Tuesday, 3 February 2015

UNSUR DAN WUJUD KEBUDAYAAN INDONESIA

Unsur-unsur kebudayaan
Malinowski mengatakan ada empat unsur pokok budaya sebagai berikut.
-          Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaiakan diri dengan alam sekelilingnya.
-          Organisasi ekonomi.
-          Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
-          Organisasi  kekuatan (politik).
Apa yang nyata dari apa yang dikerjakan Malonowski dan para antropolog setelahnya adalah bahwa ada kesalingterkaitan antara wilayah material (fenomenal) dan wilayah ideasional. Dengan menggunakan budaya sebagai pandangan ideasional sebagai panduan untuk menyelesaikan tujuan-tujuan hidupnya, manusia membuat benda-benda dan barang-barang, mengubah lingungan fisiknya, menciptsksn kelompok sosial, dan membuat aturan yang mengarahkan berjalannya hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya.

Perwujudan kebudayaan
Mungkin jika hanya dilihat sebagai definisi saja, tampaknya kebudayaan nyaris tidak terlihat kebudayaannya. J.J Honigman dalam bukunya the world of man 1959 membedakan tiga gejala kebudayaan yang dapat ditemukenali. Pertama adalah ide-ide. Hala ini dapat diketahui melalui adat. Kedua dalam bentuk aktivitas, system social, dan mengenai pola darai manusia itu sendiri. System social yang dapat dikenali adalah aktivita-aktivitas interaksi manusia, saling hubungan, dan pola pergaulan dari waktu ke waktu. Apakah ngegosip merupakan salah satu bentuk system social ? dan yangf terakhir adalah Artifak. Artifak merupakan totalitas dari hasil fisik yang berupa perbuatan, karya yang bersifat konkret berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Apakah ponsel Anda termasuk Artifak?.
Walau sekilas, kebudayaan sama dengan  peradaban, jelas hal ini berbeda. Peradaban adalah bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, sopan santun dan lain-lain (koentjaraningrat,1991). Di dalamnya terdapat masyarakat yang kompleks lengkap dengan pemerintahan dan kelas-kelas social. Terkadan peradaban sinonim dengan keberadaan Negara bangsa (Kottak, 2004, 2006).
Borobudur merupakat salah satu objek wisata Indonesia yang sangat dikenal  dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia ( World Heritage Site ) dengan nomor C592 sejak tahun 1991. Situs candi ini pada awalnya di temukan pada masa penjajahan belanda atas Indonesia pada tahun 1814 ( Winarni, Soeroso, dalam Baiquni, 2009 ). Gubernur Hindia Belanda saat itu, Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap benda purbakaa tersebut, sedangkan pemugarannya dilakukan oleh Theodoor van Erp sejak tahun1907 hingga tahun1911.
Borobudur merupakan candi Budha terbesar di Dunia( Baiquni, 2009 ). Keberadaannya menjadi salah satu bukti bahwa wilayah Nusantara ini pernah menjadi salah satu pusat peradaban pada masanya dan saat ini memiliki arti penting bagi peradaban manusia. Prasasti karangtengah dan kehuluan menyatakan bahwa Borobudur muai dibangun pada tahun 770 M dan baru dapat diselesaikan pada tahun 842 M oleh Dinasti Syailendra. Pada saat itu, Borobudur tdak dibangun sendiri, tetapi hamper bersamaan dengan candi-candi lain yang masih dapat dilihat, seperti candi Kalasan, Mendut, Prambanan, Sewu, Plaosan, dan Sukuh. Semuanya merupakan bukti keberadaan agama Budha dan Hindu, serta berbagai aliran kepercayaan Jawa yang hidup berdampingan. Oleh karena itu, pada saat ini Borobudur dikenal sebagai salah satu objek wisata pendidikan peradaban. Pada situs ini, dapat ditemukan pandangan dan pengetahuan tertingi saat itu, yakni nilai-nilai penghidupan (livelihood), kehidupan, kemanusiaan, kesemestaan alam, dan ketuhanan.
Selain menjadi bukti keberadaan peradaban manusia yang mengagumkan, Borobudur juga sekaligus menjadi bukti keruntuhan peradaban tersebut. Ada lima alsan sebuah peradaban yang megah dapat terpuruk secara dramatis, yakni konflik Horizontal diantara kelompok social, intrik, dan perebutan kekuasaan diantara para elit peimpin, ekspansi, dan okupasi dari kekuasaan asing, degradasi lingkungan dan bencana, seperti letusan gunung, gempa bumi, atau tsunami ( Diamond, 2005 ). Diduga kuat, Borobudur terkena dampak dari letusan gunung Merapi, sehingga mengalami kemunduran, keruntuhan, dan pada akhirnya ditinggalkan.

  Sumber:
Meinarno, Eko A, Bambang Widianto, dan Rizka Halida. Manusia dalam kebudayaan dan masyarakat. Hal 94-96, Salemba Humanika, Jakarta, 2011. Perpustakaan Pusat UIN Maliki Malang


No comments: