebab, dia telah melepaskan kami dari ke-binasaan, dan menjadikan kami
sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, beragama dengan agamanya yang
telah diridhai dan dipilih oleh para malaikat-Nya dan orang-orang yang telah
diberi-Nya nikmat di antara makhluk-Nya. Oleh karena itu, tidaklah kami
mendapat nikmat -baik yang nyata maupun yang tersembunyi, yang kami peroleh
dengannya dalam urusan agama dan dunia, dan diangkatkannya keburukan dari kami
di dalam keduanya atau di dalam salah satu dari keduanya- melainkan Muhammad
Saw.-lah yang menjadi sebabnya; yang memimpin kepada kebaikannya; yang
menunjukkan kepada tuntunannya; yang membebaskan dari kebinasaan dan
tempat-tempat jahat, yang mengingatkan, sebab-sebab yang mendatangkan
kebinasaan; yang tegak me-laksanakan nasihat, tuntunan, dan peringatan darinya.
Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada Sayyidina Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana Dia telah mencurahkan shalawat kepada Ibrahim dan
ke-luarganya, serta sebagaimana Dia telah mehmpahkan shalawat kepada Ibrahim
dan keluarga Ibrahim; Sesungguhnya Dia Maha terpuji lagi Maha muha.”
Penjelasan
Shalawat di atas bersumber dari Imam Al-Syâfi’i r.a. Dan mempunyai penyempurnaan di dalam Al-Risâlah oleh Imam Al-Syâfi’i. Shalawat ini banyak sekali faedahnya, terutama bila dibaca sesudah membacaa Shalawat Nurul Qiyâmah, Yaitu shalawat nomor 16.
Artinya: ”
Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas pemimpin para pemimpin dan
tujuan dari semua keinginan, Muhammad, kekasih-Mu yang dimuliakan; juga atas
keluarga dan para sahabatnya”.
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid ‘Alî Wafâ’.
Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid ‘Alî Wafâ’.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dengannya kegelapan menjadi terang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muham-mad, yang diutus dengan rahmat bagi setiap umat. Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dipilih untuk memimpin risalah sebelum diciptakan Lawh dan Qalam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang disifati dengan akhlak dan perangai yang utama. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad. yang dikhususkan dengan kalimat yang menyuruh dan hikmah tertentu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang tidak dilanggar kehorrmtan di majelisnya, dan tidak dibiarkan orang yang menganiayanya. Ya Allah, limpah-kanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang bisa berjalan dinaungi oleh awan kemana dia menuju. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang dipuji oleh Tuhan kemuliaan dimasa lalu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang dilimpahi shalawat oleh Allah di dalam Kitab-Nya yang sempurna dan kita diperintahkan-Nya supaya ber-shalawat kepadanya. Semoga Shalawat Allah selalu dicurahkan kepadanya; kepada keluarganya, sahabat-sa-habatnya, isteri-isterinya–selama hujan turun dengan deras dan selama orang-orang berdosa mendapat uluran kemurahan. Semoga Allah melimpahkan kepadanya salam sejahtera, kehormatan, dan kemuliaan.”
Penjelasan
Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munîr fî Al-Shalâh ‘ala Al-Basyîr Al-Nadzîr.
Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munîr fî Al-Shalâh ‘ala Al-Basyîr Al-Nadzîr.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami Muhammad, juga
kepada ke-luargaya, saahabat-sahabatnya sebanyak jumlah, apa-apa yang diliputi
oleh ilmu-Mu, digariskan oleh qalam-Mu, dan ditetapkan dalam hukum-Mu terhadap
makhluk-Mu; Curahkanlah kelembutan-Mu di dalam seluruh urusan kami dan kaum
muslimin.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarganya
sahabatnya-dengan, dan para shalawat yang melebihi shalawat-shalawat yang
diucapkan oleh orang-orang yang bershalawat dari sejak permulaan masa sampai
akhirnya; seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya, sepenuh neraca dan
penghabisan ilmu.”
Penjelasan
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.40) ada di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, “Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat no.32 supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.”
