Ingin Ku Mengerti Duniamu
Duniamu penuh aturan yang tak kumengerti
Mengapa tidak semua hal boleh kulakukan
Dalam duniaku aku tidak mengenal ‘tidak’
Karena aku hanya ingin tertawa dan menangis
Tanpa harus diatur kapan harus tertawa atau menangis
Duniamu penuh ragam yang tak kupahami
Mengapa semua hal bisa berubah
Dalam duniaku aku tidak ingin berubah
Karena aku hanya ingin semua tetap sama
Tanpa harus belajar lagi karena ada yang berubah
Duniamu penuh urutan yang tak kusukai
Mengapa bukan aku yang mengurutkan
Dalam duniaku akulah sang penentu
Karena aku hanya ingin menguasai hidupku
Tanpa harus mengikuti urutan yang mengancamku
Duniamu penuh kesibukan yang membingungkan
Mengapa bukan aku saja pusatnya
Dalam duniaku semua serba pasti
Karena aku hanya bisa berpikir sekali
Tanpa harus mengatakan apa yang kupikir
Duniamu penuh perluasan makna yang memusingkan
Mengapa bukan aku yang mengartikan
Dalam duniaku bahasaku yang utama
Karena aku hanya ingin dimengerti
Tanpa harus mengikuti kemauan yang sulit kumaknai
Duniamu penuh basa-basi, pura-pura dan sejenisnya
Mengapa bukan yang biasa saja
Dalam duniaku tidak perlu sosial atau emosional
Karena aku hanya mau yang sederhana
Tanpa harus terikat kesantunan yang sekedarnya
Menyibak tabir duniamu tidaklah mudah
Duniaku nampak lebih menarik daripada duniamu
Duniamu sering membuatku merasa tak nyaman
Oleh aturan, ragam, urutan, kesibukan, makna, ketidakjelasan
Salahkah jika aku bertahan dalam duniaku?
Pemaknaan bebas dari sorot mata kecil yang sarat kebingungan
Maafkan mama sayangku…
No comments:
Post a Comment