BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, ada beberapa jenis
model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat
kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan
populer biasanya tulisan ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Selain
itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas
Model yang paling sulit ialah
penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan,
dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan “mengapa”
atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak
(Soeseno 1982). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan
bahasa yang baku. Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di
tengah-tengahnya. Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan
merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada
tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah
dimengerti (Eneste, 2005). Penulisan populer memiliki ciri, bentuk, bahasa,
serta kiat dan praktik penulisan yang khas, oleh sebab itu, dalam makalah ini
akan diuraikan beberapa tujuan, bentuk, serta hal-hal yang terkait dengan
penulisan popular.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah pengertian artikel ilmiah dan artikel populer?
- Bagaimana perbedaan antara artikel ilmiah dan artikel populer?
- Bagaimanakah cara penulisan artikel ilmiah dan
populer yang baik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian artikel
ilmiah dan populer
2. Untuk mengetahui perbedaan antara artikel ilmiah dan artikel populer
3. Untuk mengetahui cara penulisan
artikel ilmiah dan artikel populer yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Artikel Ilmiah dan
Artikeopular
A. Pengertian Artikel Ilmiah
Artikel
merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan
sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat
dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang
dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005:84). Artikel merupakan karya tulis
atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang
bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya
adalah surat kabar, majalah, dan lainnya. wujud karangan berupa berita atau
“kharkas” (Pranata 2002: 120).[1]
Jenis-jenis
berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya (Tartono
2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum.
Artikel redaksi ialah tulisan yang di garap oleh redaksi dibawah tema tertentu
yang menjadi isi penerbit. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang
ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya atau kepentingannya, ada artikel
khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel
redaksi. Sedangka artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau
memperkenalkan sesuatu
ü Istilah
Artikel Ilmiah Mempunyai 4 Dimensi:
1. Dimensi
hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian
atau gagasan analitis kritis
2. Dimensi
bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk
satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan – satuan makna secara
eksplisit..
3. Dimensi
sistematika yang dijadikan unsure pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan
bentuk karya tulis lain.
4. Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati,
baik yang bersifat universal (umum).
ü Beberapa
Jenis Model Penulisan Artikel:
Model-model
tersebut bisa di kelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling
mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan
yang tidak “njelimet” atau rumit dan bersifat hiburan. Selain itu, bahasa yang
digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya bahasa yang digunakan di
majalah). Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini
mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang
relevan, dan biasa yang di harapkan menjelaskan “ mengapa” atau “bagaimana”
suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soesono 1982 :2). Dari
aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensayaratkan bahasa yang baku, ada
satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut di kenal
dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan
ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun di sajikan
dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soesono 1982:6 Creste 2005 : 171).
Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan
yang di hasilkan di tujukan kalangan akode misi. Sebaliknya, artikel ilmiah
populer di tujukan kepada para pembaca umum, dan kita perlu membedakan antara
kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang akan di
pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan kata-kata yang biasa di pakai
oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah, pertemuan-peretmuan resm,
diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (Kepaf 2004 : 105-106).
B. Pengertian artikel populer
Menulis populer adalah menulis
dengan kesadaran penuh akan pembaca.
Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan istilah sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan mengakui kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis untuk benar-benar menguasai persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak serta lebih keras. Penulis juga dituntut untuk berusaha menyederhanakan sajian, mencari analogi dan sebagainya.[2]
Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan istilah sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan mengakui kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis untuk benar-benar menguasai persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak serta lebih keras. Penulis juga dituntut untuk berusaha menyederhanakan sajian, mencari analogi dan sebagainya.[2]
Tujuan menulis tulisan populer
sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan
penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) seba-
sebagai bahan wacana atau diskursus
tentang topik itu bagi pembacanya. Materinya tidak selalu harus berdasarkan
pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau
perenungan (refleksi). Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan
rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar
pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Pembahasan
dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau
kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak
harus secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku
di dunia akademik (Wiyata,2008).
2.2 Perbedaan antara penulisan artikel ilmiah dengan artikel populer
Perbedaan yang mendasar antara
penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah terletak pada tujuan dan cara
penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang penulisan populer
dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk meberikan informasi
atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan
penggunaan tat bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan
istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer dimasyarakat, namun logika serta
sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap
pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata
cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan artikel ilmiah ditulis
berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan
fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi
yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya
dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan
secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak
bertele-tele), dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan
“aturan main” yang berlaku di dunia akademik. sehingga pembahasan dan
analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel ilmiah hasil
penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui
proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan
persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan.
Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan
diri yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus
dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan
karena keterpaksaan (Wiyata,2008).
2.3
Ciri-ciri Penulisan Artikel Ilmiah Yang Baik[3]
1. Reproduktif,
maksud yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
Maka dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang bermakna denotatif agar
terdapat satu pemahaman dengan pembaca.
2. Menggunakan
bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
3. Menggunakan
Istilah Keilmuan. Artinya, penulis harus menggunakan bahasa keilmuwan dalam
bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap lmu tertentu yang
dikuasai.
4. Rasional. Artinya, penulis harus menonjolkan
keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar dan kecermatan
penulisan.
5. Bersifat
straightforward atau langsung kesasaran.
6. Menggunakan
kalimat yang efektif.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6)
ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
- Dari segi isi, karya ilmiah
menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang
sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
- Pengetahuan yang disajikan
tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada
teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
- Sebuah karya ilmiah mengandung
kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
- Bahasa yang digunakan adalah
bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang
bersifat denotatif.
- Sistematika penulisan mengikuti
cara tertentu
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim
(2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
- Bahan berupa fakta yang
objektif
- Penyajian menggunakan bahasa
yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara
sistematis; tidak memuat hipotesis.
- Sikap penulis tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
- Penyimpulan dilakukan dengan
memberikan fakta.
Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer
yaitu:
- Apabila pembaca artikel jurnal
adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca
karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional
dalam bidang lain.
- Apabila penulis artikel jurnal
selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta
kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan
nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
- Apabila artikel jurnal ditulis
dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-emosional) demi objektifitas,
maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot,
personal, serta menghibur.
- Apabila artikel jurnal ditulis
dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan
istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan
kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
- Apabila artikel jurnal
menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar
materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya
tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
- Apabila artikel jurnal lebih
dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer
seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
2.4
Langkah-langkah dalam menulis artikel ilmiah[4]
1. Menguji gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan
kegiatan menulis adalah menentukan atau memasatikan topik atau gagasan apa yang
hendak di bahas. Jika, sudah di tentukan gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah
pengujian.
· Pola
penggarapan artikel:
Ketika hendak menulis artikel, kita
tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soesono (1982:16-17)
memaparkan setidaknya lima pola yang bisa di gunakan untuk menyajikan artikel
tersebut. Pola pemecahannya antara lain:
· Pola
pemecahan topik:
Pola ini untuk memcah topik yang
masih berada dalam lngkup pembicaraan yang menjadi subtopik / bagian yang lebih
sempit ligkupnya kemudian di analisa.Pola
dan pemecahannya : pola ini lebih da hulu mengemukakan masalah yang masih
berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi dengan jelas. Kemudian
menganalisa pemecahan masalah yang di kemukakan.
· Pola
kronologi:
Pola ini menggambarkan topik yang
menurut urut-urut dan peristiwa yang terjadi.
· Pole
pendapat:
Pola ini bisa di pakai jika penulis
yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang di
kerjakan.
· Pola
perbandingan:
Pola ini dua aspek atau lebih dari
suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola pembandingan
paling sering di gunkan untuk menyusun tulisan.
2. Menulis bagian pendahuluan
Untuk bagian pendahuluan, ada tujuh
macam bentuk pendahuluan yang bisa digunakan (Soesono 1982 : 42). Dengan dari
tujuh bentuk pendahuluan dapat menjadi alternatif untuk mengawali penulisan
artikel.
· Ringkasan
Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis besar
Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis besar
· Pernyataan
yang menonjol
Pertanyaan yang berisi tentang
ketertarikan atau kekaguman agar bertujuan untuk membuat pembaca merasa
tertarik
· Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin tahu / ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin tahu / ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
· Anekdot
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi seolah-olah menjadi fiksi.
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi seolah-olah menjadi fiksi.
· Pertanyaan
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang bagus / baik.
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang bagus / baik.
· Kutipan
orang lain
Pendahuluan berupa kutipan
seseorang dapat langsung menyentuh rasa si pembaca, sekaligus membawanya ke
pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel itu.
· Amanat
langsung
Pendahuluan berbentuk amanat
langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih akrab karena seolah-olah tertuju
kepada perorang-orangan.
3. Menulis bagian pembahasan atau tubuh utama
Untuk ini di sarankan bagiannya di
pecah menjadi beberapa bagian masing-masing di batasi dengan subjudul-subjudul.
Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejeak. Subjudul itu juga
bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soesono 1982: 46).
Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak di tulis secara kaku.
4. Menutup artikel
Dalam sebuah artikel bagian yang
menentukan adalah penutup. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan
secara keseluruhan, bisa saja berupa saran, imbalan, ajakan dan sebagainya
(Tartono 2005:88).
5. Pemeriksaan isi artikel
Ketika selesai menulis artikel, hal
selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Untuk memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan kita baik, kita harus rajin
memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan mengoreksikan artikel, beberapa
pertanyaan dapat membantu kita dalam menjawab. Untuk pembukaan, misalnya apakah
kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang
kita tuangkan? Jika tulisan kita cenderung serius, adakah kata-kata yang tidak
sepantasnya dikatakan?
Untuk isi / tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung pembu-
Untuk isi / tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung pembu-
kaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan
dengan ide pokok ? dan lain lain. Untuk kesimpulan, apakah mencangkup semua ide
tulisan ? bagaimana sikap / tindakan kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan
yang di buat ? Jika kita memberikan respon “tidak” untuk tiap pertanyaan,
berarti kita perlu mengecek / merevisi ulang artikel dengan mengganti dan
menulis bagian yang salah.
2.5 Langkah-langkah dalam menulis artikel populer
Menulis
populer sebenarnya mudah. Menulis populer nampak sulit karena
kita sering terjebak cara berpikir dan kebiasaan yang keliru. Kita sering keliru menganggap bahwa tulisan yang bagus adalah tulisan yang bisa menunjukkan kepintaran penulisnya. Biar kelihatan pintar, kita memasukkan banyak istilah teknis, istilah asing atau kosakata sulit yang ironisnya sering kita sendiri tidak memahaminya. Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum.
kita sering terjebak cara berpikir dan kebiasaan yang keliru. Kita sering keliru menganggap bahwa tulisan yang bagus adalah tulisan yang bisa menunjukkan kepintaran penulisnya. Biar kelihatan pintar, kita memasukkan banyak istilah teknis, istilah asing atau kosakata sulit yang ironisnya sering kita sendiri tidak memahaminya. Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum.
Mengingat
kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan kosakata
populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun
di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah
(Keraf 2004).
Berikut daftar beberapa contoh kata
ilmiah dan populer.
Kata Ilmiah
|
Kata Populer
|
Analogi
|
Kiasan
|
Anarki
|
Kekacauan
|
Bibliografi
|
Daftar pustaka
|
Biodata
|
Biografi singkat
|
Kata Ilmiah
|
Kata Populer
|
Definisi
|
Balasan
|
Diskriminasi
|
Perbedaan perlakuan
|
Eeksentrik
|
Aneh
|
Final
|
Akhir
|
Formasi
|
Susunan
|
Terdapat beberapa tips atau cara
untuk menulis tulisan populer, antara lain adalah (Jamaludin, 2006) :
1.
Menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’. Karena
itu, berempatilah terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka dalam memahami
tulisan kita, jangan mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
2.
Hindari istilah teknis dan jargon.
- Istilah teknis adalah istilah yang
hanya dikenal dalam disiplin ilmu tertentu. Contoh:
“Tiga Primata Endemik Indonesia Lahir di
TSI Cisarua Bogor”
- Jargon adalah istilah yang hanya
berlaku di lingkungan tertentu (instansi pemerintah, militer, atau LSM tertentu ).
Contoh: Jakarta
Memasuki Status Kejadian Luar Biasa Deman Berdarah”.
3.
Hindari Akronim, Kata Asing, atau Serapan.
- Akronim banyak diciptakan
instansi pemerintah, militer, dan polisi. Contoh:
“Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen AHU diperiksa” “Jumlah Kasus
Curat dan Curas Tahun Ini Meningkat”
- Kata asing/serapan.
Contoh:
Inflasi àharga-harga melambung. Rekstrukturisasi buruh besar-besaran, penjualan
saham perusahaan negara kepada swasta. Infrastruktur jembatan, jalan raya.
4.
Pakailah Kalimat Sederhana
Dengan pola S-P-O. mengetahui dimana subyek, predikat dan
obyek dalam kalimat itu. Jika tidak, sederhanakan kalimat. Pecah kalimat
panjang menjadi dua atau mungkin tiga.
- Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan
beranak-cucu. Makin panjang kalimat, makin mudah pembaca tersesat. Satu kalimat maksimal
13 kata.
- Pecahkan
tulisan dalam paragraf singkat. Maksimal lima baris dalam format Word.
5.
Sajikan Secara Konkret dan Spesifik
- Jangan memakai pernyataan umum yang
tidak jelas artinya.
Contoh pernyataan pejabat polisi: “Kasus ini sedang kami kembangkan”.
Apakah yang dimaksud adalah “tersangka sudah ditahan”, “saksi sudah diperiksa“
atau “bukti sedang dicari dan diuji di laboratorium forensik”?
- Salah satu cara menyajikan tulisan
spesifik adalah dengan meniadakan kata sifat.
Tinggi. Seberapa tinggi: dua meter, setinggi menara Monas? Kaya Seberapa
kaya: punya sedan Jaguar lima biji. Luas. Seberapa luas: 10 meter persegi,
seukuran lapangan sepakbola?
6.
Hanya Detil yang Relevan
- Menulis populer = menulis jelas =
(kadang) rinci atau mendetil. Tapi, terlalu banyak detil bisa mengganggu
pemahaman atau kelancaran membaca.
Contoh:
"Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah produktif 142.971 hektare,
menyusut sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total arealnya
144.277 hektare. Tahun 2000 areal sawah Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan:
“Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah sekitar 10.000 hektare.”
7.
Permudah dengan Analogi
Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa disederhanakan
dalam analogi yang mudah dicerna pembaca.
Contoh:
Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali lapangan sepakbola. Kabupaten
seluas 17.800 km2 = sekitar separo Provinsi Jawa Tengah”.
2.6 Jenis-jenis artikel
Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel
ilmiah umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua :
1.
Artikel Hasil Penelitian. Artikel hasil
penelitian adalah artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil pemikiran
atas suatu obyek kajian yang berupa temuan penelitian. Artikel penelitian
bukan merupakan bentuk ringkasan pengkreditan dari laporan penelitian,
tetapimerupakan hasil kerja penulisan baru yang dipersiapkan dan dilakukan
sedemikian rupa, sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua aspek
penelitian.
ü
Artikel Hasil Penelitian
ada 2 macam:
·
Hasil penelitian
kuantitatif
1.
Judul. Judul artikel
penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Perubahan (variable) penelitian dan hubungn
antar perubah serta informasi lain yang dianggap penting harus terlibat dalam
judul artikel, namun harus dijaga agar judul artikel tidak terlalu panjang.
2.
Nama Penulis. Pedoman
penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk artikel konseptual juga berlaku
pada artikel hasil penelitian
3.
Abstrak dan kata kunci. Abstrak
hasil penelitian secara ringkas memuat uraian tentang masalah dan tujuan
penelitian. Topik yang dibahas diutamakan pada hasil penelitian. Abstrak
sebaiknya disertai dengan tiga sampai lima kata kunci yaitu istilah yang
menggambarkan masalah.
4.
Pendahuluan. Bagian
pendahulan terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan
rencana penulis dalam kaitannya dengan upaya pemecahan masalah, tujuan,
penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif dan tidak perlu
pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
5.
Kajian Pustaka
6.
Metode Penelitian. Metode
penelitian menguraikan bagimana penelitian dilakukan, dengan materi pokok
rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
7.
Hasil Penelitian. Bagian
hasil penelitian memuat hasil akhir analisis data, artinya hasil pengujian
hipotesis dan penggunaan teknik statistic tidak termasuk dalam bagian ini.
Penyajian hasil penelitian umumnya dibantu dengan table dan grafik.
8.
Pembahasan. Bagian
pembahasan merupakan bagian terpenting dari artikel hasil penelitian. Penulis
dalam bagian pembahasan akan menjawab pertayaan-pertanyaan yang telah
dikemukakan dalam tujuan penelitian dan menguji jawaban di dalam hipotesis.
9.