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.40) ada di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, “Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat no.32 supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak
jumlah huruf-huruf di dalam Al-Quran; limpahkanlah shalawat dan salam, kepada
Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap huruf yang dilipatgandakan sejuta; dan
limpahkanlah sha-lawat dan salam kepada sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah
tiap-tiap seribu yang dilipatgandakan.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang
bertemu dengan cahayanya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina
Muhammad, dengan shalawat yang bergandengan dengan sebutan dan yang disebutnya.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang
menerangi kuburnya dengan seterang-terangnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat
kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawlat yang melapangkan dadanya dan
menyebabkan kegembiraannya. Limpahkanlah pula shalawat kepada semua saudaranya
dari golongan para nabi dan wali, dengan shalawat sebanyak jumlah cahaya dan
kemunculannya.”
Penjelasan
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (No.42) dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ’. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorangpun.
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (No.42) dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ’. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorangpun.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Say-yidina Muhammad dan kepada keluarga
Sayyidina Muham-mad, sebanyak jumlah penyakit dan obat, serta berkati dan
sejahterakanlah mereka sebanyak-banyaknya.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari Maulana Syaikh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa, shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsîrân diulang berkali-kali.”
Shalawat ini bersumber dari Maulana Syaikh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa, shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsîrân diulang berkali-kali.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-hamba, Nabi,
dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; kepada keluarganya dan para sahabatnya, sesuai
dengan kadar kebesaran Zat-Mu, dalam setiap waktu dan saat. ”
Penjelasan
Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa, shalawat ini menyamai seratus ribu shalawat lainnya.
Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abû Al-Hasan Al-Syadzili, namun tidak pasti.
Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa, shalawat ini menyamai seratus ribu shalawat lainnya.
Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abû Al-Hasan Al-Syadzili, namun tidak pasti.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan
shalawat yang setimbang dengan bumi dan langit; sebanyak jumlah apa-apa yang
ada di dalam ilmu-Mu; serta sebanyak jumlah partikel dari semua benda yang ada
di bola bumi dan berlipat-lipat ganda dari itu. Sesungguhnya Engkau Maha
terpuji lagi Maha Mulia.”
Penjelasan
Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunûz Al-Asrâr: Tentang shalawat ini, Syaikh Al-Iyâsî berkata, “Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya.
Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunûz Al-Asrâr: Tentang shalawat ini, Syaikh Al-Iyâsî berkata, “Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-kekasih
dan yang dikasihi, penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan; kepada keluarganya
dan para sahabatnya.”
Penjelasan
Tentang shalawat ini, Syaikh Yûsuf Al-Nabhânî menjelaskan,”Syaikh Hasan Abû Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat dengan sighat tersebut di atas.
Tentang shalawat ini, Syaikh Yûsuf Al-Nabhânî menjelaskan,”Syaikh Hasan Abû Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat dengan sighat tersebut di atas.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammmad Nabi yang ummi, yang
suci dan bersih; dengan shalawat yang melepaskan segala ikatan dan melenyapkan
segala kesusahan.”
Penjelasan
Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilât wa Al-’Awâ’id.
Sebagai orang saleh mengatakan bahwa, shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.
Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilât wa Al-’Awâ’id.
Sebagai orang saleh mengatakan bahwa, shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.
Artinya: “Kepadamulah, ya Raslullah, mengalir shalawat Allah, salam-Nya, tahiyat-Nya, dan berkah-Nya; dalam tiap-tiap saat yang memadai dengan kedudukanmu yang besar dan derajatmu yang tinggi; berkumpul bagimu segala keutamaan semua jenis shalatawat dan salam.”
Penjelasan
Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.
Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang cahayanya bagi
makhluk telah mendahului, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi alam;
sebanyak jumlah makhluk-Mu yang lalu maupun yang akan datang serta yang
berbahagia di antara mereka maupun yang celaka-dengan shalawat yang
menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan; dengan shalawat yang
tidak akan habis, berakhir; dan selesai, serta dengan shalawat yang
terus-menerus dengan ke-abadian-Mu, juga kepada keluarganya. Limpahkanlah pula
kesejahteraan yang banyak seperti itu.”
Penjelasan
Pensyarah kitab Dalâ’il mengatakan bahwa, Sayyid ‘Abdul Qadir Al-Jaylânî menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhâwî, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan; satu shalawat ini berbanding sepuluh ribu shalawat lainnya.
Pensyarah kitab Dalâ’il mengatakan bahwa, Sayyid ‘Abdul Qadir Al-Jaylânî menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhâwî, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan; satu shalawat ini berbanding sepuluh ribu shalawat lainnya.
