Unsur-unsur kebudayaan
Malinowski mengatakan ada empat unsur pokok budaya
sebagai berikut.
-
Sistem
norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaiakan diri dengan alam sekelilingnya.
-
Organisasi
ekonomi.
-
Alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama).
-
Organisasi kekuatan (politik).
Apa yang nyata dari apa yang dikerjakan Malonowski
dan para antropolog setelahnya adalah bahwa ada kesalingterkaitan antara wilayah
material (fenomenal) dan wilayah ideasional. Dengan menggunakan budaya sebagai
pandangan ideasional sebagai panduan untuk menyelesaikan tujuan-tujuan
hidupnya, manusia membuat benda-benda dan barang-barang, mengubah lingungan
fisiknya, menciptsksn kelompok sosial, dan membuat aturan yang mengarahkan
berjalannya hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya.
Perwujudan kebudayaan
Mungkin jika hanya
dilihat sebagai definisi saja, tampaknya kebudayaan nyaris tidak terlihat
kebudayaannya. J.J Honigman dalam bukunya the world of man 1959 membedakan tiga
gejala kebudayaan yang dapat ditemukenali. Pertama adalah ide-ide. Hala ini
dapat diketahui melalui adat. Kedua dalam bentuk aktivitas, system social, dan
mengenai pola darai manusia itu sendiri. System social yang dapat dikenali
adalah aktivita-aktivitas interaksi manusia, saling hubungan, dan pola
pergaulan dari waktu ke waktu. Apakah ngegosip merupakan salah satu bentuk
system social ? dan yangf terakhir adalah Artifak. Artifak merupakan totalitas
dari hasil fisik yang berupa perbuatan, karya yang bersifat konkret berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Apakah ponsel
Anda termasuk Artifak?.
Walau sekilas,
kebudayaan sama dengan peradaban, jelas
hal ini berbeda. Peradaban adalah bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan
yang halus, maju, dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, sopan santun
dan lain-lain (koentjaraningrat,1991). Di dalamnya terdapat masyarakat yang
kompleks lengkap dengan pemerintahan dan kelas-kelas social. Terkadan peradaban
sinonim dengan keberadaan Negara bangsa (Kottak, 2004, 2006).
Borobudur merupakat
salah satu objek wisata Indonesia yang sangat dikenal dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia (
World Heritage Site ) dengan nomor C592 sejak tahun 1991. Situs candi ini pada
awalnya di temukan pada masa penjajahan belanda atas Indonesia pada tahun 1814
( Winarni, Soeroso, dalam Baiquni, 2009 ). Gubernur Hindia Belanda saat itu,
Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap
benda purbakaa tersebut, sedangkan pemugarannya dilakukan oleh Theodoor van Erp
sejak tahun1907 hingga tahun1911.
Borobudur merupakan
candi Budha terbesar di Dunia( Baiquni, 2009 ). Keberadaannya menjadi salah
satu bukti bahwa wilayah Nusantara ini pernah menjadi salah satu pusat
peradaban pada masanya dan saat ini memiliki arti penting bagi peradaban
manusia. Prasasti karangtengah dan kehuluan menyatakan bahwa Borobudur muai
dibangun pada tahun 770 M dan baru dapat diselesaikan pada tahun 842 M oleh
Dinasti Syailendra. Pada saat itu, Borobudur tdak dibangun sendiri, tetapi
hamper bersamaan dengan candi-candi lain yang masih dapat dilihat, seperti
candi Kalasan, Mendut, Prambanan, Sewu, Plaosan, dan Sukuh. Semuanya merupakan
bukti keberadaan agama Budha dan Hindu, serta berbagai aliran kepercayaan Jawa
yang hidup berdampingan. Oleh karena itu, pada saat ini Borobudur dikenal
sebagai salah satu objek wisata pendidikan peradaban. Pada situs ini, dapat
ditemukan pandangan dan pengetahuan tertingi saat itu, yakni nilai-nilai
penghidupan (livelihood), kehidupan, kemanusiaan, kesemestaan alam, dan
ketuhanan.
Selain menjadi bukti
keberadaan peradaban manusia yang mengagumkan, Borobudur juga sekaligus menjadi
bukti keruntuhan peradaban tersebut. Ada lima alsan sebuah peradaban yang megah
dapat terpuruk secara dramatis, yakni konflik Horizontal diantara kelompok
social, intrik, dan perebutan kekuasaan diantara para elit peimpin, ekspansi,
dan okupasi dari kekuasaan asing, degradasi lingkungan dan bencana, seperti
letusan gunung, gempa bumi, atau tsunami ( Diamond, 2005 ). Diduga kuat,
Borobudur terkena dampak dari letusan gunung Merapi, sehingga mengalami
kemunduran, keruntuhan, dan pada akhirnya ditinggalkan.
Sumber:
Meinarno, Eko A, Bambang Widianto, dan Rizka Halida. Manusia
dalam kebudayaan dan masyarakat. Hal 94-96, Salemba Humanika, Jakarta,
2011. Perpustakaan Pusat UIN Maliki Malang
No comments:
Post a Comment