Kesimpulan dan Saran. Bagian
kesimpulan menyajikan ringkasan dari pembahasan hasil penelitian, namun tetap
menyelaraskan dengan tujuan dan hipotesis penelitian.
10. Daftar Pustaka. Bagian pustaka yang dimasukkan ke dalam
daftar pustaka hanya sumber pustaka yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh
artikel hasil penelitian.
ü
Hasil Penelitian Kualitatif
Sistematika artikel hasil penelitian kualitatif.
1.
Judul artikel hasil
penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Menusli judul artikel tidak boleh terlalu
panjang.
2.
Nama Penulis, Pedoman
penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk artikel konseptual juga berlaku
untuk artikel hasil penelitian.
3.
Abstark dan Kata kunci,
Abstark hasil penelitian secara ringkas memuat uraian tentang masalah dan
tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan hasil penelitian.
Absratk sebaiknya deisertai dengan tiga sampai lima kata kunci yaitu istilah
yang menggambarkan masalah yang diteliti.
4.
Pendahuluan, Bagian
pendahluan terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan
rencana penulis dalam kaitannya denga upaya pemecahan masalah, tujuan,
penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang brkaitandengan masalah yang
diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif dan tidak perlu
pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
5.
Idem
II. Artikel Konseptual
Artikel konseptual adalah artikel yang ditulis
berdasarkan hasil pemikiran atas suatu obyek kajian berupa gagasan atau telaah
dan analisis kritis. Bahan yang ditulis untuk artikel hasil penelitian lebih
ditekankan pada isi (temuan penelitian, pembahasan
temuan, dan kesimpulan yang disajikan secara singkat dan tepat). Kajian
pustakan ditempatkan pada bagian pendahuluan yang berfungsi sebagai paparan
latar belakang masalah dan diakhir dengan rumusan tujuan penelitian.
Penulis dalam menulis artikel konseptual terlebih
dahulu mengkaji sumber pustaka yang relevan dengan ermasalahan, baik yang
sejalan atau yang bertentangan dengan pemikiran penulis. Pemikiran penulis atau
pendapat penulis tentang hasil yang dibahas dalam artikel konseptual merupakan
bagian yang paling penting.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Artikel
ilmiah berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya disertakan bukti dan
argumentasi yang mendukung, kemudian diakhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel disajikan dengan bahasa yang relative sederhana, sehingga dapat
dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. Pembuatan artikel ilmiah harus
memperhatikan langkah-langkah pembuatan artikel ilmiah yang benar. Tidak hanya
sekedar menyampaikan pendapat tetapi harus mencapai aturan-aturannya.
·
Jenis-jenis artikel
berdasarkan cara penulisannya ada 2 yaitu:
1.
Artikel ilmiah.
2.
Artikel popular.
·
Sedangkan jenis-jenis
artikel berdasarkan sistematika penulisan dan isinya terbagi atas 2 yaitu:
1.
Artikel Hasil Penelitian.
2.
Artikel Konseptual.
·
Adapun 4 dimensi dari
artikel ilmiah itu sendiri terbagi atas :
1.
Dimensi hasil pemikiran atas suatu
obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian atau gagasan analitis kritis.
2.
Dimensi bahsa tulis sebagai alat
mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk satuan-satuan makna dan
penanda hubungan satuan – satuan makna secara eksplisit.
3.
Dimensi sistematika yang dijadikan
unsure pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk karya tulis
lain.
4.
Dimensi kaidah penulisan yang hars
ditaati, baik yang bersifat universal (umum).
3.2
Saran
Adapun kiranya agar makalah ini dapat dijadikan suatu
referensi bagi pembaca terutama mahasiswa pertanian sendiri. agar lebih
memahami apa itu sebenarnya Artikel Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku
Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jamaludin, Jajang. 2006. Menulis
Populer. http://www.smeru.or.id/report/training/
menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk_organisasi_advokasi/file/83.
Diakses tanggal 09 November 2010 pukul 14.20 WIB.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan
Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet. 1982. Teknik
Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.
Wiyata, A. Latief. 2008. Pelatihan
Penulisan Artikel Ilmiah-Pendahuluan, Pendekatan, dan Metodologi.http://www.unissula.ac.id/perpus/images/stories/Jurnal/latief%20wiyata%20(pendahuluan).
Diakses tanggal 09 November 2010 pukul 14.10 WIB.
1 comment:
izin copy
Post a Comment