Sementara Imâm Muhyiddîn Al-Yamani, yang bergelar “Junayd dari
negeri Yaman”, mengatakan; “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat ini sepuluh
kali, pagi dan sore, ia berhak mendapat keridhaan Allah Yang Maha Besar; aman
dari kemurkaan-Nya; mendapat curahan rahmat yang berlimpah; terpelihara dengan
pemeliharaan nabi dari segala marabahaya, dan mendapatkan kemudahan dalam segala
urusan.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat-Mu yang paling utama selalu, berkah-Mu yang paling
berkembang se-lamanya, dan tahiyat-Mu yang paling baik keutamaan dan jumlahnya;
kepada semuha-mulia makhluk manusia, kum-pulan hakikat iman, dan batas kebaikan
yang tampa; pemimpin balatentara kaum Muslim, penghulu barisan para nabi yang
dimuliakan, dan seutama-utarna makhluk dari semuanya; pembawa panji kemuliaan
dan ketinggian pemilik kendali kemuliaan, dan yang menyaksikan rahasia azali;
sumber ilmu kesantunan, dan hikmah; penampilan rahasia kemurahan secara
sebagian dan keseluruhan; manusia ‘aynil-wujûd’ ruh jasad dua alam, dan mata
kehidupan dua tempat; yang memastikan dengan tingkat ubudiah yang tertinggi dan
yang berakhlak dengan akhlak kedudukan pilihan; sahabat yang terbesar dan
kekasih yang dimuliakan, yaitu Sayyidina Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdil
Mutthalib; juga atas seluruh nabi dan rasul, serta atas keluarga dan sahabat
mereka semuanya sebanyak orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang yang lalai
melupakan-Mu.”
Penjelasan
Sayyid Ahmad Al-Shâwî, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al-Idrûs, dan di-namakan Syams Al-Kanzil A’dhâm. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbânî Sayyid ‘Abdul Qadir Al-Jaylânî.
Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw.
Sayyid Ahmad Al-Shâwî, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al-Idrûs, dan di-namakan Syams Al-Kanzil A’dhâm. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbânî Sayyid ‘Abdul Qadir Al-Jaylânî.
Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw.
Artinya: “Aku
memohon kepada-Mu, ya Allah, agar Engkau melimpahkan shalawat dan salam kepada
penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang takwa; yang telah Engkau ciptakan
dengan kebesaran-Mu dan Engkau hiasi dengan keelokan-Mu; yang Engkau mahkotai
dengan kesempurnaan-Mu dan Engkau jadikan orang yang berhak memandang Dzat-Mu;
yang Engkau jadikan ia sebagai tempat bagi asma dan sifat-Mu; yang Engkau
gandengkan namanya dengan nama-Mu serta ketaatan kepadanya dengan ketaatan
kepada-Mu, yakni Muhammad bin Abdillah, serta para keluarga dan sahabatnya yang
menyeru kepada Allah.
Ya Allah, limpahkalah shalawat kepada
Sayyidina Muhammad-wakil hadrat Dzat-Mu; yang memastikan dengan asma dan
sifat-Mu; yang mengumpulkan antara yang ada dan tiada; pemisah antara yang baru
dan yang lama; pemimpin orang-orang yang terbuka dengannya segala yang
terkunci, menjadi pulih setiap yang pecah, dan meniadi merdeka kembali setiap
yang dikalahkan.”
Penjelasan
Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-’Arâbi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhîd, Telah pula dinukil oleh Syaikh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.
Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-’Arâbi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhîd, Telah pula dinukil oleh Syaikh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah seutama-utama sha-lawat, setinggi-tinggi berkah, dan
sebaik-baik tahiyat didalan setiap waktu; kepada semulia-mulia makhluk,
Say-yidina dan Maulana Muhammad; sesempurna-sempurna penduduk bumi dan langit.
Limpahkanlah pula kesejahteraan kepadanya, duhai Tuhan kami, sebaik-baik
tahiyat, di dalam setiap kehadiran dan pandangan.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abû Al-Hasan Al-Syadzili Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan sha-lawat ini.
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abû Al-Hasan Al-Syadzili Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan sha-lawat ini.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Zat Mu-hammad yang halus dan tunggal; matahari langit rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.
Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu
dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; ku-rangilah
kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ke-tamakanku; dan jadilah penolongku.
Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau
jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia
yang tersembunyi, duhai Tuhan Yang Maha hidup dan Maha mandiri.”
