Friday, 31 October 2014

Karya Sastra_Andai Aku Jadi Syams Tabriz

Andai Aku Jadi Syams Tabriz

"Rummi? Mengapa wajah kau pucat...?"
Sorot Cahaya di bawah lampu Pijar itu meredup.
Angin mulai menyelimuti Kota Biru Ini...
Meski tak seindah bayrut, aku masih sangat menyayangi Hawa pagi Bumi ini...
Adzan subuh berkumandang dari ujung kubah mesjid itu, tak kalah dengan pengeras suara di negeriku (Baca: indonesia).. hanya saja, lengkingan suara adzan di sini lebih menyapa bathinku dari tidur yang mematikan... Suasana diniigin di atas rata rata munkin menjadi salah satu alasan mayarakat sekitar saya enggan melangkah mendekati kubah kebesaran itu,
... tak ada lampu yang tersorot terang di sini.. semua tergantung bak tarian api yang meng-abadi. di bawah pelepah kurma.. satu, dua, atau bahkan tidak ada saat jalan yang saya susuri jauh dari pemukiman.
Dengan memandang kubah hijau itu..aku tersapa siluet fajar yang hampir menua... sambil aku mengatup rapat gigi dalam bathinku. bahwa pagi ini, aku berada di lidah negeri biru. Turky..
Masihh dengan suara di benakku.
"Rummi..sebentar lagi aku akan menyapamu.. " berdiri tegak di tengah tengah pemburu Api itu. merasakan kehadiran Syams di balik tarian.
Gemuruh itu mulai meramai.. Ney melantunkan keindahan...Para pengembara Api mulai berputar... berbentuk lingkar menyatu dengan Alif.
Aliran syahdu, khidmat..mematahkan keegoisan. tangis menderu menyatu bersama kepakan burung... bagaimna ini terjadi?? Pagi yang membawa malam.. malam yang akan segera hilang,,, Melingkar..berputar...
Huuu..Huuu...
Allahu...........
Semua tak bisa bersuara..tenggelam dalam irama tanpa nada... lagu tanpa suara...semua meliarkan rasa.. tak ada keinginan.. tak ada hasrat..semua patah... memapong Alif dengan anggukan Hati...
"Syams...engkaukah itu?"
di tengah putaran pengembara Api.
sinar itu menyelinap.. membawa Hangat Api dalam keagungan...
tangis yang semakin mengeras..mendiamkan beribu patoka paruh merpati... wajah indah terbanjiri tangis.
Cepat...semakin cepat.... langkah yang tak tertapat...dan akhirnya..Hilang???
Asykuu Batssii wa huznii Ila allah.....
***
wajah itu menghilang... sedih tak akan berubah tawa... kebingungan tak akan berubah ceria,,,tanya tak akan membawa jawab...
"Syams hanya hadir sejenak!!!..."
aku runtuh... akal tak terasa... terdampar di samudera kesedihan..
"Syams...syams...ke mana?? kau....Huuu.....Hu Allah...Syams... akulah dirimu..."
Malam pekat yang mengisahkan kecintaan... malam pekat yang mengisahkan Kerinduan..
Ney berhenti melengking....
Dervish Berhenti berputar,,,,
bumi tak lagi Bulat...
Api kini Dingin....
Angin kini Diam.....
Tasbih kini bertaburan....
Rummi menangis.... basah wajah alam dengan kesedihan....
sekarang, turky tak sedingin pagi dalam hembusan angin...
semua kini mencair... membawaku pada sudut kubah tak berujung... membantai keegoan lewat nafas kebingungan...
Bulan...bulan.... bersinar tanpa senyuman..
Bintang...bintang... berkelip tanpa Arakan....
Andai aku menjadi Syams...
Aku Tunjuk satu bintang, Untuk menemani Rummi dalam keheningan......
menghitung Bintang...dalam penyatuan...


Oleh: Dewi Nurhayati

No comments: