Wednesday, 15 August 2012


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Hanya milik Allah segala puja dan puji, Yang telah menciptakan alam smesta dalam enam masa. Di dalamnya terdapat segala macam kehidupan yang berlangsung sejak zaman dahulu hingga akhir kiamat. Ia yang telah mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang dengannya manusia dapat berfikir dan menghayati kehidupan ini.
Shalawat dan salam selalu disampaikan kepada scientist yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia hingga saat ini, yakni Muhammad SAW.
Pada karya tulis ini kami berusaha mempelajari dan memahami materi tentang teleskop dan teropong bintang yang kami rangkum dari berbagai macam sumber pengetahuan. Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis ini. Kami sangat berterima kasih sekali kepada guru kami yang selalu membimbing kami dalam memahami materi ini.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, sehingga kita mampu menjadi orang-orang yang mau berfikir. Amiin.
Wassalamu’alaikum warahmutullahi wabarakatuhu

                                                                                                                          Penulis





Kalian tentu sering melihat bintang-bintang di langit. Bintang-bintang itu tampak kecil sekali karena letaknya jauh dari kita. Untuk melihat bintang dengan jelas maka diperlukan sebuah teleskop bintang. Bagaimana teleskop dapat digunakan untuk melihat benda-benda yang jaraknya jauh? Hal ini karena ada komponen alat-alat opltik dalam teleskop yang berfungsi memperbesar benda.
Teleskop digunakan untuk memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan teleskop, benda bisa dianggap berada pada jarak tak berhingga. Galileo, walaupun bukan penemu teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrument yang penting dan dapat digunakan. Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop, dan ia membuat penemuan-penemuan yang mengguncang dunia, diantaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus, bercak Matahari, struktur permukaan Bulan, dan bahwa Galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang individu.
Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati[1]. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/03/Telescope.jpg/220px-Telescope.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Teleskop ukuran 50 cm di observatorium Nice
Sejarah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
 

Pengertian Teropong
Teropong atau Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak lebih dekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke – 17 namun sampai sekarang tidak seorang pun yakin siapa yang pertama kali menemukan teropong. Memang pada tanggal 2 oktober 1608 Hans Lippershey pernah mecoba mempatenkan teleskop yang dibuatnya, tetapi ditolak oleh dewan penilai. Kemudian pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang dikenal dengan sebutan teropong panggung. Setelah itu ia membuat banyak macam teleskop dan mendapatkan banyak penemuan dalam bidang astronomis yang membuatnya terkenal. Teropong dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
  1. Teropong Bias, yang terdiri dari beberapa lensa
  2. Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa
Teropong Bias
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya. Beberapa contoh teropong bias adalah :
  1. Teropong bintang atau teropong astronomi
  2. Teropong bumi
  3. Teropong panggung
  4. Teropong prisma atau binokuler
Teropong Bintang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQKr_1QEeFLH2R0MeVVP2PfYzx9r0PDNiPdDvFihsJQGYjk0IfxergIEzXfNk8g4C_tk5iEqjH82yfIZkkd4SUCvGoIL0sc5UM2LlQEnjwrUBzYZxmePAL5TS2nsCuZcRvcZ5rAoxV2ok/s320/teropong+bintang.jpg
Teropong bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.
Teropong Bumi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAFruSWpmXScVlCE7YGO9yplCubMGp4dJtPV_ZrZiulDcLHodiyEcXvc-mSmRokRXPbf-JTbTtGAyqx8709hoKSWyPyeut3MwmRLzKW-OOWd52nSdY6Bl_1zAf20meIu8rdsRvZi78RRk/s320/teropong+bumi.jpg
Teropong bumi yang disebut juga teropong medan atau teropong yojana menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah benda semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut lensa pembalik.
Teropong panggung atau Teropong Galilei
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6usDhYAFu5K_bSrE-oNe6Dj1f2ufv7vvB_JWgFOii2_Scmhtgv5Nt73WmaiIjGFhBkf6H7s0RvY2r4b0CiNLfQOnUOmifrLzLMG1jV2y_S37HPoNPmPKoeHyxRNt2qGqRbshgAUPxWiU/s320/Teropong+Galilei.gif

Teropong panggung atau teropong Galilei disebut juga teropong Belnada atau teropong tonil. Teropong ini menghasilkan bayangan akhir yang tegak dan diperbesar dengan menggunakan dua buah lensa, lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa negatif sebagai lensa okuler.
Teropong Prisma
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiV2S_rwC6V1FawivEXhH1jWXCMLY3TfmXr24SWHspyKT3qjUslICh7irfYMxHcljZRfRzIzgwsH9P43NyL_zdyNjXYF0ymTbVjhDsXlNFLNB8CVnTjB8qmvebLdeU3AFt04lL1rD3Pr4/s320/teropong+prisma.png
Penggunaan lensa pembalik untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak mengakibatkan teropong bumi menjadi relative panjang. Untuk menghindarinya maka lensa pembalik diganti dengan penggunaan dua prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Prisma-prisma tersebut digunakan untuk membalikkan bayangan dengan pemantulan sempurna.

Sumber
Sumarsono. Joko. 2010. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

1 comment:

Wandi Tosan, S. Hum said...

bagaimana tanggapan anda tentang keadaan Indonesia saat ini,