Penjelasan
Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrâhîm Al-Dasûqî, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.
Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrâhîm Al-Dasûqî, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.
Artinya: “Ya
Allah, bagi-Mu-lah segala pujian sebanyak jumlah orang yang memuji-Mu;
bagi-Mu-lah pujian sebanyak orang yang tidak memuji-Mu; dan bagi-Mu-lah pujian
sebagaimana Engkau suka untuk dipuuji.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad se-banyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, lim-pahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan lim-pahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana angkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya.”
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad se-banyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, lim-pahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan lim-pahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana angkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya.”
Penjelasan
As-Sakhâwî bertutur sebagai berikut:
Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrânî di dalam kitab Al-Du’â’, bahwa beliau bermimpi melihat Nabi Saw. dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, Assalâmu ‘alayka Ayyuh al-Nabiyya Warahamatullâhi wa Barakâtuh. Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat!”
Rasulullah bertanya, “Apakah itu?”
Allâhumma laka al-Hamdu ...(hingga akhir shalawat tersebut di atas).”
Lalu Rasulullah Saw. Tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.
As-Sakhâwî bertutur sebagai berikut:
Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrânî di dalam kitab Al-Du’â’, bahwa beliau bermimpi melihat Nabi Saw. dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, Assalâmu ‘alayka Ayyuh al-Nabiyya Warahamatullâhi wa Barakâtuh. Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat!”
Rasulullah bertanya, “Apakah itu?”
Allâhumma laka al-Hamdu ...(hingga akhir shalawat tersebut di atas).”
Lalu Rasulullah Saw. Tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami, Muhammad. Telah
semai rasanya upayaku, tolonglah aku ya Rasulullah.”
Penjelasan
Ibn ‘Âbidîn menukil shalawat ini dari seorang hamba yang salih, Ahmad Al-Halabi, yang berdiam di Damaskus. Dia bertutur bahwa, ada sebagian menteri Damaskus me-nangkapnya, sehingga pada malam itu, ia merasa sangat susah sekali. Lalu ia bermimpi melihat Rallulullah Saw. Baginda Nabi menenteramkan hatinya dan mengajarkan kepadanya sighat shalawat ini. Baginda Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membacanya maka Allah akan menghilangkan kesulitannya. Ketika ia terbangun, lalu dibacanya shalawat itu, dan akhirnya, berkat Rasulullah Saw. kesulitannya itu lenyap.
Kemudian Ibn ‘Âbidîn mengatakan bahwa, beliau telah mencoba membaca shalawat itu berkali-kali, dan ternyata memang sangat cepat sekali untuk menghilangkan kesulitan.
Ibn ‘Âbidîn menukil shalawat ini dari seorang hamba yang salih, Ahmad Al-Halabi, yang berdiam di Damaskus. Dia bertutur bahwa, ada sebagian menteri Damaskus me-nangkapnya, sehingga pada malam itu, ia merasa sangat susah sekali. Lalu ia bermimpi melihat Rallulullah Saw. Baginda Nabi menenteramkan hatinya dan mengajarkan kepadanya sighat shalawat ini. Baginda Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membacanya maka Allah akan menghilangkan kesulitannya. Ketika ia terbangun, lalu dibacanya shalawat itu, dan akhirnya, berkat Rasulullah Saw. kesulitannya itu lenyap.
Kemudian Ibn ‘Âbidîn mengatakan bahwa, beliau telah mencoba membaca shalawat itu berkali-kali, dan ternyata memang sangat cepat sekali untuk menghilangkan kesulitan.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Maulana Muhammad dan keluarganya,
sebanyak jumlah, hitungan semuanya; dari mana habisnya dalam ilmu-Mu; dari mana
tidak ada hitungan dalam liputan-Mu; dan dengan apa-apa yang Engkau ketahui
bagi diri-Mu tanpa akhir. Sesunghnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Penjelasan
Shalawat ini bersumber dari seorang arif yang besar dan wali yang terkenal; lautan ilmu syariat, tarekat dan hakikat, yakni Sayyid Ahmad bin Idris; pemuka tarekat Idrisiyah vang merupakan anak cabang dari tarekat Syadziliyah.
Shalawat ini bersumber dari seorang arif yang besar dan wali yang terkenal; lautan ilmu syariat, tarekat dan hakikat, yakni Sayyid Ahmad bin Idris; pemuka tarekat Idrisiyah vang merupakan anak cabang dari tarekat Syadziliyah.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan
shalawat penduduk langit dan bumi kepadanya. Alirkanlah, duhai Maulaku,
kelembutan-Mu yang tersembunyi dalam urusanku. Tampakkanlah rahasia keindahan
buatan-Mu dalam perkara-perkara yang aku cita-citakan dari-Mu, duhai Tuhan
semesta alam.”
Penjelasan
Shalawat ini oleh sebagian ulama dinisbahkan kepada Sayyid ‘Abdullâh Al-’Alamî. Di antara khasiatnya yang terkenal adalah bahwa, “Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melenyapkan kesusahannya.”
Shalawat ini oleh sebagian ulama dinisbahkan kepada Sayyid ‘Abdullâh Al-’Alamî. Di antara khasiatnya yang terkenal adalah bahwa, “Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melenyapkan kesusahannya.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dan kepada keluarga Muhammad,
dengan shalawat yang menjadikan ridha bagi-Mu dan penunaian bagi haknya;
berikanlah kepadanya wasilah dan kedudukan yang Engkau telah janjikan.”
Penjelasan
Diriwayatkan oleh Sya’rânî bahwa, Nabi Saw. pernah menerangkan tentang shalawat ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang membacanya, ia berhak mendapatkan
Diriwayatkan oleh Sya’rânî bahwa, Nabi Saw. pernah menerangkan tentang shalawat ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang membacanya, ia berhak mendapatkan
Artinya: “Ya
Allah, ya Tuhan Muhammad dan keluarga Muhammad limpahkanlah shalawat atas
Muhammad dan keluarga Muhammad serta berikanlah kepada Muhammad derajat dan
wasilah di dalam surga. Duhai Tuhan Mu-hammad dan keluarga Muhammad berilah
ganjaran kepada Muhammad. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya sesuai dengan
apa yang sepantasnya bagianya.”
Penjelasan
Di dalam kitab Syarah Dalâ’il disebutkan bahwa Nabi Saw. telah bersabda, “Barangsiapa di antara umatku yang membaca shalawat ini, baik di waktu pagi maupun di waktu petang, berarti ia telah membuat malaikat pencatat amal menjadi kepayahan selama seribu hari, juga diampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa kedua orang tuanya.
Di dalam kitab Syarah Dalâ’il disebutkan bahwa Nabi Saw. telah bersabda, “Barangsiapa di antara umatku yang membaca shalawat ini, baik di waktu pagi maupun di waktu petang, berarti ia telah membuat malaikat pencatat amal menjadi kepayahan selama seribu hari, juga diampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa kedua orang tuanya.
Di dalam kitab Syarah al-Fâsi dijelaskan bahwa, shalawat ini
diangkat dari hadis Jabir bin ‘Abdillâh r.a., dan disebutkan faedah yang banyak
baginya.
Sementara Al-Hâfizh Al-Sakhâwi berkomentar, “Seandainya ada orang bersumpah hendak mengucapkan shalawat yang paling utama, lalu ia membaca shalawat ini. niscaya ia telah memenuhi sumpahnya itu.”
Sementara Al-Hâfizh Al-Sakhâwi berkomentar, “Seandainya ada orang bersumpah hendak mengucapkan shalawat yang paling utama, lalu ia membaca shalawat ini. niscaya ia telah memenuhi sumpahnya itu.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad di kalangan orang-orang dahulu,
limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang ke-mudian,
limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di-kalangan para nabi, limpahkanlah
shalawat kepada Mu-hammad dikalangan para rasul, dan limpahkanlah shalawat
kepada Muhammad di kalangan arwah sampai Hari Kiamat.”
Penjelasan
Tentang shalawat ini, barangsiapa yang membacanya sebanyak tiga kali di waktu sore dan tiga kali di waktu pagi, niscaya akan sirnalah dosa-dosanya, terhapuslah segala kesalahannya, tetaplah kesenangannya, dikabulkan doanya, dikabulkan cita-citanya, dan dia ditolong menghadapi musuh-musuhnya.
Tentang shalawat ini, barangsiapa yang membacanya sebanyak tiga kali di waktu sore dan tiga kali di waktu pagi, niscaya akan sirnalah dosa-dosanya, terhapuslah segala kesalahannya, tetaplah kesenangannya, dikabulkan doanya, dikabulkan cita-citanya, dan dia ditolong menghadapi musuh-musuhnya.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada Say-yidina Muhammad yang telah Engkau
penuhi hatinya dengan keagungan-Mu, dan telah Engkau penuhi matanya dengan
sifat keindahan-Mu, sehingga ia menjadi senang-gembira, terbantu dan tertolong;
juga kepada keluarganya dan para sahabatnya. Limpahkanlah pula kesejahteraan
yang banyak kepada mereka semuanya. Segala puji bagi Allah atas semua itu.”
Penjelasan
Abû ‘Abdullah Al-Nu’mân pernah bermimpi melihat Nabi Saw., lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, shalawat manakah yang paling utama?
Beliau menjawab, “Katakanlah…(lalu Baginda Nabi menyebutkan shalawat ini).”
Ada lagi cerita lainnya tentang shalawat ini, seperti yang disebutkan di dalam kitab Dalâ’il al-Khayrât.
Abû ‘Abdullah Al-Nu’mân pernah bermimpi melihat Nabi Saw., lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, shalawat manakah yang paling utama?
Beliau menjawab, “Katakanlah…(lalu Baginda Nabi menyebutkan shalawat ini).”
Ada lagi cerita lainnya tentang shalawat ini, seperti yang disebutkan di dalam kitab Dalâ’il al-Khayrât.
Artinya: “Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu,semoga Engkau melimpahkan shalawat kepada
Sayyidina Muham-mad, kepada seluruh nabi dan rasul, serta kepada keluarga dan
sahabat mereka semuanya; serta semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku yang telah
lalu dan Engkau memelihara diriku dari dosa- dosa yang tersisa.”
Penjelasan
Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrâhîm Al-Matbulî
Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrâhîm Al-Matbulî
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, yang
pemaaf dan penyayang,. serta yang mempunyai akhlak yang agung; juga kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan isteri-isterinya di setiap saat sebanyak
jumlah semua yang baru dan yang lama.”
Penjelasan
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-Ra’ûf al-Rahîm. Sayyid Ahmad Al-Shâwî mengatakan, “Shalawat ini termasuk sighat shalawat yang paling mulia. Oleh karena itu, seyogyanya diperbanyak membacanva.”
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-Ra’ûf al-Rahîm. Sayyid Ahmad Al-Shâwî mengatakan, “Shalawat ini termasuk sighat shalawat yang paling mulia. Oleh karena itu, seyogyanya diperbanyak membacanva.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhamad dan
kepada ke-luarganya, sebanyak jumlah nikmat Allah dan karunia-Nya.”
Penjelasan
Shalawat di atas lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-In’âm. Khasiatnya adalah seperti yang dikatakan oleh Sayyid Ahmad Al-Shâwî, yakni membuka pintu kenik-matan dunia dan akhirat bagi pembacanya, sementara pahalanya tidak terhingga.
Shalawat di atas lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-In’âm. Khasiatnya adalah seperti yang dikatakan oleh Sayyid Ahmad Al-Shâwî, yakni membuka pintu kenik-matan dunia dan akhirat bagi pembacanya, sementara pahalanya tidak terhingga.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang berkilau, bulan yang memancar,
purnama yang naik, hujan yang melimpah, pertolongan yang luas, kekasih yang
menolong, Nabi yang membuat undang-undang, Rasul yang menjelaskan, orang yang
diperintah yang taat, kawan bicara yang mendengarkan, pedang yang tajam, hati
yang khusyuk, mata yang mengucurkan airmata, yakni Sayyidina Muhammad; juga
kepada keluarganya dan anak-anaknya yang mulia; kepada sahabat-sahabatnya yang
agung; serta kepada para pengikutnya diantara ahli sunnah dan Islam.”
Artinya: “Ya
Allah limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Sayyidina Muhammad, shalawat yang
dengannya dituliskan garis-garis, dilapangkan dada, serta dimudahkan segala
urusan, berkat rahmat dari-Mu, duhai Tuhan Yang Maha Pengampun, serta kepada
keluarga dan para sahabatnya.”
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muuhammad dan
orang-orang yang menolongnya, sebanyak jumlah apa yang Engkau ketahui dari
permulaan urusan sampai akhirnya, serta kepada keluarga dan
Sahabat-sahabatnya.”
Penjelasan
Shalawat ini dan dua shalawat sebelumnya (no. 67 dan 68) bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Rifâ’i ra. dan termasuk shalawat Al-Jawâmi’ al-Kawâmil (kumpulan kesempurnaan).
Shalawat ini dan dua shalawat sebelumnya (no. 67 dan 68) bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Rifâ’i ra. dan termasuk shalawat Al-Jawâmi’ al-Kawâmil (kumpulan kesempurnaan).
Dikatakan bahwa, barangsiapa yang membacanya (yang mana saja dari
ketiganya) sesudah salat shubuh atas niat dan keinginan apa saja, niscaya akan
diperolehnya dengan izin Allah.
Artinya: “Ya
Allah, dengan-Mu aku bertawassul, dari-Mu aku meminta, kepada-Mu dan karena-Mu
dan karena-Mu-bukan karena sesuatu Diri-Mu aku rindu. Aku tidak meminta dari-Mu
selain Diri-Mu dan tidak meminta dari-Mu kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dalam perkenan itu dengan wasilah, yang teragung dan keutamaan yang ter-besar; yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, orang yang suci dan diridhai, serta Nabi pilihan. Dengannya aku memohon kepada-Mu agar Engkau memberikan shalawat kepadanya dengan shalawat yang bersifat abadi, lestari, dan mandiri; serta bersifat Ilahiyah dan Rabbaniyah, dimana ia menyaksikan bagiku hal itu di dalam mata ke-sempurnaanya dengan kesaksiannya makrifat terhadapanya; juga kepada keluarganya dan para saha-batnya. Sebab, Engkaulah penolong atas itu. Tiada upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ”
Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dalam perkenan itu dengan wasilah, yang teragung dan keutamaan yang ter-besar; yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, orang yang suci dan diridhai, serta Nabi pilihan. Dengannya aku memohon kepada-Mu agar Engkau memberikan shalawat kepadanya dengan shalawat yang bersifat abadi, lestari, dan mandiri; serta bersifat Ilahiyah dan Rabbaniyah, dimana ia menyaksikan bagiku hal itu di dalam mata ke-sempurnaanya dengan kesaksiannya makrifat terhadapanya; juga kepada keluarganya dan para saha-batnya. Sebab, Engkaulah penolong atas itu. Tiada upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ”
Artinya: “Ya
Allah limpahkanlah shalawat atas Ahmad, utusan-Mu. Aku memohon kepada-Nya, ya
Allah, dengannya, dan dengannya aku memohon kepada-Mu; agar Engkau melimpahkan
shalawat kepadanya; dengan shalawat yang hakiki, untuk mengkhususkan dengannya,
yang umum dalam seluruh kesatuan huruf dan nama serta dalam seluruh tingkatan
akal dan ilmu; dengan shalawat yang berkesinambungan, yang tidak mungkin
dipisahkan dengan cara dicoba atau sara lainnya, bahkan mustahil secara akal
maupun naqli; juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Limpahkanlah pula
kesejahteraan yang banyak kepadanya.”
Penjelasan
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya berasal dari sumber yang sama yaitu, dari ‘Arif Rabbanî, Sayyid Muhammad Wafâ’ Al-Syadzili r.a., yang saya nukil dari kitab Masâliku al-Hunafâ’.
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya berasal dari sumber yang sama yaitu, dari ‘Arif Rabbanî, Sayyid Muhammad Wafâ’ Al-Syadzili r.a., yang saya nukil dari kitab Masâliku al-Hunafâ’.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah Shalawat, Salam, dan berkah, kepada orang yang karenanya
seluruh alam menjadi mulia; limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada
Sayyidina Muhammmad yang Engkau tampakkan dengannya petunjuk kebajikan, limpahkanlah
shalawat, salam dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang telah menjelaskan
bagian terkecil dari Al-Quran, limpahkanlah Shalawat, salam, dan berkah kepada
Sayyidina Muhammad, pemimpin orang-orang terkemuka dan penyebab keberadaan
setiap manusia, dan limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina
Muhammad yang membangun tiang-tiang syariat bagi alam manusia dan jin, yang
menjelaskan perilaku tarekat bagi orang-orang yang bertanya, dan yang
merumuskan ilmu-ilmu hakikat bagi orang-orang arif
Limpahkanlah ya Allah, shalawat,
salam, dan berkah kepadanya dengan shalawat yang sesuai dengan kedu-dukannya
yang mulia dan derajatnya yang tinggi. Lim-pahkanlah kesejahteraan yang banyak
dan selalu. Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat,
salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang telah menghiasi mah-ligai
hati, menampakkan rahasia yang gaib, dan pintu semua yang dipinta. Limpahkanlah
ya Allah, shalawat dan salam kepadanya selama matahari menyinari alam
Lim-pahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada orang yang telah mengucapkan
kepada kami dengan ban-tuannya, kedermawanan. Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada
Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang mendekatkan orang-orang jauh diantara
kami ke hadirat Rabbaniyah, dan membawa orang-orang yang dekat dari kami ke
maqam ilahiah yang tidak berujung. Limpahkanlah ya Allah, sha-lawat kepadanya
dengan shalawat yang melapangkan dada, memudahkan urusan, dan menyingkap tabir,
serta limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak, sampai Hari Kiamat. Amin.”
Penjelasan
Shalawat di atas adalah yang dipakai oleh Sayyid Mushtafa Al-Bakrî dl saat mengakhiri wirid-nya yang dikenal dengan Wird al-Sikhr.
Shalawat di atas adalah yang dipakai oleh Sayyid Mushtafa Al-Bakrî dl saat mengakhiri wirid-nya yang dikenal dengan Wird al-Sikhr.
Artinya: “Ya
Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dengan semua shalawat yang
Engkau sukai baginya, dan dalam setiap waktu yang Engkau sukai atasnya.
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan
kepada Sayyidina Muhammad dengan semua kesejahteraan yang Engkau sukai baginya,
dan dalam setiap waktu yang Engkau sukai atasnya, Shalawat dan salam semoga
selalu (tercurah) menurut keabadian-Mu, sebanyak jumlah yang Engkau ketahui,
setimbang dengan apa yang Engkau ketahui, se-penuh apa yang Engkau ketahui, dan
sebanyak tinta ka-limat-Mu, serta berlipat-lipat ganda dari itu.
Ya Allah, bagi-Mu-lah pujian dan
syukur sebanyak itu pula, atas semua itu dan di dalam semua itu; juga kepada
ke-luarganya, sahabat-sahabatnya dan saudara-saudaranya.”
Penjelasan
Shalawat ini berasal dari Sayyid Murtadhâ Al-Zubaydi.
Shalawat ini berasal dari Sayyid Murtadhâ Al-Zubaydi.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang menjadi pintu yang disaksikan bagi kami di sisi Allah, dan yang menjadi tirai yang tertutup di sisi musuh-musuhnya juga kepada keluarga dan para sahabatnya.”
Artinya: “Ya
Allah, aku memohon dengan asma-Mu yang agung yang tertulis dari cahaya Wajah-Mu
yang Maha-tinggi dan Mahabesar; yang kekal dan abadi, di dalam kalbu Rasul dan
Nabi-Mu, Muhammad; aku memohon dengan asma-Mu yang agung dan tunggal dengan kesatuan
yang manuggal, yang Maha Agung dari kesatuan jumlah, dan yang Maha Suci dari
setiap sesuatu -dan dengan hak Bismillâhirrahmânirrahîmi, Qul Huwallâhu ahad,
Allâhu al-Shamad, lam Yalid walam Yûlad, walam Yakun lahu Kufwân Ahad, semoga
Engkau melimpahkan shalawat kepada junjungan kami, Muhammad, rahasia kehidupan
yang ada, sebab terbesar bagi yang ada, dengan shalawat yang menetapkan iman
dalam hatiku, dan mendorongku agar menghafalkan Al-Quran, memberikan pemahaman
bagiku dari ayat-ayatnya, mem-bukakan bagiku dengannya cahaya surga dan cahaya
nikmat, serta cahaya pandangan kepada wajah-Mu yang mulia, juga kepada keluarga
dan para sahabatnya. Limpahkan pula salam sejahtera kepadanya.”
Penjelasan:
Shalawat ini dan yang sebelumnya (no.74) adalah berasal dari Al-’Arif Billâh Sayyid Taqiyyuddin Al-Hanbalî
Shalawat ini dan yang sebelumnya (no.74) adalah berasal dari Al-’Arif Billâh Sayyid Taqiyyuddin Al-Hanbalî
No comments:
Post a Comment